
Banten sebagai daerah tujuan wisata terus berkembang. Dari sekadar pelabuhan tua dan situs sejarah Keraton Surosowan di Banten Lama, kini nyaris seluruh pesisir dan wilayah provinsi di ujung barat Pulau Jawa itu hadir sebagai kawasan ekowisata yang menarik untuk dikunjungi.
Namun, mengunjungi Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sawarna, atau bahkan Taman Nasional Ujung Kulon dan Kampung Masyarakat Suku Baduy, rasanya tak akan lengkap tanpa mencicipi kuliner khas Banten. Berikut ini beberapa di antaranya:

Satai Bebek
Salah satu kuliner khas Banten terkenal dan selalu jadi buruan warga lokal ataupun wisatawan adalah satai bebek Cibeber. Diimbuhi kata Cibeber, karena pedagang satai bebek keliling yang biasa menggotong lang dagangannya pada sore hari menjelang malam umumnya datang dari kawasan Cibeber.
Bagi wisatawan, tentu akan buang-buang waktu bila harus mencari dan menunggu hadirnya pedagang keliling tersebut. Solusinya, silakan mampir ke kawasan Cibeber. Paling tidak ke arah Jl. Abdul Latief, Sumur Pecung, Cibeber, Serang, ada H. Syamsuddin, pemilik RM Damai 05, yang setia menyajikan menu utama satai bebek.
Daging satai bebek di resto yang memiliki dua cabang ini terkenal empuk, tidak berbau, bumbunya meresap, cita rasanya gurih. “Rahasianya terletak pada keahlian memilih bebek berdasarkan usia. Pilih bebek estewe (setengah tua) supaya dagingnya kenyal. Kalau terlalu muda kurang enak karena terasa lembek, kalau terlalu tua sudah pasti alot,” ungkap H. Syamsuddin, yang buka warung sejak tahun 1974 dan kini memiliki dua cabang.
Selain satai bebek, tersedia pula menu sup bebek dan opor bebek yang bisa digoreng. Satu porsi satai bebek dihargai Rp17.000 dan satu porsi sup bebek Rp14.000. Ingin membawanya sebagai buah tangan pulang ke rumah? Tak perlu khawatir! Setidaknya, Pak Haji Syamsuddin memberi garansi, produk kuliner berbahan baku bebek dari warungnya tak akan basi dalam tempo 24 jam. Di rumah, Anda cukup menghangatkannya saja.
Lokasi: Jl. Abdul Latief, Sumur Pecung, Cibeber, Banten.

Bandeng Lumpur, Sambal Ceremai, Lalap Salam Koja
Tapak Bumi Eco-Village (TBE-V) bukan restoran, melainkan sebuah tempat pendidikan konservasi alam yang digagas dan dibangun oleh arsitek dan pemerhati bambu, DAS Albantani.
Berdiri di atas tambak-tambak bandeng keluarga seluas sekitar 5 hektare, sekitar seratus meter di sisi timur kanal masuk Pelabuhan Karangantu, Banten Lama, TBE-V dibangun dengan konsep rumah-rumah bambu beratap kraras/rumbia, dengan bangunan utama berupa rumah panggung terbuka yang bisa berfungsi sebagai ruang serbaguna untuk pameran benda seni, ruang diskusi dan seminar, atau untuk pertemuan keluarga dan arisan RT.
Tak sulit mencapai lokasi TBE-V. Kendaraan roda empat bisa parkir di halaman Pelabuhan Karangantu, sekitar 14 km ke arah utara dari gerbang tol Serang Barat. Bagi pengguna kereta api ekonomi Tanah Abang–Anyer, turunlah di Stasiun KA Karangantu. Dari situ bisa naik becak, sepuluh menit ke pelabuhan, untuk kemudian berjalan kaki (atau bersepeda) sekitar seratus meter ke lokasi TBE-V.
TBE-V berkonsep mandiri. Air tawar dan pengadaan sumber listrik misalnya, didapat dengan memanfaatkan sistem pembangkit bertenaga kincir angin. Singgah dan bermalam di TBE-V yang dilengkapi akomodasi rumah bambu dan perlengkapan berkemah untuk 24 orang amat sangat menyenangkan. Untuk makan minum? Pengelola siap dengan beberapa menu andalan, seperti Goreng Kepiting Soka Lada Hitam, Sayur Tutut atau Keong Emas, serta Bandeng Lumpur (bandeng segar yang disalut lumpur, sebagai pengantar panas, sebelum dipanggang di atas api).
Nasinya dari beras merah, sambal ceremai, dan lalap salam koja yang di kawasan itu populer sebagai bagal-tikus. Menginap plus makan tiga kali dan coffe break cuma Rp200.000 per orang. Tertarik mencoba tinggal di atas tambak bandeng?
Lokasi: DAS Albantani (0811139994)

