Family
Apakah Orang Tua Perlu Intervensi Ketika Kakak Adik Bertengkar?

9 Dec 2020


Dok. Pexels



Salah satu hal yang paling menantang ketika menjadi orang tua adalah saat menangani anak bertengkar. Ketika berusaha melerai, ada kekhawatiran bersikap tidak adil. Atau anak akan merasa dikecewakan karena menganggap orang tua membela salah satu anak dibandingkan anak yang lain.

Lantas apa yang harus dilakukan orang tua ketika anaknya bertengkar? Apakah kita, orang tua, perlu intervensi dalam pertengkaran anak-anak? Atau justru membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri?

Ini dia kata para pakar.

1. Rendahkan ekspektasi
Menurut Laura Kastner, psikolog klinis dan penulis buku Getting to Calm, The Early Years: Cool-headed Strategies for Raising Happy, Caring and Independent 3-7 Year Olds, mengatakan bahwa para orang tua perlu mengurangi ekspektasi hubungan harmonis dalam keluarga. Pasalnya, menurut Laura, keluarga yang harmonis bukannya tanpa pertengkaran, karena justru terkadang dari hal tersebut dapat membangun kedekatan antara kakak adik.

"Saya harap para orang tua untuk tidak terlalu mengkhawatirkan (pertengkaran kakak adik) hal itu," papar Laura. 

Ia menambahkan, ketika orang tua mengurangi ekspektasinya dan bersikap lebih santai, itu akan membuat mereka tidak mudah stres atau meneriaki anak-anak. Lebih jauh, kebiasaan meneriaki anak-anak justru lebih berdampak jangka panjang pada buah hati. 

2. Berikan mereka ruang sendiri
Jika memungkinkan, berikan ruangan sendiri bagi kakak dan adik, karena hal ini bisa menjadi tindakan pencegahan yang efektif untuk mengurangi pertengkaran di antara keduanya. 

“Pisahkan mereka sebisanya,” saran Laura.

Disampaikan oleh Laura, jika Anda punya beberapa kamar terpisah dan mereka cukup dewasa, tempatkan mereka dalam ruangan masing-masing. Biarkan mereka bermain di tempatnya masing-masing dan beri mereka waktu untuk diri mereka sendiri. 

"Biarkan mereka bosan. Mereka akan menyadarinya. Dan jika Anda berada di apartemen sempit seperti saya, dan anak-anak berada dalam satu kamar yang sama, buat zona terpisah untuk keduanya memiliki waktu sendiri," tambahnya lagi.  

3. Ajari anak kapan harus berhenti bertengkar
Kendati harus bersikap santai terhadap hubungan kakak beradik yang naik turun, namun menurut Laurie Kramer, seorang profesor psikologi terapan di Northeastern University di Boston mengatakan bahwa Anda tidak serta merta boleh mengabaikan pertikaian antar saudara. Pasalnya, jika ya, Anda menganggap bahwa pertengkaran itu boleh saja dilakukan.

Secara khusus, dia yakin bahwa orang tua harus bisa memastikan anak-anaknya memiliki kemampuan mengelola konflik dan mengatasinya sendiri. Dan salah satu dari keterampilan itu adalah seni berhenti ketika keadaan menjadi terlalu intens, yang, sejujurnya, adalah sesuatu yang masih menantang bagi orang dewasa.

Orang tua punya peran penting dalam mengajarkann anak untuk tahu kapan waktunya berhenti bertengkar. Tapi diingatkan oleh Laurie untuk melakukannya dengan cara yang tenang dan menyenangkan. Misalnya, diawali dengan cara minta anak-anak berhenti melakukan sesuatu saat sedang bermain atau ketika sedang outing ke luar.

"Dan ketika keadaan memburuk, misalnya mereka bertengkar, Anda bisa mengatakan kepada mereka 'Ibu lihat kalian sedang mengalami masalah, mari kita berhenti sebentar'," ujar Laurie menyarankan. 

Lama kelamaan, anak-anak akan mengerti dan menyadari sendiri kapan waktu yang tepat untuk berhenti ketika keadaan semakin terlihat memanas. 



Lanjut ke halaman berikutnya : Percayakan anak menyelesaikan masalah sendiri


BACA JUGA :
Risiko Kekerasan Online Pada Anak Perempuan Meningkat di Masa Pandemi
Cara Membuat Ruangan Belajar Anak di Rumah Lebih Kondusif
Inspirasi Bermain Bersama Anak Di Akhir Pekan


 


Topic

#konflik, #anak