
Foto: Ricko Sandy
Tak terhitung berapa kali Asmara Abigail Sumiskum (27) ikut casting sejak berusia 14 tahun. Baru pada tahun 2016, saat itu ia berusia 24 tahun dipercaya membintangi Setan Jawa karya Garin Nugroho yang melejitkan namanya sebagai aktor muda. Ia pun terlibat di film garapan sutradara Joko Anwar, seperti Pengabdi Setan (2017), Perempuan Tanah Jahanam (2019), dan Gundala (2019).
Kiprahnya memang baru ‘seumur jagung’. Tapi, totalitas kerja yang sudah ditunjukkan membawanya mendapatkan penghargaan Variety: Asian Stars Up Next Awards dalam ajang International Film Festival & Awards Macao tahun 2019 lalu.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada IFFAM dan Variety untuk kesempatan ini yang membawa talenta-talenta Asia ke level berikutnya. Untuk membawa lebih banyak cerita Asia ke panggung internasional. Untuk kami memiliki kesempatan sebagai aktor menyampaikan kisah yang tak tersampaikan ke penonton yang lebih luas,” tutur Asmara, ketika menerima penghargaan Variety: Asian Stars Up Next Awards, ajang IFFAM pertengahan Desember 2019 tahun lalu.
Mendapat penghargaan itu bagai mendapat durian runtuh. Bagaimana tidak, sejak terlibat di film Setan Jawa, Asmara belum pernah mendapatkan satu pun penghargaan di Indonesia.
“Ketika saya menerima e-mail, saya senang, bengong, dan kaget karena kiprah saya di perfilman belum terlalu besar. Tapi, saya percaya penyelenggara sudah melihat rekam jejak saya sejak awal,” katanya.
Asmara meyakini, meskipun film Setan Jawa, serta beberapa film lain yang ia bintangi tidak terlalu terkenal di Indonesia, film-film tersebut justru pernah diputar di beberapa ajang film festival di luar negeri. Ditambah lagi, ia pernah membintangi film produksi Malaysia berjudul One Two Jaga (2018). Itulah alasan penyelenggara memberikan penghargaan itu kepadanya.
Asmara adalah salah satu dari 8 bintang muda Asia penerima Asian Stars Up Next Awards 2019. Ia bersanding dengan Im Yoona (Korea Selatan), penyanyi-aktris yang melejit dengan K-pop group Girls’ Generation, Ryota Katayose (Jepang), penyanyi-aktor dari J-pop boyband Generations dari Exile Tribe, Bhumi Pednekar (India), aktris Filipina Bea Alonzo, serta Praewa Suthampong dan Jenis Opraset, keduanya adalah anggota dari Thai girl group BNK48, dan aktor Vietnam Liên Binh Phát.
Penghargaan ini merupakan kerja sama International Film Festival & Awards Macao dan majalah Variety untuk mengenalkan dan mempromosikan Asian on-screen talent yang sudah membangun karier mereka di negaranya masing-masing, tapi juga memiliki potensi menuju karier internasional.
Asmara mengakui kesuksesan yang ia raih tidak terlepas dari campur tangan Garin dan Joko sebagai sutradara pertama yang memercayai kemampuan aktingnya. Tidak terlalu berlebihan kalau mereka ia anggap mereka sebagai guru. Ia belajar banyak hal dari cara mereka bekerja dan menggali potensi aktor.
Asmara mengatakan, dengan modal pengalaman dan penghargaan yang sudah ia dapatkan, bila ada tawaran atau kesempatan, ia siap untuk go international. Ia ingin bermain di film-film produksi Italia karena sejak kecil ia gemar menonton film-film Italia.
Bermain dalam film garapan sutradara Marco Tullio Giordana dan Giuseppe Tornatore merupakan salah satu impian besarnya. Kedua sutradara Italia itu memang cukup berprestasi dalam menyutradarai film. Karya Marco pernah masuk Festival Film Cannes 2005, dan Giuseppe pernah meraih penghargaan Academy Award 1990 lewat film karyanya berjudul Cinema Paradiso.
Ia berharap, keterlibatannya dalam film pendek yang dibintangi oleh traveler asal Italia bernama Francesco --yang berkeliling dunia dengan naik Vespa, dan diproduksi di Bali pada 2019—bisa membuka jalan untuk dikenal para sineas di Italia.
Selain ingin berkarya di tingkat dunia, Asmara juga ingin lebih banyak berperan di film genre lain, terutama film-film bergenre drama. Tujuannya untuk mengubah citra dirinya yang selama ini dicap sebagai bintang film horor.
“Saya tidak pernah membatasi diri atau memilih-milih film dan sutradara. Selama visi dan misi ceritanya sejalan, saya pasti ambil peluang itu,” ucap pemeran Roro Untari dalam film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018) ini.
Baca Juga:
Selain Kemeja Flanel, Ini 5 Barang Fashion Pilihan Asmara Abigail
Jalan Panjang Karier Ayla Dimitri, Sumber Inspirasi Banyak Wanita Dalam Bergaya
Sering Berdonasi, IU Jadi Pahlawan Filantropi Asia Termuda
Topic
#asmaraabigail, #selebriti