Health & Diet
Lalai Periksa Dini, Kanker Payudara Tak Terobati

22 Sep 2017


Foto: Pixabay

Kanker payudara masih menjadi pembunuh nomor satu untuk penyakit kanker, menggeser kanker serviks yang kini berhasil ditekan jumlahnya berkat adanya vaksin serviks. Ini adalah data hasil survei Lovepink Indonesia terhadap penderita kanker di RS Dharmais Jakarta, September 2017.

Penyebab kanker payudara hanya 5-10% karena faktor genetik, sisanya karena gaya hidup dan stres tinggi. “Sekarang risiko terkena kanker serviks 1:8, nanti diprediksi akan meningkat menjadi 1:3. Usia terkena pun semakin muda. Jika dulu yang terkena umumnya wanita berusia 40-50 tahun, kini bergeser menjadi lebih muda. Dan penting diketahui bahwa lelaki juga bisa terkena kanker payudara!” kata Shanti Persada, pendiri Yayasan Lovepink Indonesia.

Prediksi ini sejalan dengan riset WHO yang menyebutkan akan ada peningkatan 7 kali untuk kasus kanker di dunia pada tahun 2030 nanti.  “Penyebab kanker payudara menjadi pembunuh utama akibat 80% penderita datang sudah dalam kondisi stadium lanjut. Sementara, di luar negeri hanya sebesar 20% saja yang sudah mencapai tahap lanjut berkonsultasi ke dokter,” papar Shanti.

Fakta ini sekaligus menjadi pertanda bahwa deteksi dini kanker payudara di Indonesia tidak berjalan.

Hampir 80 persen respoden menyadari adanya gejala fisik kanker namun sangat disayangkan tidak melakukan pemeriksaan dini Sadari Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulan dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) tiap tahun secara rutin atau segera berkonsultasi pada dokter begitu mencurigai adanya gejala.

“Gejala fisik adanya kanker payudara di antaranya berupa gatal, kulit di sekitar payudara memerah, keluar cairan, kulit mengelupas, dan terdapat benjolan namun tidak terasa nyeri,” jelas dr. Ralph Girson Gunarsa, SpPD-KHOM.

Salah satu penyebab penderita terlambat datang ke dokter akibat mahalnya biaya USG dalam pemeriksaan Sadanis.

“Mengingat pengobatan kanker ditanggung oleh BPJS, seharusnya pemeriksaan USG digratiskan bagi wanita dengan risiko tinggi terkena kanker payudara,” saran Shanti. Menurut Shanti, dengan biaya USG sebesar Rp800 ribu sebetulnya adalah penghematan bila dibandingkan dengan biaya pengobatan kanker yang bisa mencapai hingga Rp1 miliar per orang. (f)

Baca juga:
Indonesia Goes Pink Di Bali untuk Mendorong Deteksi Dini Kanker Payudara
Informasi Lengkap Tentang Pencegahan Kanker Serviks Ada di Situs Ini
Pentingnya Cek Potensi Kanker Meski Anda Tergolong Sehat


Topic

#kesehatan, #kankerpayudara, #deteksidini