Food Story
Sempat Mengancam Spanyol, Bagaimana Sejarah Wine di Chili?

24 Jan 2020

 
Billions, sebuah lounge terbaru di Pacific Place, Jakarta, tak ingin sekadar menjadi tujuan hangout jelang larut malam. Jika biasanya tempat ini didatangi selepas pengunjung menikmati dinner di tempat lain, hal ini kini berubah. Swilfam, manajemen tempat Billions bernaung, sepakat merancang Billion juga sebagai destinasi bersantap malam. Kalangan pekerja bisa melangkahkan kaki lebih dekat untuk dinner, tanpa perlu berganti tempat jika ingin melanjutkan malam.

Bahkan bonusnya, sejumlah makanan besar bisa dinikmati, dengan bonus suasana lounge yang cozy.

Termasuk di antara langkah barunya adalah promosi wine dari Chili (Chile) baru-baru ini.
 
Femina mencoba Château Los Boldos yang tengah dipromosikan oleh Billions. Tersedia Cabernet Sauvignon, Carmenere, Chardonnay, Sauvignon Blanc, dan Grand Reserve Merlot.

 

 
 
Untuk bisa menikmatinya tanpa perlu takut terkuras kocek, Billions menghadirkannya dalam harga spesial.
 
“Untuk tiap dua botol Merlot hanya seharga Rp1.500.000++. Untuk Cabernet Sauvignon, Carmenere, Chardonnay, dan Sauvignon Blanc, seharga Rp1.000.000++ untuk tiap dua botol,” jelas Marketing Manager, Gustian MP.
 
Di tanah asalnya, Château Los Boldos mengambil 250 hektare lahan perkebunan di wilayah Cachapoal Andes, Santiago, di samping Desa Requinoa. Perusahaan wine yang dimiliki keluarga Sogrape sejak tahun 2008 ini sebenarnya tumbuh di lahan yang telah produktif sejak 1850, didominasi varietas Cabernet Sauvignon dari Perancis.


 
 Sejarahnya, pendatang Spanyol memperkenalkan kebiasaan minum wine di antara tahun 1541 – 1554. Perkebunan pertama ada di wilayah La Serena di 1548. Cuaca yang mirip negeri Mediterania dan membuat pertumbuhan wine meluap-luap membuat Raja Philip II dari Spanyol menghentikan produksi wine hingga 1678. Larangan selanjutnya ada di abad 19, ketika industrinya mulai mengancam wine Spanyol.
 
Setengah abad kemudian, ketika Chili merdeka, gerakan ekspor segera dilakukan, dibantu Claudio Gay, ahli pertanian dari Perancis untuk membantu menentukan jenis anggur yang cocok untuk terroir Chile.
 
Di era modern, wine Chili baru mulai menggeliat di tahun 1979, dengan penetrasi yang mulai stabil sedekade kemudian. Konsumsi dalam negeri turun drastic di 1982 dan menggerakan industrinya untuk beralih strategi. Reputasi globalnya terdongkrak setelah Chili justru berfokus pada penanaman varietas premium dan menggenjot sekitar 40% hasil kebunnya untuk ekspor. Perusahaan wine, umumnya dari California dan Perancis, mulai berinvestasi pada kebun-kebun di sini. (f)

Foto: TN

Baca juga: 
Belanja Ikan di Muara Baru, Yuk!
Hans Christian Menuju Pelabuhan Baru
Tomasso Mengenang Florence

 

Trifitria Nuragustina


Topic

#ChâteauLosBoldos, #chilewinejakarta, #Jualwinejakarta, #billionsjakarta

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?