Foto: Dok Instagram DenaRachman
Setiap kita lahir dan tumbuh di lingkungan yang berbeda. Kita pun memiliki pengalaman yang unik sesuai dengan bagaimana dan di mana kita bertumbuh. Sebagaimana hidup tak selalu tentang suka cita, pengalaman yang kita alami selama masa kanak-kanak juga tidak hanya meliputi pengalaman menyenangkan saja, sebagian dari kita pun harus melewati pengalaman yang buruk sekali pun.
Dena Rachman, selebriti sekaligus aktivis yang banyak bekerja sama untuk pelaksanaan berbagai kampanye dengan banyak organisasi, seperti UNDP, UNESCO, UNFPA, ILO, Hivos, dan Rutgers. mengungkapkan tentang peristiwa traumatis yang ia alami di masa kecil atau childhood trauma.
“Semasa kecil, ibu yang mengetahui bakatku mendorong aku untuk menjadi artis. Tidak ada maksud buruk, tapi hal ini tanpa disengaja menekan aku dan membentuk sebuah trauma,” aku Dena dalam perbincangan mengenai “Childhood Trauma: Mengurai Masa Lalu untuk Kuat di Masa Depan”, di hari kedua Festival Pulih, Jumat (26/11/2021) lalu.
Hal tersebut kemudian membentuknya menjadi pribadi yang ambisius. Dena mengartikan bahwa untuk menjadi apa yang dirinya mau, Ia harus sukses. Memang betul, tapi yang membuatnya kurang tepat adalah sudut pandang Dena yang hanya terpatri pada aspek materialnya saja.
“Punya mobil, bisa S2 di luar negeri, punya rumah itu definisi suksesku dulu. Sempit sekali maknanya. Aku tidak menyalahkan orang tua ku mengenai hal ini, sama sekali, karena mereka tidak melakukannya on purpose. Mereka hanya menginginkan yang terbaik buatku.”
Namun saat itu, Dena mengaku Ia sempat berpikir bahwa keluarganya bukanlah tipe keluarga yang ia dambakan. Padahal, di sisi lain, teman-teman Dena mengungkapkan betapa keluarga Dena adalah keluarga impian.
“Kata mereka, keluargaku terbuka dan sangat suportif. Hal ini baru kusadari setelah aku pulih. Kini aku sadar bahwa hal ini tak selalu dimiliki oleh teman-teman ‘minoritas’ di luar sana. Mereka bahkan tak bisa merasakan family value karena dibuang oleh keluarga mereka,” ucap pemilik nama asli Renaldy Denada Rachman, sebelum memutuskan mengubah dirinya dari laki-laki menjadi perempuan beberapa tahun yang lalu.
Ia mengungkapkan secara lugas, “Ambisiku saat itu menyebabkan pergumulan yang luar biasa di aku secara personal. Hal ini kemudian menjadi bentuk lain dari childhood trauma.
Childhood trauma adalah sebuah peristiwa menakutkan atau berbahaya yang dialami seorang anak, yang menyakitkan secara emosional, membuat anak dalam posisi tertekan, dan sering kali memberikan efek berkepanjangan. Ini yang harus diwaspadai.
Trauma masa kecil tentu bisa dipulihkan. Dena pun mengungkapkan beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menyembuhkan luka itu. Pertama adalah mengingat kembali memori masa lalu. Terkadang, kita harus memberikan extra effort untuk mengingat sesuatu yang sebetulnya melukai kita. Alam bawah sadar kita cenderung menguburnya dalam-dalam, jadi kita seolah lupa akan hal tersebut. Coba duduk tenang dan ingat-ingat. Kemudian, di masa sekarang, pikirkan situasi yang membuatmu tak nyaman, yang bisa memicu emosimu. Rasakan, pusatkan pikiranmu.
Kedua adalah dengan mengenali emosi dan sensasi yang kita biasa rasakan di situasi tertentu. Dena mengungkapkan, “Pahami diri kita sendiri. Bila berada di situasi A, respon apa yang akan kita berikan? Emosi seperti apa? Kemudian, coba pahami dan namai emosi tersebut. Oh, ini marah, ini kecewa, ini sakit hati. Be more conscious.”
Langkah ketiga adalah mengambil pesan dari emosi dan sensasi yang kita rasakan. Coba direfleksikan, apakah emosi dan sensasi tersebut memiliki kaitan dengan peristiwa traumatis di masa lalu? Cermati baik-baik. Bila sudah, coba berbagilah dengan orang lain yang kita percayai. “Namun, yang terpenting adalah know that we're worthy and loved and strong karena kita punya Tuhan yang sertai kita, so be brave,” tutup Dena. (f)
Baca Juga:
Kelola Emosi dengan Meditasi untuk Kesehatan Mental di Era Hybrid Working
Lakukan Latihan Ini Setiap Hari untuk Membangun Kekuatan Mental
Buat Hidup Lebih Bahagia, Ini 5 Cara Mencintai Diri Sendiri
Faunda Liswijayanti
Topic
#artis , #model, #kesehatanmental