
Foto: Jessica Tri Putri
Memiliki suara emas, personalitas kuat, serta wajah cantik, Raisa Andriana (26) dan Isyana Sarasvati (23) juga sama-sama punya massa dan pengaruh besar bagi penggemarnya. Bisakah dua matahari ini berkolaborasi dan bersinar dari atas panggung yang sama tanpa saling menghanguskan? Berikut ini rekaman bincang-bincang femina bersama kedua wanita muda berbakat ini, termasuk visi mereka di dunia musik dan kehidupan pribadi.
Dari Kompetisi ke Kolaborasi
“I don’t want your money, forget about that honey...” Paduan suara Isyanation, sebutan bagi penggemar Isyana, mengiring suara merdu Raisa saat menyanyikan Keep Being You, lagu hits milik Isyana di showcase Raisa X Isyana, di Jakarta. Begitu sebaliknya, dengan kompak para Youraisa, sebutan bagi penggemar Raisa, ikut angkat vokal saat Isyana melantunkan tembang kondang Raisa, Could It Be.
Ini momentum yang mengharukan, mengingat sebelumnya, pada periode Tahun 2015, Isyanation dan Youraisa pernah terlibat perang pengaruh di media sosial lewat komentar-komentar jahat yang saling menjatuhkan. Masing-masing tak rela jika pujaan mereka tergeser dari puncak tangga musik tanah air.
“Kami berdua sering dibanding-bandingkan,” ungkap Isyana. “Saya kaget karena kata-katanya kasar. Takutnya Isyana berprasangka buruk pada saya,” sambut Raisa. Keduanya mengingat perseteruan di antara Youraisa dan Isyanation yang terjadi, bahkan sebelum mereka bertemu.
Keduanya sama-sama merintis karier dari dunia maya, seperti YouTube dan Soundcloud. Hingga saat ini, Raisa telah menelurkan tiga album dengan koleksi lagu hiits, seperti Serba Salah, Mantan Terindah, dan Kali Kedua. Di Anugerah Musik Indonesia 2016 lalu ia memborong lima penghargaan, dua di antaranya Artis Solo Wanita Pop Terbaik dan Album Pop Terbaik.
Isyana resmi masuk industri musik Indonesia pada tahun 2014, lewat single pertamanya, Keep Being You, yang berhasil merebut hati penggemar. Apalagi, saat dua single terbarunya, Tetap Dalam Jiwa (2015) dan Kau Adalah (2015) masuk ke pasaran. Lulusan Nanyang Academy of Fine Arts Singapura dan Royal College of Music Inggris ini menelurkan debut albumnya, Explore! di tahun 2015. Kiprah segarnya memenangkan Best Asian Artist Indonesia dari MNet Asian Music Awards (MAMA) 2016 di Hong Kong.
“Kami berdua punya mimpi yang sama, ingin berkarya sebagai musikus. Tidak apa-apa, dan tidak perlu saling menjatuhkan,” ungkap Isyana. Setuju dengan Isyana, Raisa menambahi, bahwa semua orang punya ruang berkarya. Tanpa menjatuhkan orang lain, seseorang bisa stand out dengan ciri khasnya. “Harus percaya ini dulu untuk bisa berkarya secara jujur,” lanjut Raisa.
Di era tajam dan kejamnya kompetisi, keduanya bisa saja menjadi matahari yang berusaha saling menghanguskan. Sebaliknya, dari atas panggung yang sama, keduanya sukses berbagi ruang dan angan lewat kolaborasi lagu Anganku Anganmu.
“Lagunya kami buat berdua, dengan proporsi 50:50, mulai dari melodi, aransemen, sampai lirik,” jelas Raisa, tentang lagu yang direkam di Swedia, Februari 2017. Di tangan Raisa dan Isyana, lagu yang mendapat sentuhan aransemen dari Marco Steffiano ini berubah total.
“Kami mencari melodi baru dengan ketukan irama lebih cepat, dan lebih empowering!” ujar Raisa, puas. Sebenarnya, proyek kolaborasi yang sempat dirahasiakan rapi ini penggarapannya telah dilakukan sejak tahun lalu. Usaha ini sukses menjadi kejutan manis bagi penggemar mereka.
Membangun Sisterhood
Women should empower each other instead of being so envious and hateful of one another. Semangat memberdayakan inilah yang ingin terus dibawa dan disebarkan oleh Isyana dan Raisa dalam berkarya. Baik Raisa maupun Isyana mengaku, perjalanan paling berkesan dari kolaborasi ini terjadi selama proses workshop yang berlangsung pada Juni hingga Juli 2016. Selama itu keduanya saling mengenal secara pribadi dan berhasil membangun chemistry dan sisterhood yang kuat.
