
Penyakit Alzheimer, salah satu jenis demensia, yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku, dianggap hanya dialami oleh orang tua paruh baya. Namun, berdasarkan riset yang dikeluarkan oleh The Alzheimer’s Society pada 2014, terdapat sekitar 42.000 penduduk usia produktif di Inggris terkena Early Onset Dementia (EOD), tanda-tanda demensia.
Menurut Alzheimer’s Disease International Report 2018, melihat jumlah Orang Dengan Demensia (ODD) di Indonesia yang mencapai 1,2 juta orang pada tahun 2016, diperkirakan jumlah ini akan dapat meningkat meningkat sekitar 67% atau mencapai 2 juta ODD pada 2030 dan menjadi 4 juta pada 2050.
Faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat umumnya menjadi penyebab utama. Pikiran negatif seperti galau yang berkepanjangan, berpikir negatif, stres dan depresi yang dibiarkan dalam waktu yang lama juga membuat resiko demensia semakin besar.
Ini mendorong Yayasan Alzheimer’s Indonesia (ALZI) untuk meningkatkan kesadaran anak muda akan risiko demensia yang disebabkan oleh gaya hidup sejak muda melalui kampanye ELPHIE (Elevate, Love, Passion, Humanity, Inclusivity, Engage) Youth. Kepedulian generasi muda akan demensia dan Alzheimer ini diharapkan dapat membangun Indonesia menjadi negara ramah demensia dan ramah lansia. Kampanye ini diluncurkan bersamaan dengan Diskusi Publik: Stop Pikun di Usia Muda, bekerja sama dengan UNIKA Atma Jaya (UAJ).
“Generasi muda berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup ODD, lansia dan diri sendiri. Dengan ajakan yang kami lakukan melalui kampanye ELPHIE Youth, kami harapkan generasi muda tergerak untuk meningkatkan kualitas hidup diri sendiri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental sehingga bisa berperan aktif mengontribusikan berbagai keahliannya untuk menciptakan lingkungan ramah demensia dan ramah lansia di Indonesia,” ujar DY Suharya, Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik dan Founder Alzheimer’s Indonesia.
Selain kampanye ELPHIE Youth, ALZI juga memperkenalkan buku edukasi “Stop Pikun di Usia Muda” serta mengadakan kerja sama dengan platform penggalangan dana BenihBaik.com demi mempermudah penyaluran bantuan untuk ODD.
“Berbagai fakta penelitian menunjukkan faktor hipertensi, diabetes, merokok, kurang tidur, stres, dan kesendirian akan mengakibatkan otak mengerut lebih cepat. Olahraga, nutrisi, dan kebiasaan hidup sehat dapat mencegah kepikunan,” jelas Dr. Yuda Turana, Sp.S, penulis buku Stop Pikun di Usia Muda.
Dalam buku tersebut dijabarkan bahwa banyak cara untuk meminimalisir risiko pikun yang dapat berdampak pada demensia. Ia juga memberikan berbagai tip untuk mencegah kepikunan sejak usia muda.
Sejumlah generasi muda pun turut mendukung gerakan ELPHIE Youth. Salah satunya pasangan Handikin dan Pao selaku inisiator gerakan Everest4ALZI, kegiatan pendakian gunung untuk misi sosial membantu ODD. Tahun lalu, mereka berhasil menaklukkan basecamp Everest dan mengumpulkan Rp198 juta untuk disumbangkan ke ALZI, lembaga yang telah aktif menyelenggarakan kampanye tentang dementia dan alzheimer sejak tahun 2013.
“Kami harap cerita kami dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk mengurangi risiko pikun. Kami yakin anak muda yang keren adalah mereka yang peduli pada orang tua dan mau bergerak melakukan sesuatu untuk kebaikan sesama,” ungkap Handikin dan Pao. (f)
Baca Juga:
Menurut Alzheimer’s Disease International Report 2018, melihat jumlah Orang Dengan Demensia (ODD) di Indonesia yang mencapai 1,2 juta orang pada tahun 2016, diperkirakan jumlah ini akan dapat meningkat meningkat sekitar 67% atau mencapai 2 juta ODD pada 2030 dan menjadi 4 juta pada 2050.
Faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat umumnya menjadi penyebab utama. Pikiran negatif seperti galau yang berkepanjangan, berpikir negatif, stres dan depresi yang dibiarkan dalam waktu yang lama juga membuat resiko demensia semakin besar.
Ini mendorong Yayasan Alzheimer’s Indonesia (ALZI) untuk meningkatkan kesadaran anak muda akan risiko demensia yang disebabkan oleh gaya hidup sejak muda melalui kampanye ELPHIE (Elevate, Love, Passion, Humanity, Inclusivity, Engage) Youth. Kepedulian generasi muda akan demensia dan Alzheimer ini diharapkan dapat membangun Indonesia menjadi negara ramah demensia dan ramah lansia. Kampanye ini diluncurkan bersamaan dengan Diskusi Publik: Stop Pikun di Usia Muda, bekerja sama dengan UNIKA Atma Jaya (UAJ).
“Generasi muda berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup ODD, lansia dan diri sendiri. Dengan ajakan yang kami lakukan melalui kampanye ELPHIE Youth, kami harapkan generasi muda tergerak untuk meningkatkan kualitas hidup diri sendiri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental sehingga bisa berperan aktif mengontribusikan berbagai keahliannya untuk menciptakan lingkungan ramah demensia dan ramah lansia di Indonesia,” ujar DY Suharya, Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik dan Founder Alzheimer’s Indonesia.
Selain kampanye ELPHIE Youth, ALZI juga memperkenalkan buku edukasi “Stop Pikun di Usia Muda” serta mengadakan kerja sama dengan platform penggalangan dana BenihBaik.com demi mempermudah penyaluran bantuan untuk ODD.
“Berbagai fakta penelitian menunjukkan faktor hipertensi, diabetes, merokok, kurang tidur, stres, dan kesendirian akan mengakibatkan otak mengerut lebih cepat. Olahraga, nutrisi, dan kebiasaan hidup sehat dapat mencegah kepikunan,” jelas Dr. Yuda Turana, Sp.S, penulis buku Stop Pikun di Usia Muda.
Dalam buku tersebut dijabarkan bahwa banyak cara untuk meminimalisir risiko pikun yang dapat berdampak pada demensia. Ia juga memberikan berbagai tip untuk mencegah kepikunan sejak usia muda.
Sejumlah generasi muda pun turut mendukung gerakan ELPHIE Youth. Salah satunya pasangan Handikin dan Pao selaku inisiator gerakan Everest4ALZI, kegiatan pendakian gunung untuk misi sosial membantu ODD. Tahun lalu, mereka berhasil menaklukkan basecamp Everest dan mengumpulkan Rp198 juta untuk disumbangkan ke ALZI, lembaga yang telah aktif menyelenggarakan kampanye tentang dementia dan alzheimer sejak tahun 2013.
“Kami harap cerita kami dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk mengurangi risiko pikun. Kami yakin anak muda yang keren adalah mereka yang peduli pada orang tua dan mau bergerak melakukan sesuatu untuk kebaikan sesama,” ungkap Handikin dan Pao. (f)
Baca Juga:
Herbal dan Makanan Peningkat Imunitas Dari Berbagai Negara
Tes DNA untuk Penelusuran Medis Hingga Diet Terbaik
6 Jamu Favorit Orang Indonesia
Topic
#kesehatan, #alzheimer, #demensia