Health & Diet
Hindari Alergi Jangan Asal Pantang Makanan

25 Dec 2017


Foto: Pixabay

Cara terbaik menangani alergi tentu saja dengan menghindari alergen. Namun, langsung berhenti mengonsumsi berbagai makanan yang dianggap sebagai ’tertuduh’ yang membuat kulit merah, gatal, dan bentol, menurut Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), Konsultan Alergi Imunologi Anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, tidak tepat juga.

“Seharusnya penderita alergi memastikan dulu akar penyebabnya  melalui tes alergi, barulah berhenti mengonsumsi makanan yang menjadi alergen tersebut. Jika asal pantang makanan tanpa ada pemeriksaan pasti, justru akan mengurangi konsumsi gizi sehari-hari. Dikhawatirkan,  karena kurang asupan gizi dari makanan tertentu, justru akan menimbulkan masalah kesehatan lainnya,” jelas dr. Zaki.

Asal memantang makanan pada penderita alergi, khususnya anak-anak, justru akan memengaruhi tumbuh kembang mereka. Di satu sisi, penting juga untuk memastikan akurasi diagnosis terhadap alergi makanan, agar pakar alergi dapat merekomendasikan secara pasti  jenis makanan  yang harus dihindari.

Agar konsumsi gizi tak berkurang akibat menghindari makanan penyebab alergen, penting untuk mencari makanan pengganti yang punya nilai gizi yang sama. Misalnya, untuk alergi susu bisa diganti dengan susu kacang kedelai, alergi kacang bisa diganti dengan biji labu, atau alergi gandum bisa diganti dengan tepung tapioka atau tepung beras.

Selain   menghindari makanan atau zat alergen, penanganan alergi yang baik sangat berdasarkan pada riwayat kesehatan, hasil tes alergi,  dan seberapa parah gejala masing-masing penderitanya. Maka, selain menghindari alergen, pengobatan bisa diberikan dengan melakukan imunoterapi atau mengonsumsi obat-obatan seperti antihistamin, decongestan, nasal corticosteroids, hingga epinephrine. Obat-obat ini penting untuk mencegah masalah lain, seperti infeksi sinus atau telinga.

 Asthma and Allergy Foundation of America menyarankan, jangan mengambil risiko dengan tidak mengonsumsi obat alergi. Karena sebenarnya sudah ada banyak resep yang aman dan obat bebas untuk menghilangkan alergi.

Imunoterapi biasanya dilakukan jika penderita tidak bisa menghindari alergen. Ini merupakan terapi imunitas yang dilakukan dengan cara memberikan faktor pencetus alergi dalam dosis yang sudah diatur, biasanya zat disuntikkan atau diletakkan di bawah lidah. Dengan melakukan ini, tubuh penderita alergi akan dilatih untuk terbiasa dengan alergen. Lama-kelamaan tubuh akan beradaptasi dan risiko gejala alerginya bisa ditekan.

Terapi ini bisa digunakan untuk penderita yang mengalami gejala alergi hebat terhadap debu. Padahal, debu sulit dihindari. Imunoterapi mungkin tidak menghilangkan reaksi alergi seratus persen, tapi dapat menekan gejala, sehingga tidak terlalu berat dan mengancam nyawa.

“Tentu saja, imunoterapi ini harus dilakukan secara medis dengan bantuan doker. Berbahaya jika dilakukan sendiri di rumah,” ujar dr. Zaki, mengingatkan. Jika dilakukan sendiri, selain bisa timbul reaksi alergi yang hebat, dikhawatirkan akan memicu alergi lain.

Ia juga mengingatkan, jika sudah tahu memiliki alergi, selalu siapkan obat alergi dari dokter untuk mengantisipasi, jika muncul tiba-tiba. Jangan lupa, catat dan sebisa mungkin beri tahu keluarga, teman, dan orang terdekat Anda tentang alergi yang Anda miliki, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. ”Bila pernah mengalami reaksi alergi berat, seperti reaksi atau shock anafilaksis, sebaiknya sedia obat auto injeksi dengan latihan menyuntik sendiri, yaitu epi pen,  berisi epinefrin, berbentuk seperti pulpen,” saran dr. Zaki.(f)

Baca juga:
4 Penyebab Alergi Semakin Parah
5 Fakta dan Cara Menangani Alergi Protein Susu Sapi pada Anak
Penderita Alergi Terus Naik


Topic

#reaksialergi