Dok: JakartaEatFestival
Delapan tahun lalu, Inge Tumiwa (47) memiliki masalah besar di keluarganya. Anak laki-laki pertamanya, yang saat itu baru berusia sepuluh tahun dideteksi dokter menderita obesitas, dengan berat badan mencapai 70 kg. “Dokter anak menyebutkan beberapa masalah yang diderita Anak saya, mulai dari devisiensi vitamin D, magnesium, kekurangan gizi yang terselubung, hingga pre diabetes. Saya dikasih dokter PR, bagaimana dalam waktu enam bulan mengubah pola makan Anak saya,” cerita Inge, praktisi Eating Clean membuka sesi talkshow Eating Clean yang berlangsung pada acara Jakarta Eat Feastival 2018 di Gandaria City, Jumat (31/8) lalu.
Masalah kesehatan terus berlanjut dalam keluarga Inge. Sang suami yang juga bertubuh besar harus menjalani operasi jantung karena diketahui memiliki penyempitan pada pembuluh darah. Tidak ingin keluarganya terus berkutat dengan penyakit, Inge mulai mencari tahu apa penyebab semua penyakit tersebut.
“Prinsip saya, apapun masalah kesehatan dan penyakit yang dimiliki, kenalan dulu kalau mau melawannya. Maka, saya mulai belajar dan mencari tahu apa penyebab penyakit ini. Dan jawabannya adalah pola makan yang salah,” ungkap Inge, tegas.
Ia pun mulai mengubah gaya hidupnya dan menerapkan pola makan sehat, eating clean. Hasilnya sungguh menggembirakan, hanya dalam waktu 6 bulan Inge bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dari dokter anaknya. Ia berhasil menurunkan berat badan sang Anak hingga 47 kg. Dengan kondisi ini, anak pertamanya itu mengalami banyak perubahan yang signifikan dalam hal kesehatan.
Harus diakui bahwa 95% penyakit kronis yang terjadi di dunia disebabkan oleh kesalahan memilih bahan pangan yang dikonsumsi, yang mengandung toksin. Toksin ini yang selama puluhan tahun terkumpul di dalam tubuh dan menghasilkan radikal bebas.
“Penyakit seperti kanker tidak muncul secara tiba-tiba. Seseorang yang menderita suatu penyakit memiliki riwayat yang panjang, yang tanpa ia sadari. Bahkan bisa dimulai dari ibu menyusui yang tidak memperhatikan asupan makanannya,” ungkap penulis buku Life Coach, yang sejak menjalankan prinsip eating clean merasakan banyak perubahan.
Eating clean bukan sekadar pola makan sehat, tapi lebih dari itu adalah bagaimana memilih bahan makanan yang less toksin. “Pola makan gizi seimbang yang bahan makanannya benar. Tidak salah pilih ayam, telur, wortel, dan bahan makanan lainnya," ungkap Inge.
Dalam talkshow sehat yang dipandu oleh Gupta Sitorus dari Akademi Gastronomi Indonesia ini, Inge mengingatkan kembali bahwa pola makan sehat bukan berarti butuh biaya yang besar. Ia justru melihat kemajuan teknologi telah membuat pilihan untuk bahan baku makanan sehat semakin terbuka dan harganya terjangkau.
“Coba browsing atau cek instagram, ada banyak petani lokal masa kini yang mengembangkan sayuran organik atau peternak ayam organik, dimana mereka menjual langsung hasil pertanian dan peternakannya sehingga harganya pun cukup terjangkau,” ungkap Inge.
Sebelum menutup sesi talkshow yang berlangsung selama dua jam itu, Inge juga mengingatkan bahwa makanan yang dimasak dan diolah sendiri jauh lebih sehat karena kita tahu prosesnya seperti apa dan bahan yang digunakan. Ia juga berbagi tip untuk hidup sehat yaitu makan makan sehat, tidak perlu diet, banyak minum air putih dan bergerak, olahraga secara teratur, paparan sinar matahari yang cukup, istirahat dan tidur yang cukup, serta atur stres Anda.
Selain mendapat pelajaran baru tentang pola makan eating clean, para peserta malam itu juga dapat menikmati jamu sehat dari Suwe Ora Jamu dan pisang dari HalfOfresh. Serta pulang dengan membawa goodie bag berisi buku primarasa. Mari menerapkan pola makan sehat! (f)
Baca Juga:
Dinamika Kuliner Indonesia dari mata Chef Nando & Chef Degan di Jakarta Eat Festival 2018
Jakarta Eat Festival 2018 Ingin Membawa Kuliner Indonesia Naik Kelas
Harmoni Rasa Indonesia oleh Chef Degan Septoadji di Jakarta Eat Festival 2018
Faunda Liswijayanti
Topic
#jakartaeatfestifa2018, #jakartaeatfestival, #makanansehat, #diet