
Foto: Dok. Papillon D'or Patisserie
Bulan Desember adalah bulan perayaan. Suasana Natal dan tahun baru mulai terasa. Di bulan penuh kegembiraan tentunya tidak luput dari acara kirim mengirim atau beri memberi bingkisan makanan. Layaknya Lebaran, Natal pun demikian.
Makanan-makanan atau kue-kue klasik seperti, roast chicken, pannettone, Christmas log, Christmas pudding biasanya ada dalam list barang-barang yang akan dipesan sebagai hampers. Tapi, coba tengok cookie box yang mulai menarik perhatian.
Cookie box atau cookie can, ada juga yang menyebutnya cookie tin. Ini adalah kaleng atau box berisi biskuit atau kue kering beraneka rupa. Yang membuat unik adalah jenis-jenis dan bentuk-bentuk kuenya yang imut. Penataannya yang apik sangat menarik dan berkesan spesial. Biskuit dalam kaleng memang terdengar biasa. Di supermarket juga bisa ditemukan kue semacam ini. Namun, tren cookie box artisan ini berawal dari kebiasaan orang Jepang.
Di Jepang, acara minum teh sore hari selalu ditemani dengan camilan, salah satu yang disuka adalah kue kering. Kebiasaan ini kemudian bertemu dengan kegemaran orang Jepang yang suka memberi oleh-oleh (omiyage) untuk orang-orang di sekitarnya. Saat pergi ke suatu tempat mereka ingin memberikan sesuatu yang khas dari tempat tersebut. Sekaleng kue kering tentunya akan menjadi sesuatu yang pasti disukai oleh si penerima omiyage.
Cookie box memang bukan hal yang baru di Jepang, tak harus saat musim perayaan, toko-toko kue selalu menyediakan cookie box untuk layani pembeli omiyage. Namun, mereka akan membuat rasa spesial pada saat-saat tertentu. Rasa lemon hadir di musim panas, dan edisi khusus muncul saat Natal dan tahun baru. Ukuran box-nya pun bermacam-macam.
Lalu apa bedanya dengan biskuit-biskuit kalengan yang ada di supermarket? “Tentu saja kue-kue ini dibuat dengan bahan yang premium,” ujar Yunita, founder Papillon D'or Patisserie yang menghadirkan cookie box di tokonya. “Di Jepang juga ada cookie box merek ternama yang dijual di supermarket, tapi biasanya itu hanya untuk konsumsi pribadi, bukan sebagai bingkisan untuk diberikan ke orang lain,” tambahnya. Memberikan cookie box artisan dirasa lebih spesial.
Menurut Yunita yang menimba ilmu pastry di Jepang, orang Jepang suka dengan hal-hal yang artisan. Mereka juga senang mencoba-coba makanan dari daerah dan toko yang berbeda-beda. Toko yang membuat cookie box tentunya dapat dengan mudah menubah variannya sesuai dengan bahan khas daerahnya atau musimnya. Rasa khas yang tidak bisa ditemukan di toko lainnya. Ini yang membuat pelanggannya menunggu-nunggu kue apa yang dibuat berikutnya.
Nah, jika tahun ini belum punya ide dan menentukan barang yang akan menjadi bingkisan Natal, mungkin Cookie box bisa menjadi alternative. Atau, Anda yang memiliki bisnis kue kering, mungkin ini bisa menjadi salah satu ide untuk berbisnis.
Baca juga:
Pertama di Dunia, Cloud Kitchen dan Outdoor Dining Serba Vegan
Setahun Jadi Rahasia, Wine Agnes Monica Sold Out Hitungan Jam
Lagi Tren, Ini Bedanya Anggur Muscat dari Jepang
Topic
#natal, #kuenatal, #bingkisannatal