“Di workshop inilah kita punya waktu ngobrol berdua, jadi tahu dia sukanya apa dan saya sukanya apa,” ungkap Raisa. Isyana pun merasakan hal yang sama. Di proses workshop inilah mereka bisa menyatukan dua karakter yang berbeda. Cukup tiga kali pertemuan, keduanya sukses melahirkan lagu Anganku Anganmu. Isyana juga mengaku banyak belajar dari Raisa.
“Saya banyak mempelajari kedewasaan dan kesabaran Kak Yaya. Dia lebih dulu berkecimpung di dunia entertainment,” ungkap Isyana. Ia mengatakan, meski dirinya terlihat kurang serius karena keseringan tertawa, di balik itu ia adalah seorang pengamat yang baik. “Saya suka sekali pada orang yang apa adanya dan
jujur. Keep being you. Kalau enggak suka, ya, bilang saja enggak suka,” lanjut wanita berdarah Jawa-Madura itu tentang Raisa.
Raisa pun mengaku belajar banyak dari Isyana yang guru vokal dan musik. “Saya belajar banyak tentang teori olah vokal dan bermusik darinya,” ungkap Raisa. Namun, di antara semua itu, Raisa belajar kedewasaan Isyana saat menyikapi perseteruan yang terjadi di antara fans mereka. “Isyana itu berkarakter. Senang melihat orang yang bisa jadi dirinya sendiri,” ungkap Raisa, tentang pasangan duetnya itu.
Mereka berdua merasa punya tanggung jawab lebih menyebarkan pesan-pesan positif di tengah fenomena hater di media sosial. Justru di momen inilah keduanya menemukan jalan untuk membalikkan semangat kebencian itu menjadi alat penyatu. “Kami adalah dua kekuatan yang punya pendukung yang banyak. Sayang kalau modal ini tidak membuahkan kolaborasi yang berdampak,” ujar Raisa. Lagu Anganku Anganmu ini menjadi cara mereka untuk mengingatkan orang-orang untuk lebih positif.
Bagaimanapun, bicara soal perjuangannya sebagai wanita musikus di Indonesia, Raisa punya uneg-uneg tersendiri di awal merintis karier. “Jujur, saya merasa banyak sekali pressure untuk tidak menjadi diri sendiri,” ungkap Raisa. Ia merasa diarahkan untuk lebih mengikuti yang disukai pendengar, seperti penampilan berbusana yang lebih seksi.
“Padahal, saat itu saya tidak mau memakai baju terbuka. Sehingga, banyak bisik-bisik bahwa ulah saya ini akan membuat saya dijauhi para desainer,” kenang Raisa. Hal ini membuat hatinya sangat sedih, seolah bakat dan passion di dunia tarik suara tidak cukup untuk berkarya di blantika musik tanah air. “Saya yakin, generasi setelah kami akan memiliki jalan yang lebih mudah untuk berkarya dan tetap menjadi dirinya sendiri,” harap Raisa, yang diikuti anggukan setuju Isyana.
Sebagai generasi Kartini muda, Isyana dan Raisa berharap bahwa relasi saling memperkuat di ruang profesional ini juga berlaku di wilayah personal. Di antaranya, dalam relasi cinta. “Saya ingin berada dalam relasi di mana saya bisa makin menjadi diri sendiri dan saling mendukung,” tutur Isyana.
Sementara itu, Raisa merasa bahwa emansipasi tidak melulu bicara soal menjadi wanita yang bisa melakukan apa yang dilakukan oleh pria. “Wanita diciptakan untuk melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh pria. Dan ini banyak sekali jumlahnya. Feel power itu ada di situ,” tandas kekasih aktor Hamish Daud ini.
Inspirasi wanita yang memberdayakan ini menurut mereka ada pada sosok ibu. Sungguh luar biasa bagaimana satu orang bisa menyerahkan hidupnya secara total terhadap keluarnya, dengan perhatian yang sama besar.
“Dari kecil Ibu selalu ada 100 persen buat kami semua. Ibu saya seorang ibu rumah tangga, full time job yang enggak ada liburnya, 24 jam sehari. Butuh kekuatan luar biasa untuk mengambil peran seperti ini,” kata Raisa, kagum pada sang bunda, Ria Mariaty.
Isyana juga bersyukur bahwa dirinya tumbuh besar dalam bimbingan seorang ibu yang tidak membatasi ekspresinya. “Saya tidak pernah dilarang ini itu. Tapi, justru kepercayaan ini yang membuat saya sebagai anaknya sadar diri dan bisa mengontrol diri,” ungkap Isyana, tentang ibunya, Luana Marpanda, seorang guru musik. Baik Raisa maupun Isyana berharap bisa meneladani dua sosok inspiratif ini. (f)
Topic
#Selebritas