Dok: Unsplash@pablomerchanm
Setiap kali jam makan selalu jadi jam-jam paling menegangkan bagi Rika (29) dan anaknya, Nayla (5). Sejak kecil Nayla termasuk anak yang picky eater. Jika sudah suka dengan satu makanan, ia akan terus menerus mengonsumsi makanan tersebut. Kalau kesukaannya adalah buah dan sayur, mungkin Rika tidak terlalu pusing. Tapi kesukaan Nayla adalah ayam goreng dari sebuah restoran cepat saji.
Padahal, Rika sangat ingin anak pertamanya itu mau mencoba makanan sehat. Segala jenis sayur dan buah ia perkenalkan tapi hampir semuanya juga ditolak oleh Nayla. “Yang mau ia makan hanya wortel di sup,” ungkap Rika, pasrah. Akhirnya, sering pula Rika mengabulkan keinginan anaknya untuk menikmati ayam goreng tersebut, demi melihat Nayla makan.
Apa yang dialami Rika, mungkin dialami juga oleh kebanyakan ibu lain yang kerap kebingungan setiap kali anak mereka mogok makan. Apalagi jika makanan yang disajikan adalah menu sehat. Hingga akhirnya memutuskan untuk ‘tunduk’ pada keinginan anak.
Inge Tumiwa, pakar clean eating dan gaya hidup sehat menekankan tentang pentingnya mengajarkan pola makan sehat kepada anak sejak usia dini. “Karena urusan makan sehat bukan perkara hari ini, tapi tentang masa depan. Sehat sejak anak-anak menjadi modal dasar mereka untuk belajar, berkarya dan bekerja. Makan sehat juga bukan hanya perkara mau kurus,” ungkapnya, di sela-sela acara talkshow tentang Clean Eating di Jakarta Eat Festival (31/9).
Lebih ekstrim Inge mengatakan bahwa ketika anak mulai mengenal donat, keju, dan makanan olahan lainnya saat itulah pencernaan anak mulai dirusak. “Pencernaan yang belum sempurna sudah kita rusak. Akibatnya dikemudian hari anak-anak jadi lebih mudah terserang penyakit,” katanya.
Setiap orang memiliki riwayat panjang, sebelum ia terpapar suatu penyakit. Pada dasarnya menurut Inge tidak ada penyakit yang muncul tiba-tiba. Apa yang terjadi merupakan akumulasi dari gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.
Inilah mengapa Inge menekankan pentingnya bagi keluarga masa kini untuk mulai memperkenalkan makanan sehat sejak kecil dan membangun kebiasaan mengonsumsi makanan yang tepat. “Kini ada banyak solusi mudah untuk parenting, tapi sayangnya tak sedikit yang justru membuat pola makan keluarga jauh dari sehat. Sebaiknya ajak anak makan sehat dan berolahraga. Jangan justru mengajaknya mengikuti gaya hidup masa kini,” katanya.
Seorang anak yang picky eaters, menurut Inge, merupakan sebuah tanda pola makan yang tidak sehat. Jika dibiarkan berkelanjutan, akan muncul kelainan pola makan lainnya seiring bertambahnya usia anak. “Pola makan sehat tidak menganjurkan kita untuk obses pada satu makanan,” tambah wanita yang mendalami pola hidup sehat dengan clean eating karena berbagai masalah kesehatan yang ia dan keluarganya derita. Kini setelah 10 tahun menerapkan pola hidup sehat, Inge merasakan perubahan kualitas hidup keluarganya. (f)
Baca Juga:
5 Resep Wajib Coba Minggu Ini: Coba-coba Pasta, Dari pasta dari Spaghetti Pesto Bok Choy Sampai Gnocchi Labu Parang
Ayo Ajak Anak Isi Liburan dengan Belajar Memasak!
5 Sayuran Terbaik untuk Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bayi
Faunda Liswijayanti
Topic
#hidupsehat, #makansehat, #diet, #nutrisi