Health & Diet
Kuasai Emosi-Emosi Negatif Untuk Menyembuhkan Diri Setiap Hari

17 Nov 2017


Foto: 123RF


Dalam 10 tahun terakhir, pencarian terhadap kata kunci “mindfulness” naik lima kali lipat di mesin pencarian Google. Kian diminatinya retreat spiritual, yoga, dan kelas-kelas meditasi seakan menggambarkan betapa hiruk pikuk dunia memunculkan kerinduan untuk menjadi pribadi yang mindful, yang memegang kendali penuh terhadap tubuh dan pikirannya. Simak cara praktis menerapkan mindfulness dalam keseharian agar manfaatnya dalam kehidupan pribadi dan profesional bisa terasa.
 
Menjadi sadar dan hadir

Banyak orang bangun tidur dengan sederet to-do list di kepala. Hari baru yang seharusnya dirayakan dengan semangat positif berubah menjadi keengganan dan pesimisme. Tuntutan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dalam satu waktu alias multitasking membuat konsentrasi mudah buyar, bahkan dan menjadi 'teror’ mental.

“Multitasking itu mitos. Tidak ada yang benar-benar multitasking. Sebab, otak bekerja dalam satu waktu untuk satu hal. Apabila pikiran mereka harus loncat ke sana kemari dalam waktu cepat, otomatis mereka akan kehilangan kedalaman dalam berpikir dan bertindak,” jelas Gobind Vashdev, praktisi self healing.

Apa yang dikatakan penulis buku Happiness Inside dan 99 Wisdoms ini bahkan telah terbukti secara ilmiah. Pakar neuroscience dari Massachusetts Institute of Technology, Earl Miller, mengungkap bahwa, otak kita tidak didesain untuk melakukan banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan secara baik. Ketika seseorang mengira sedang melakukan multitasking, sebenarnya mereka sedang berpindah dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat. Pasalnya, setiap kali melakukan hal ini ada harga mahal yang yang harus dibayar.

Bukan hanya fokus yang sering buyar, lama kelamaan ini akan menyebabkan kelelahan dan gangguan psikis (burnout).  Melakukan banyak hal berbeda dalam waktu bersamaan juga secara signifikan bisa membuat orang mengalami penurunan fungsi kognitif otak. Bahkan, studi oleh University of London menemukan adanya penurunan IQ hingga 10 poin! Artinya kualitas dari apa yang kita kerjakan pun bisa menurun.

“Pikiran yang meloncat-loncat ini ibarat kolam berlumpur yang airnya bergejolak. Sulit bagi kita untuk bisa melihat apapun dalam kolam seperti ini. Lumpur tersebut harus diendapkan terlebih dulu,” lanjut Gobind.

Namun menurut Gobind, distraksi tidak melulu diciptakan oleh keberadaan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Distraksi terjadi saat manusia menolak terhubung dengan rasa sakit yang ada dalam dirinya. Bahkan, secara tidak sadar, kebiasaan untuk mengabaikan rasa sakit ini telah tertanam sejak kecil oleh orang tua. Ketika anak jatuh, agar anak teralihkan dari rasa sakit, orang tua cepat-cepat memberikan permen atau mainan. Saat perasaan luka dan tidak nyaman terus menerus diabaikan, tanpa disadari luka itu tak pernah pernah sembuh, menumpuk, dan menimbulkan gangguan psikis bahkan fisik.

Mindfulness itu adalah bagaimana kita menyadari dan merasakan setiap rasa yang ada pada saat rasa itu muncul. Apapun perasaan itu, baik sedih, sakit, atau senang. Beranikah kita menghadapi rasa tidak nyaman yang muncul?” tanya Gobind. Sebab, dalam kehidupan kita tidak mungkin memisahkan senang dan susah. Masalah muncul ketika kita mulai memisahkan, mau hanya baiknya saja, tapi buruk-buruknya tidak mau.

Ada latihan sederhana yang bisa kita lakukan sebagai terapi penyembuhan diri. Kita dapat melakukannya sambil melakukan latihan napas. Caranya: Tarik napas dalam sambil merasakan perasaan emosi negatif yang muncul. Ketika membuang napas, ikuti dengan kesadaran bahwa kita menerima emosi-emosi negative tersebut.

“Peluk rasa-rasa yang tidak nyaman itu sebagai bagian dari diri kita. Katakan kepada diri kita, bahwa kita sedang merawat kesedihan, kemarahan, atau rasa kecewa ini. Heningkan diri hingga semua rasa ini mereda, bening, dan menjadi netral,” ungkap Gobind. Latihan penerimaan ini mengajak kita untuk bertindak saat emosi dan hati kita telah menjadi netral, tidak dikuasai dendam atau kebencian.(f)


Baca juga:
Amarah Anda Sering Meledak? Cek 5 Cara Mudah Meredam Emosi Ini
5 Langkah Mudah Mengendalikan Emosi dalam Situasi Konflik
Sering Merasa Emosi? Cegah Dengan Tidur

 


Topic

#menyembuhkandirisendiri