Foto: Dok. Femina Group
Dengan memberdayakan sebanyak 23 orang pengrajin batik di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Lenny Agustin menghasilkan 40 koleksi yang menggunakan kain-kain Batik Xoela.
Para pengrajin Batik Xoela adalah pengrajin yang dilatih oleh Lenny dan timnnya selama enam bulan sejak akhir 2017 hingga pertengahan 2018. Sebelumnya, belum pernah ada pengrajin batik maupun kain batik di Sula.
Koleksi bertemakan ‘WANSOSA’ ini ia tampilkan dalam pagelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2019 yang berlangsung di Senayan City, Jakarta pada 25 Oktober 2018.
Para pengrajin Batik Xoela adalah pengrajin yang dilatih oleh Lenny dan timnnya selama enam bulan sejak akhir 2017 hingga pertengahan 2018. Sebelumnya, belum pernah ada pengrajin batik maupun kain batik di Sula.
Koleksi bertemakan ‘WANSOSA’ ini ia tampilkan dalam pagelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2019 yang berlangsung di Senayan City, Jakarta pada 25 Oktober 2018.
Lenny mengungkapkan bahwa dalam bahasa Sula, wansosa artinya lebah. Sementara lebah merupakan salah satu ikon kebanggaan masyarakat Sula. Dimana Sula memang terkenal sebagai daerah penghasil madu asli dari lebah liar di hutan (bukan hasil ternak). Sebagai wujud kebanggaan masyarakat, di Taman Wansosa, telah dibangun sebuah instalasi patung berwujud lebah.
Lenny tertarik pada filosofi lebah karena selalu bekerja keras secara bersama-sama untuk menghasilkan sesuatu yang manis. Lenny pun mengaplikasikan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan lebah, mulai dari wujud, sarang, serta lingkungan berkembang biak dan menghasilkan madu ke dalam koleksi dengan model blus-blus berpotongan unik, rok bervolume dan asimetris, jaket longgar, dan terusan.
Warna yang ia pilih didominasi warna hitam, serta warna-warna gelap lainnya, seperti biru dongker, coklat, marun. Ada juga warna cerah seperti oranye, biru, hijau, pink, dan ungu menggambarkan lingkungan hidup lebah.
“Bahan batik yang saya gunakan adalah katun, dipadukan dengan bahan neoprene, kulit sintetis, dan polyester,” kata Lenny saat ditemui di area fashion tent JFW 2019.
Untuk mempertegas tema, koleksi-koleksi ini juga dihiasi detail, aplikasi maupun aksesori yang terbuat dari sulaman, rajutan, fril dari potongan-potongan bahan neoprene. Motif-motif lebah dari potongan kain, sayap-sayapan atau sarang dari kulit sintetis, hingga bentukan akrilik yang di-lazer cut. (f)
“Bahan batik yang saya gunakan adalah katun, dipadukan dengan bahan neoprene, kulit sintetis, dan polyester,” kata Lenny saat ditemui di area fashion tent JFW 2019.
Untuk mempertegas tema, koleksi-koleksi ini juga dihiasi detail, aplikasi maupun aksesori yang terbuat dari sulaman, rajutan, fril dari potongan-potongan bahan neoprene. Motif-motif lebah dari potongan kain, sayap-sayapan atau sarang dari kulit sintetis, hingga bentukan akrilik yang di-lazer cut. (f)
Baca Juga:
Lewat Style Theory, Kita Bisa Sewa Baju Rani Hatta, Paulina Katarina, dan Day and Night di JFW 2019
Intip Gaya Sandra Dewi Mengenakan Dress dari Boneka Mickey Mouse di Jakarta Fashion Week 2019
Inspirasi Gaya Hanbok Korea Dalam Koleksi Kedua Sayee
Topic
#jakartafashionweek2019, #jfw, #jfw2019, #lennyaugustin