Festival
Festival Film Eco Sedang Berlangsung di Jakarta

15 Oct 2019

Foto: livelifeindo
 
Indonesian Eco Film Festival (IDEFF), festival film mengenai lingkungan hidup (environment) untuk pertama kalinya tengah berlangsung di Jakarta, sejak tanggal 11 Oktober 2019. Hingga tanggal 20 Oktober mendatang ada 13 film terpilih ditayangkan di beberapa lokasi seperti di GoWork Coworking Space, GoFood Festival GBK, IFI (Pusat Kebudayaan Prancis), dan GoFood Festival @Setiabudi One. Semua gratis. 

Festival ini diselenggarakan oleh LiveLife ini sengaja dibuat diputar tersebar sehingga maksud yang ingin disampaikan pun menjangkau masyarakat lebih luas.  

Ada empat tema utama yang diangkat di festival ini, semua berhubungan dengan dampak masalah lingkungan seperti tenggelamnya Jakarta, masalah sustainability oleh konsumsi berlebihan dan pemborosan sumber daya alam, pengelolaan sampah termasuk plastik dan pembuangan sampah sembarangan, serta alam dan flora fauna termasuk konservasi dan keanekaragaman hayati. 

Penonton akan dimanjakan dengan berbagai macam pilihan film, dimulai dari pembukaan yang menayangkan dua film, Story of Stuff, mengenai siklus produksi barang & konsumerisme yang berlebihan, dan Wasted mengenai pemborosan makanan berlebihan & cara mengatasinya.

Ada juga True Cost, film dokumenter tentang dampak lingkungan serta sosial di balik industri fashion. Akan ada penayangan film menarik mengenai masalah yang sering dihadapi di Jakarta melalui dokumenter Menata Pipa Air Jakarta yang menjadi salah satu sebab tenggelamnya Jakarta, beserta Cerdik Kelola Plastik dan Pulau Plastik.

Tidak hanya masalah di Jakarta, juga akan dibahas ekosistem alam dan permasalahannya melalui film Tale of a Forest mengenai ekosistem hutan asri di Finlandia, dan Colony mengenai pentingnya peran lebah dalam menjaga ekosistem alam.

Ada juga film yang mengangkat topik industri peternakan. Film The Day & The Year bercerita tentang   peternakan kambing & domba skala kecil di Austria yang ramah lingkungan, dan Cowspiracy mengenai efek industri peternakan sapi terhadap lingkungan dan bagaimana memecahkan masalah tersebut.

Penonton juga dapat belajar dari pengalaman seorang warga Amerika yang meninggalkan kehidupan mewahnya untuk hidup sangat sederhana demi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan melalui film The Impact Man. Melihat masa depan industri energi terbarukan beserta prospeknya melalui film Happening: A Clean Energy Revolution.

Serta mengagumi hasil karya arsitek Denmark dan ahli tata-kota Jan Gehl yang mempunyai visi mengubah lingkungan kota yang penuh dengan kemacetan dan minimum interaksi, menjadi tempat yang nyaman dihuni dimana penduduknya dapat saling berinteraksi di tempat terbuka, lewat The Human Scale.

Tak sekadar diberi tontonan, film-film tadi pasti akan mengusik pikiran. Karenanya setelah setiap film akan ada pembahasan mengenai topik tersebut dengan bintang tamu. Penonton pun mendapat kesempatan untuk bertanya, berbagi pengalaman, bahkan menyampaikan pendapat dari sudut pandang berbeda karena acara ini untuk berbagai pengalaman, saling belajar dan menginspirasi satu sama lain.

“Kami berharap dengan festival ini masyarakat Indonesia, terutama Jakarta akan lebih memahami mengenai masalah lingkungan hidup baik di Jakarta dan sekitarnya. Sehingga ini tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi juga memberikan inspirasi bagi mereka dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah ini bersama. Film adalah media interaktif yang dapat membuka wawasan kita mengenai banyak hal, semoga festival ini dapat dilanjutkan setiap tahun dan juga membawa wawasan beserta interaksi & inspirasi untuk kita semua.” ujar Michael Arief Gunawan, festival director Indonesian Eco Film Festival. (f)

Baca Juga:

Festival Film Tahunan German Cinema Kembali Digelar 1-6 Oktober 2019
Billie Eilish Ingin Membuat Konser Lebih Ramah Lingkungan
Selamatkan Satwa Dilindungi dengan Senyum Indahmu


Topic

#festivalfilm