Gadget
Jangan Sampai Rugi Besar Karena Website Toko Online Anda Tiba-Tiba Mati, Ini 4 Cara Mengatasinya

10 Nov 2017


Foto: Pixabay

Maret 2017 lalu, tiga situs e-commerce besar tumbang secara bersamaan. Saat website tidak bisa diakses (downtime) tentu saja sangat merugikan perusahaan baik perusahaan kecil maupun besar, karena website adalah etalase online sekaligus sumber penghasilan bisnis Anda.

Di internet ada yang namanya ‘aturan tiga detik’. Nyaris separuh dari pengguna internet ingin situs web yang diaksesnya bisa loading dalam waktu kurang dari 2 detik.

Jika proses loading lewat dari 3 detik, sekitar 40% dari pengguna internet akan mengabaikannya. Lebih parah lagi, sekitar 80% dari pengguna internet tidak akan kembali lagi ke situs tersebut karena merasa kesulitan mengakses dan tidak puas.

Faktanya, sekitar setengah dari keseluruhan perusahaan Fortune 500 mengalami setidaknya 1,6 jam downtime setiap minggunya. Ini setara dengan sekitar 80 jam downtime per tahun.

Menurut Forrester Research, biaya per jam atas downtime bagi perusahaan biasa bisa berkisar antara 10ribu dolar Amerika (sekitar Rp130juta) sampai 1 juta dolar Amerika (sekitar Rp13miliar). Hal ini pastinya juga berdampak buruk untuk reputasi bisnis.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini yang dilansir dari Verisign.

1/ Siapkan prosedur respons untuk menghadapi downtime
Penting untuk selalu bersiap menghadapi situasi terburuk. Bentuklah dan latih tim tanggapan insiden. Jika suatu saat situs web usaha Anda kolaps, tim ini sudah siap bekerja, termasuk memastikan proses perpindahan subsistem web secara otomatis (failover) ke alamat IP back-up agar web bisa langsung kembali diakses pelanggan.

2/ Bersiap untuk peningkatan beban (upswings)
Di musim liburan atau musim belanja, beban lalu lintas situs web e-commerce akan melonjak drastis. Pastikan layanan situs web Anda bisa optimal di saat-saat puncak seperti ini dan bukannya malah tumbang.

3/ Jangan lupa tentang DDoS
Meningkatnya ukuran dan kompleksitas serangan penolakan layanan terdistribusi (Distributed Denial of Service, DDoS), penting bagi Anda untuk mempertimbangkan penggunaan jasa penyedia layanan hulu (upstream service provider) untuk melindungi server web dan DNS.

Apabila salah satu di antara keduanya down, perusahaan bisa gulung tikar. Pendekatan berbasis cloud untuk pengelolaan DNS dan perlindungan DDoS dengan biaya lebih hemat untuk menjaga keberlangsungan operasional situs.

4/ Bermitra dengan layanan penyedia intelijen keamanan situs web
Penyedia layanan intelijen keamanan dapat membantu untuk segera mengidentifikasi dan memahami berbagai insiden keamanan dan implikasinya, menentukan taktik mitigasi dan remediasi yang efektif, dan mengembangkan rencana yang jelas untuk meningkatkan keamanan situs web dan mendukung bisnis Anda. (f)

Cek lebih banyak ulasan dan tip bisnis di www.wanitawirausaha.com

Baca juga:
Microsoft Teams, Ruang Kerja Digital untuk Memudahkan Kolaborasi
Ini Inovasi Google Untuk Memaksimalkan Internet Bagi Orang Indonesia, Mulai dari YouTube Go Hingga Primer (Aplikasi Bagi Pebisnis)
Selain Sidik Jari, Foto Selfie Akan Jadi Pengganti Kata Kunci untuk Berbagai Transaksi


Topic

#gadget, #bisnis