Foto: Fotosearch

 

Pada bulan April lalu, WhatsApp telah meluncurkan fitur enskripsi pada aplikasi yang memungkinkan percakapan hanya diketahui oleh orang-orang pada ruang chatting tersebut. Fitur enskripsi inilah yang  Facebook terapkan juga pada pembaruan Messengernya.  Fitur Secret Conversation sebelumnya telah diuji coba oleh Facebook pada bulan Juli 2016 dan mulai 5 Oktober kemarin, 900 juta pengguna Facebook di dunia telah dapat menggunakannya.

Fitur Facebook Messenger terbaru yang disebut Secret Conversation ini, seperti dilansir Wired.com, memungkin hanya pengirim dan penerima pesan yang membaca isi chat. PIhak ketiga—seperti pemerintah atau Facebook sekalipun—tidak dapat membaca pesan Anda.  Percakapan Anda memang menjadi percakapan rahasia. dan siap digunakan pada Oktober ini.

Namun, perlu diketahui bahwa fitur ini hanya bisa digunakan pada satu jenis gadget saja. Jika Anda mengirim pesan terenkripsi melalui Facebook Messenger di smartphone, Anda tidak bisa membacanya di PC atau tablet.

Percakapan rahasia ini juga hanya bisa dilakukan kepada pengguna Facebook yang memiliki aplikasi Facebook Messenger. Dengan begitu, sebelum memulai percakapan, pastikan pihak yang Anda kirimi pesan juga menggunakan Facebook Messenger.

Satu fitur yang berbeda dari enkripsi di WhatsApp adalah anda bisa membatasi waktu percakapan tersebut ada pada ruang chatting setelah dibaca. Batas waktunya dari lima detik hingga 24 jam. Lewat dari batas waktu yang Anda tetapkan, Facebook akan menghapus pesan yang telah terbaca tadi.

Ada beberapa komentar miring mengenai enkripsi percakapan ini, seperti menghalangi terungkapnya tindakan criminal atau potensi menjadi alat selingkuh. Padahal, Facebook membuat Secret Conversation ditujukan untuk melindungi data-data yang Anda kemukakan di dunia digital. Contohnya, tentang kondisi kesehatan, nomor telepon, hingga nomor rekening pribadi. Cara ini bisa memudahkan manusia saling terhubung satu sama lain.

Nah, jika pada akhirnya enkripsi Facebook Messenger ini berdampak negatif, kembali kepada penggunanya. Sebab teknologi hanya alat, bukan pelaku.

Selamat mencoba!(f)



Baca juga: