
Foto: Isyana Atiningmas
Mungkin, sepiring gyros milik The Halal Guys (THG) kini sudah menjadi simbol kota New York. Makanan tradisional Timur Tengah berkualitas bagi New Yorker yang sibuk ini berdiri untuk memenuhi selera pengemudi taksi yang umumnya keturunan Timur Tengah.
Empat pria memboyong merek ini ke tanah air. Holiano (franchise developer) dan Iwan Firmansyah (director of operations/foto atas), membuka cerita. Bersama 2 rekan mereka, Aditya Sutandy (franchise developer), Fachmi Lasanudin (director of training), ia menyisihkan proposal para pesaing yang menumpuk di headquarter
Ketika Anda berkuliah di NY, THG favorit Anda?
Holiano: Betul, THG adalah makanan pertama yang saya coba setibanya di kota ini. Saya langsung ketagihan! THG pula yang saya jadikan santapan terakhir sebelum pulang ke tanah air. Hasilnya? Kangen habis-habisan!Itu pemicunya.
Anda berlatar belakang pendidikan perbankan, bukan hospitality?
Holiano: Mereka mengira saya tak bersungguh-sungguh saat mengirim e-mail pada tahun 2014. Mereka ragu karena belum punya cabang di luar AS. Waktu dengar para pemiliknya sedang di Hong Kong, langsung saya datangi! Mereka masih kaku dan belum bisa mengambil keputusan. Rayuan saya makin gencar saat THG buka di Filipina tahun 2015. Bukankah Indonesia punya penduduk muslim terbanyak di dunia? Barulah tiga pria asal Mesir itu mengajak kami bertemu. Proposal kami cuma dibolak-balik saja, enggak dibaca. Mereka lebih tertarik cerita kami tentang Indonesia dan penduduknya. Mereka menilai cara berbicara dan kesungguhan kami. Rupanya, latar belakang pendidikan tidak penting. THG hanya butuh orang-orang yang mau hands-on ke bisnis!
Kalian terjun ke dapur saat bulan puasa di New York. Apa rasanya?
Iwan: Training ini luar biasa. Kami meladeni orderan tanpa henti, mulai dari pukul lima sore hingga satu pagi. Saya dan Fahmi yang berlatar belakang koki tidak kaget dengan ini. Tapi, bagi Holiano dan Aditya, bekerja nonstop di dapur hingga membersihkannya, itu hal baru!
Semua bumbu diimpor dari NY?
Iwan: Kami setahun bolak-balik Jakarta-New York atau menggunakan jasa paket untuk mengirim sampel bahan baku dari pasaran Indonesia untuk diuji kecocokannya dengan resep THG. Kami belajar rules bea dan cukai, serta pengalaman mereka yang sukses membawa bahan baku ke NY. Akhirnya, yang cocok hanya beras Indonesia yang teksturnya serupa beras Mesir. Bumbu, saus, dan daging tetap dipasok dari pusat. Untuk tools, hanya pemanggang gyros karena tidak ada di sini.
THG di AS berkonsep grab and go. Bagaimana penyesuaiannya?
Holiano: THG di AS adalah street food menggunakan cart dan gerai kecil. Sementara di Indonesia, masyarakatnya senang nongkrong di mal. Maka, THG di sini ada meja dan kursi. Semua yang komplain karena jumlah kursi yang terbatas, kami informasikan konsep aslinya. Porsi makan kita juga tak sebesar orang Amerika. Maka, porsi regular di Amerika adalah porsi large di Indonesia, dan seterusnya.(f)
Baca juga:
Godaan Rice Bowl Halal di The Halal Boys
Jalan-jalan New York: Seperti Berada di Negeri Dongeng
Topic
#thehalalguys, #foodikonis