Nasi Sumsum
Tradisi kuliner di Banten juga punya nasi sumsum, one dish meal berupa nasi berbumbu dalam bungkus daun pisang yang dipanggang atau dibakar sebelum dihidangkan. Tak ada resep baku tentang ramuan bumbu dan bahan-bahan apa saja yang dicampurkan pada nasi sebelum dibungkus dan dipanggang.
Tiap juru masak punya resep rahasia masing-masing. Namun yang pasti, tiap olahan nasi sumsum akan selalu diimbuhi sumsum dari tulang kerbau. Saat dipanggang, akan menghasilkan lelehan minyak yang menyalut nasi dan bahan lainnya, menghasilkan aroma dan cita rasa istimewa yang membangkitkan selera makan.
Nasi sumsum kini terbilang langka. Namun, di dekat alun-alun Kota Serang, masih ada warung tenda lesehan malam yang menjualnya. Bahan-bahan disiapkan dari rumah, termasuk sumsum tulang kerbau siap olah. Nasi sudah dimasak terpisah. Bumbu rahasia yang akan menentukan rasa nasi sumsum pun sudah ditumbuk atau diulek halus.
Di lokasi dagang, bumbu olahan dicampurkan dengan nasi dan sumsum tulang kerbau. Campuran nasi dan sumsum yang telah diberi bumbu itu lantas dibungkus daun pisang, siap dipanggang untuk memenuhi pesanan. Dalam keadaan hangat, nasi sumsum biasa dihidangkan bersama sate lidah kerbau siap santap!
Lokasi: Nasi Sumsum Mang Puri, Pasar Lama Banten

Satai Bandeng
Bandeng --milk fish kata Sir Raffles dalam bukunya, The Story of Java-- sejak lama dibudidayakan di tambak-tambak, khususnya di pesisir utara Pulau Jawa. Dalam tradisi kuliner di Banten, bandeng nyatanya tak cuma diolah sebagai pindang atau dipanggang dengan salutan lumpur hingga hadir sebagai bandeng lumpur. Bandeng juga diolah dan disajikan dengan unik sebagai satai bandeng.
Oleh-oleh khas Banten yang selalu diburu para wisatawan ini dibuat dari bahan dasar utama daging ikan bandeng segar yang sudah dipisahkan durinya. Daging ikan ini dihaluskan kemudian dicampur santan dan diberi aneka bumbu atau rempah dapur. Pada proses akhir, bandeng dililitkan ke tusukan satai atau tangkai batang serai sebelum dipanggang dan siap disantap. Rasanya asin-manis-pedas dan tentu gurih.
Ada banyak toko dan kios penjual satai bandeng, yang bahkan melayani kiriman paket ke alamat tujuan. Yang cukup terkenal dan ramai pembeli adalah Satai Bandeng Ibu Aliyah dan Satai Bandeng Hj. Maryam. Kedua toko satai bandeng yang beroperasi sejak tahun 1989 itu berasal dari satu keluarga yang, konon, merupakan cikal bakal perajin satai bandeng di Banten. Ada berbagai pilihan harga dan rasa. Silakan mampir dan cicipi produk industri rumahan tersebut.
Lokasi: Jl. Kiuju, Kaojan Tengah, Serang, Banten.

Rabeg
Anda penyuka hidangan bercita rasa pedas? Rabeg, yang konon merupakan hidangan kesukaan raja-raja di Banten tempo doeloe, barangkali merupakan jawabannya. Hidangan pedas berkuah kental khas Serang ini serupa dengan soto atau gulai, berbahan utama jeroan dan daging kambing. Rabeg biasa dinikmati bersama nasi atau ketupat.
Rabeg dimasak dalam kuali besar, diungkep cukup lama di atas perapian, hingga tekstur irisan jeroan dan daging kambing menjadi sangat empuk. Rasa pedas yang dominan pada kuah berbumbu menumbuhkan rasa hangat di dada saat menikmatinya. Bukan pedas cabai, melainkan pedas merica, rempah utama yang menjadikan kaum pengelana dunia berbondong-bondong datang ke Banten beberapa abad yang silam.
Lokasi: Restoran khas Sunda - Lopang, dekat Pasar Lama, Serang

