Health & Diet
Makan Sehat Itu Dimulai Dari Rumah

11 Dec 2018

Foto : Shutterstock
 
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa melalui makanan, kita berpotensi menularkan lebih dari 200 penyakit. Penyakit yang ditularkan melalui makanan disebut sebagai penyakit bawaan pangan (food borne diseases), merupakan penyakit yang menular atau keracunan yang disebabkan oleh mikroba atau agen yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi.
 
Untuk itu, keamanan pangan harus diperhatikan. Dalam hal ini, keluarga menjadi lini terdepan yang menjamin keamanan pangan yang dikonsumsi. Pangan yang aman tidak hanya mencegah keluarga dari segala penyakit, tapi juga bisa menjamin generasi yang berkualitas.
 
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan, sepanjang tahun 2017, ada 53 kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan. Orang yang terpapar sebanyak 5.293, yang mengalami sakit sebanyak 2.041, dan 3 orang meninggal dunia.  
 
Tetty H. Sihombing, Plt Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, mengatakan bahwa keracunan makanan akan disebut kejadian luar biasa apabila korban lebih dari satu orang dengan gejala yang sama.
 
Dilihat dari jenis pangan, masakan rumah tangga adalah penyebab terbanyak penyebab KLB keracunan pangan, yaitu sebanyak 20 kejadian, disusul pangan jajanan atau siap saji sebanyak 6 kejadian, diikuti pangan olahan dan pangan jasa boga masing-masing sebanyak 7 kejadian.
 
“Biasanya, hal ini terjadi karena cara pengolahan dan penyajian yang tidak baik. Misalnya, makanan yang sudah siap sejak pukul 5 pagi baru akan dikonsumsi pada siang hari. Selama berjam-jam, makanan tersebut akan sangat mungkin dihinggapi mikroba yang memang ada di sekitar kita,” kata Tetty.
 
Tetty menambahkan, makanan mungkin akan menjadi sumber penyakit bila selama pengolahan tidak menjaga kebersihan, baik alat yang digunakan maupun tangan yang mengolah. Suhu ruangan juga bisa menimbulkan kerusakan pada makanan. Makanan yang seharusnya disimpan di tempat yang bersuhu udara dingin, tidak boleh sembarangan diletakkan.
 
Tingginya persentase masakan rumah tangga sebagai jenis pangan penyebab KLB keracunan pangan, menjadi indikasi bahwa masyarakat masih belum memahami dan menerapkan praktik-praktik keamanan pangan.
 
Berdasarkan tempat atau lokasi KLB keracunan pangan, tempat tinggal adalah yang tertinggi, sebanyak 25 kejadian, yang biasanya terjadi pada saat pesta keluarga atau perayaan agama, seperti acara pernikahan, khitanan, akikah, tahlilan, dan lain-lain. Disusul lembaga pendidikan sebanyak 15 kejadian. KLB keracunan pangan di lembaga pendidikan paling banyak terjadi di SD sederajat dan SMP sederajat.
 
Tetty mengungkapkan, masalah utama keamanan pangan adalah cemaran mikroba karena rendahnya kondisi kebersihan dan sanitasi sehingga intervensi tetap diperlukan. Ibu rumah tangga, juga anggota keluarga yang lain, harus paham betul soal keracunan akibat cemaran kuman, atau kasus keamanan pangan yang lain, yaitu terkait penggunaan formalin, boraks, dan pewarna tekstil.
 
Penyediaan pangan yang aman dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan. Pisahkan pangan mentah dari makanan yang sudah siap saji, karena pangan mentah biasanya membawa bakteri penyebab penyakit yang mungkin berpindah selama penyiapan pangan.
 
Jaga pula kebersihan alat. Pisau yang digunakan untuk memotong daging misalnya, bersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk memotong sayuran atau buah. Masak makanan dengan cara yang tepat, semuanya harus terpapar panas sehingga dapat membunuh hampir semua mikroba.
 
Sementara itu, Prof. Dr. Nuri Andarwulan, dosen Institut Pertanian Bogor dan Direktur Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology, menyarankan, buah-buahan seperti apel dan pir, selain dicuci, juga dikupas terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, agar lebih aman. (f)

Baca Juga:


Masyarakat Indonesia Kurang Peduli Gaya Hidup Sehat?
Jangan Asal Pilih, Ketahui 5 Ciri Makanan Sehat
Asupan Yang Tepat Untuk Meningkatkan Performa
 


Topic

#diet, #nutrisi