
Foto: Dok. Femina Group
Mengawali berbuka puasa dengan tegukan air plus sesuatu yang manis dan lembut, memang sangat dianjurkan. Maka, buah-buah segar bercita rasa manis pun biasa tampil sebagai bahan untuk membuat hidangan berbuka puasa. Kolak pisang misalnya, atau setup dan minuman dingin dari buah-buahan pilihan.
Ada banyak jenis buah-buahan yang ramai menyemarakkan pasar di tiap Ramadan. Pisang, nangka, ataupun ubi jalar untuk kolak, itu sudah pasti. Buah-buah ini memang masuk kategori tak kenal musim, muncul di sepanjang tahun, sebagaimana juga buah atep atau celuruk atau kolang-kaling. Cuma, karena permintaan pasar, para produsen kolang kaling (seperti banyak terdapat di Ciampea, Bogor) umumnya meningkatkan produksinya tiap menjelang Ramadan.
Kolang-kaling diproduksi dari biji buah aren (Arenga-arenga) yang juga dikenal sebagai pohon bogor (asal-usul nama kota Bogor diambil dari nama pohon ini). Proses diawali dengan cara membakar untaian tandan buah hingga hangus, sebagai cara untuk menghilangkan racun getah kulit buah yang mampu membuat kulit kita gatal-gatal dan melepuh bila terkena. Biji-biji buah yang berwarna putih dipisahkan dari kulitnya, lalu direndam dalam air mengalir selama kurang lebih seminggu. Hasilnya adalah biji-biji kenyal dan transparan yang kita kenal sebagai kolang-kaling, untuk dibuat kolak ataupun campuran minuman dingin. Ada juga buah lontar atau siwalan, yang agak mirip kolang-kaling, yang umumnya didatangkan dari Madura, Lombok, ataupun pulau-pulau lain di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Buah blewah juga banyak dijual di saat Ramadan. Sebenarnya, keluarga semangka ini masuk tanaman rambat yang tak kenal musim. Petani di Pasuruan atau Malang di Jawa Timur misalnya, biasa menanam blewah di sembarang waktu dan memanennya di tenggang waktu tertentu. Blewah memiliki struktur daging buah yang kenyal, keras, dan relatif tahan lama. Ini memungkinkan petani mengirim hasil panen jauh dari lokasi tanam tanpa khawatir buah menjadi rusak, termasuk juga mengirim dalam jumlah besar untuk memenuhi peminat di bulan Ramadan.
Buah yang benar-benar layak disebut ‘buah Ramadan’ bisa jadi adalah mentimun suri. Betapa tidak! Keluarga labu satu ini umumnya memang muncul di pasaran berbarengan dengan datangnya bulan suci Ramadan. Daging buahnya yang membentuk empelur sagu, memang pas untuk dijadikan bahan minuman dingin sebagai pembuka puasa.
Sebetulnya, siklus hidup mentimun suri tak berbeda dari semangka, blewah, melon, ataupun jenis labu-labuan lainnya, yakni antara 40-50 hari sejak masa menanam hingga buah dipanen. Lantas, bagaimana buah mentimun suri bisa muncul pas Ramadan? “Gampang! Kita udah mesti tanam bibit, 40 hari sebelum Ramadan!” ungkap Marsiah, warga Curug Atas, Sawangan, Depok.
Ingin membuat minuman segar untuk berbuka puasa? Temukan resepnya di sini.
Heryus Saputro
Topic
#puasadanlebaran