Otak-Otak Panggang
Jangan singgah di RM Ibu Entin di saat lunch time. Sebab, bukan tak mungkin Anda tak kebagian tempat duduk atau harus antre, walau ruang restoran di Jl. Raya Labuan (samping Kantor Camat, atau di depan Kantor Pegadaian), Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini cukup luas dengan kapasitas 100 kursi. Maklum, pada jam ramai seperti itu, para pegawai dan pedagang setempat seperti tumplek menyerbu warung makan seafood murah tapi enak ini.
Ada dua rumah makan milik Ibu Entin. Satu di pusat keramaian Kota Labuan, dan satu lagi di Jalan Raya Serang – Pandeglang Km 5, Karundang Cipocok Jaya, Kota Serang. Keduanya sama ramai dan sama-sama diembel- embeli kata ‘otak-otak’.
Otak-otak adalah camilan berbahan adonan daging ikan tenggiri yang dicampur sagu, dibungkus daun pisang dan dibakar atau dipanggang. Biasa disajikan dengan cocolan sambal kacang sebagai hidangan pembuka sebelum tamu restoran menyantap menu pesanan utama.
Otak-Otak Panggang Ibu Entin amat terkenal. Isinya padat, tebal, dan gurih. Tapi, tentu tak hanya itu yang diandalkan. RM Ibu Entin juga beken dengan ragam hidangan laut yang serba ditusuk dan dipanggang: cumi panggang, udang panggang, kerang panggang, ikan kuwe panggang, dan banyak lagi bahan seafood panggang yang jadi menu andalannya.
Sebagai cocolan tersedia beberapa jenis sambal, termasuk juga sambal petai dan sambal jengkol. Nasi disajikan dalam bakul. Alas makan berupa ‘piring’ rotan beralas daun pisang. Silakan makan dengan tangan. Bagi yang terbiasa menggunakan sendok garpu, juga tersedia piring beling.
Bila Anda sedang menuju atau pulang dari Tanjung Lesung, Pulau Umang, ataupun Taman Nasional Ujung Kulon, singgahlah di RM Ibu Entin. Makan kenyang cukup menyediakan uang sekitar Rp15.000 – Rp 25.000 per orang.
Lokasi: Jl. Raya Serang - Pandeglang KM.4, Serang, Banten (Telp: 0813-8695-5151)

Sup Ikan
Dua pertiga batas wilayah Provinsi Banten dibatasi laut yang kaya ikan. Laut Jawa membatasinya di pesisir utara. Di selatan membentang Samudra Hindia, dan pesisir barat dibatasi Selat Sunda. Tak mengherankan, sejak masa lampau, ikan dan ragam produk seafood tampil sebagai bahan utama seni kuliner Banten.
Satu dari ragam kuliner khas Banten berbasis ikan adalah sup ikan. Berbahan dasar utama ikan kakap ataupun ikan gindara, sup ikan dimasak dalam campuran berbagai sayuran, seperti kol, kentang, buncis, dan wortel. Dalam mangkuk saji, kuah bening hangat berlada dan berpala biasanya dipenuhi taburan tomat hijau, kemangi, bawang daun, dan rawit hijau utuh. Sup ikan biasa disantap bersama nasi putih, diimbuhi emping melinjo goreng yang gurih garing, plus sambal kecap bila suka.
Warung sup ikan bertebaran tak cuma di pusat-pusat keramaian Kota Serang dan Banten, tapi juga di sepanjang pesisir barat, khususnya antara Anyer dan Carita yang sejak lama tampil sebagai daerah tujuan wisata nasional. Salah satu restoran yang kerap dijadikan tempat untuk menjamu tamu adalah RM Taman Taktakan. Tempat makannya cukup luas dengan dua pilihan tempat duduk: meja biasa di bangunan utama, atau di saung-saung di halaman. Harga satu porsi sup ikan Rp90.000 (untuk 4-6 orang), sedangkan 1/2 porsi dipatok Rp50.000 untuk 2-3 orang.(f)
Lokasi: Jl. Yusuf Martadilaga No.2, Serang (Telp: 0254 215953)