Fiction
Gado-Gado: Fenomenama

26 Jan 2020


Foto: Dok. Femina


Nama saya  Agatha Pepy Yerinta. Agatha adalah nama baptis yang diambil sesuai dengan tanggal dan bulan kelahiran. Dibanding dengan nama baptis Maria, Theresia, Chatarina, atau Veronica, nama baptis Agatha tidak  terlalu banyak dipakai. Sedangkan nama belakang saya adalah Yerinta. Sepanjang 31 tahun ini, saya belum menemukan  orang lain yang saya kenal atau saya ketahui punya nama Yerinta.  

Nah, nama tengah sekaligus nama panggilan saya adalah Pepy. Usut punya usut, nama ini diambil dari nama bulan lahir saya, Februari, dibikin nyerempet-nyerempet gitu, deh. Lebih keren lagi, menurut saya,  ternyata nama ini  juga terinspirasi  dari kata dalam bahasa Inggris, peppy, yang artinya penuh semangat. 

Lalu, masalahnya di mana?  Kebanggaan saya dengan nama Pepy langsung hancur seketika saat ada artis pria, berjenggot, dan kelihatan garang punya nama panggilan sama seperti nama saya. Duh… nama saya rasanya enggak  feminin lagi. Hahaha…. Senasib dengan saya, suami saya yang bernama Nori juga bangga dengan namanya karena unik dan berarti rumput laut. Namun, dia kaget juga begitu  tahu ada  seorang artis wanita yang punya nama persis seperti dia.

Permasalahan nama terus memanjang setelah  Pepy dan Nori menikah. Suami ngotot ingin memberi nama Naga untuk anak pertama kami.  Katanya, sih, singkatan dari Nori dan Agatha. “Nori sama Agatha, tuh,  bukan jadi Naga, dong, tapi Noga. Lagianmasa kasih nama anak kayak hewan gitu? Nama  itu doa, lho,” saya  mengajukan protes. 

“Ya, kan anti mainstream. Doa  itu harus  diucapkan  tiap hari, jangan cuma dititipin dalam nama,” kata suami, tidak kalah sengit berkilah. 

“Ya, sudah, yang waras ngalah. Tapi, saya nawar, kata naga disambung pake kata apa gitu, sebelum atau sesudahnya,” saya mencoba berkompromi. 

Akhirnya, sehari  setelah si sulung lahir, kami  sepakat memberinya nama Decsanaga, singkatan dari December Selasa Nori Agatha. Ha... ha... haribet, ya. Sengaja nama bulannya dalam bahasa inggris. Lagian, kalau pakai  Desember, jadinya Desanaga…. 

Banyak  teman kami yang berkomentar, “Namanya bagus, diambil dari bahasa apa?” Mereka belum tahu rumitnya pencarian  nama ini. 

Empat tahun kemudian anak kami yang kedua, juga laki-laki, lahir. Kami pun mulai lagi dengan ritual pencarian nama unik untuk si kecil yang lahir prematur ini  Terlalu sibuk momong si Naga, sampai-sampai belum sempat mikir nama.  Kakaknya usul diberi nama Garuda. Hmm….

Kata  orang, bayi yang lahir prematur bisa karena ibunya kelelahan. Memang, selama beberapa hari sebelum  melahirkan, saya sibuk mengecat ulang kamar bayi.  Saya dibantu si sulung, Mas Naga, membersihkan tembok, mencampur warna, membuat pola hias  dengan masking tape, sampai mengecatnya dan di hari terakhir ketuban saya pecah. Akhirnya, dengan sejarah ‘enggak jelas ini’ ditambah permintaan Mas Naga,    kami sepakat memberi nama: Garudana. Garuda, sesuai permintaan kakaknya, dan Na, singkatan dari Naga. Jadi, artinya: Garuda adiknya Mas Naga. Tapiii… sejatinya  adalah singkatan dari Gara-Gara Rumah Dicat Naga. Krik… krik,  ya…. 

Ada  teman saya yang begitu  tertarik pada fenomena nama-nama unik di keluarga kami ini. Dia, dengan segala kesibukannya, menyempatkan diri untuk melakukan penelitian dan membuat nama untuk anak ketiga saya kelak (padahal saya belum ada rencana punya anak lagi). Katanya, anak saya harus perempuan dan diberi nama Kasuariga, singkatan dari Kalau Sudah Ada Putri, Lega…. (f)

 

Agatha Pepy Yerinta - Yogyakarta 

Kirimkan Gado-Gado Anda maksimal tulisan sepanjang tiga halaman folio, ketik 2 spasi.
Nama tokoh dan tempat kejadian boleh fiktif.
Kirim melalui e-mail ke kontak.femina@pranagroup.id 



Topic

#gadogado, #fiksi

 


MORE ARTICLE