
Lupakan sejenak gaya penyanyi solo pria di Indonesia yang mayoritas tak banyak bergerak saat menyanyi di panggung, atas nama ingin fokus menjaga kualitas vokal. Teza Sumendra (28) mampu melakukan hal sebaliknya: bergerak energik di atas panggung tanpa mengurangi vokal primanya. Teza memiliki suara bariton berkarakter, teknik vokal matang, dan aksi panggung energik. Agaknya, ketiga hal itulah yang menjadikan penyanyi dengan nama asli Marteza Sumendra itu kini kian dikenal.
Mengetik namanya di mesin pencarian Google menyisakan decak kagum. Teza adalah ‘jawara’ di beberapa media sosial berbasis musik dengan cover beragam lagu hits milik John Legend, Justin Timberlake, India Arie, hingga Michael Jackson.
Memang, namanya belum setenar Glenn Fredly, Sandy Sondoro, ataupun Afghan. Namun, bicara soal kualitas, Teza memiliki karakter yang membedakannya dari senior-seniornya. Saat membawakan lagu Hotline Bling milik Drake di acara musik di sebuah stasiun TV swasta misalnya, ia menyanyikannya dengan versi yang lebih soulful dari aslinya.
“Meski sering kali membawakan lagu orang lain, saya tetap menginterpretasikannya sesuai karakter diri. Bagi saya, penyanyi harus mampu menyatu dengan lagu apa pun yang ia bawakan,” cetus pria kelahiran Jakarta, 11 Maret 1988, ini.
Kemampuan Teza dalam membawakan beragam lagu dan genre memang sudah teruji. Menggunakan Soundcloud sebagai medium untuk menyalurkan passion bernyanyi sejak tahun 2012, ia berhasil membius jutaan orang melalui kemerduan vokalnya. Lagu Happy milik Pharrel Williams yang ia upload pertama kali, mendapatkan view sebanyak 2 juta.
Diakuinya, niat awal menyanyi lagu cover hanya untuk mengisi waktu luang, mengingat saat itu ia sedang sepi job. Pekerjaannya saat itu menyanyi reguler dari kafe ke kafe sambil sesekali mengerjakan jingle iklan. Makanya, ia pun memanfaatkan waktu luang dengan meng-upload suara menggunakan recorder di ponsel. “Saya menemukan keasyikan tersendiri. Ini sesuai dengan karakter saya yang senang mengeksplorasi vokal,” kata pria berdarah Kalimantan dan Betawi ini.
Seiring waktu, akun Soundcloud milik Teza mendapatkan lebih banyak followers. Dan, beberapa fans mulai memberikan feedback berupa saran untuk menggunakan alat perekam yang lebih canggih dan profesional, bukannya media recorder ponsel, agar suara yang dihasilkan jadi lebih jernih dan optimal.
“Saya kemudian membeli perangkat rekaman profesional. Saya juga membeli akun berbayar agar bisa bebas meng-upload sampai unlimited,” ujar penyanyi yang kemudian menjadikan Soundcloud sebagai medium untuk mengumpulkan portfolio ini.
Popularitas Teza di dunia maya kian berbuah manis. Beberapa tawaran manggung, duet, hingga rekaman pun ramai berdatangan. Ia mulai kebanjiran job menyanyi di beragam acara musik di beberapa TV swasta hingga berkolaborasi dengan beberapa musikus papan atas seperti Indra Lesmana, Kahitna, Reza Artamevia, Andien, Rinni Wulandari, dan pendatang baru, Andrea Miranda.
“Beragam proyek dan tawaran yang datang membuat saya jadi lebih percaya diri. Saat itulah saya baru berani mengklaim diri sebagai penyanyi solo,” ujar Teza, tersenyum.
Karier dan popularitas yang terus meroket, ia tak lupa menuangkan segenap idealisme dan passion bermusik dalam sebuah proyek pribadi. Dan, sebagai bukti, ia merilis album perdana berjudul namanya sendiri yang ia pasarkan secara indie. Dalam album yang berisi 5 lagu dengan genre black music ini, Teza bekerja sama dengan Rendy, gitaris muda yang juga sahabatnya sendiri.
“Album ini benar-benar dikerjakan menggunakan metode do-it-yourself. Mulai dari konsep hingga materi lagu, kami kerjakan berdua. Saya bahkan mendesain sendiri sampul album ini,” ujar pria lulusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Trisakti, ini, bangga.(f)