Career
Strategi Menjadi Kutu Loncat Karier

14 Dec 2016


Foto: Pixabay
 
Layaknya mencari pasangan hidup, mendapatkan pekerjaan yang 'pas' memang bukan perkara mudah. Alhasil, tidak jarang ada sebagian orang yang harus keluar-masuk dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Alasannya beragam, mulai dari gaji, peluang pengembangan karier, mencari tantangan baru, tidak cocok dengan lingkungan kerja, hingga tujuan pencarian passion atau minat.

Menjadi kutu loncat dalam dunia karier pada dasarnya bukan hal yang negatif. Namun, dengan catatan, kepindahannya bukan karena alasan uang atau gengsi semata. Pasalnya, jika hanya itu alasannya, maka tidak akan ada nilai tambah bagi diri dan kariernya.      

Sebaliknya, jika kepindahannya itu didasarkan pada alasan untuk menemukan passion atau minat, maka hal itu sangat bisa dibenarkan. Jika di perusahaan atau bidang pekerjaan yang digelutinya, ia merasa tidak menemukan passion dirinya, maka ia berhak untuk mencari passion tersebut di tempat atau di bidang lain. Meski, pada dasarnya, upaya menemukan passion sebenarnya bisa dilakukan dengan cara lain, seperti banyak bertemu orang baru, pergi ke tempat baru, atau dengan banyak membaca.

Namun, jangan takut dinilai sebagai orang yang tidak loyal hanya karena Anda ingin menemukan passion di tempat lain. Karena, ukuran loyalitas yang sebenarnya tidak dilihat dari berapa lama seseorang bekerja di satu perusahaan. Ukuran loyalitas yang sebenarnya justru bisa dilihat dari seberapa besar kontribusi yang bisa diberikan selama Anda bekerja di satu perusahaan. Selama Anda bisa memberikan kontribusi yang cukup besar pada perusahaan, meski dalam rentang masa kerja yang tidak terlalu lama, Anda sudah bisa dianggap memiliki loyalitas. 

Baca juga:  
Kurun waktu pencarian passion antara orang yang satu dengan orang yang lain berbeda-beda, tergantung kesungguhan upaya pencarian dari orang yang bersangkutan. Ada yang baru berhasil menemukan passion dirinya setelah berkelana selama 9 tahun, ada pula yang hanya dalam waktu 3 tahun sudah menemukan passion.

Namun, kondisi ini juga bukan berarti memberi pembenaran bagi seorang kutu loncat yang memiliki kebiasaan pindah dari satu kantor ke kantor lain hanya dalam hitungan bulan. Karena, untuk menemukan passion, seseorang terlebih dahulu harus mau membiarkan dirinya mengikuti ritme kerja di perusahaan yang ia tempati dan benar-benar berupaya menyelami bidang pekerjaannya.

Meski tidak ada batasan umur dalam urusan pindah kerja bagi mereka yang tengah mencari passion-nya, di rentang usia antara 30 – 40 tahun, seseorang disarankan sudah memiliki jejak karier yang jelas dan mulai membangun  karier tersebut dengan terencana. Sehingga, di atas usia 40 tahun, ia bisa tinggal menjalankannya dan senantiasa meningkatkan karier yang sudah ia bangun.  

Makna karier ini sangat berbeda dengan pekerjaan. Sebuah pekerjaan hanya bisa diartikan sebatas jabatan atau posisi yang bisa hilang sewaktu-waktu, sementara karier akan senantiasa melekat pada diri seseorang. Pendek kata, kita bisa saja sewaktu-waktu dipecat dari pekerjaan, tapi kita tidak akan mungkin dipecat atau kehilangan karier yang sudah kita miliki.

Saat hendak memutuskan untuk pindah kerja, hal itu hendaknya dilakukan atas pertimbangan yang matang, sebagai bagian dari rencana karier yang hendak dibangun. Bukan dibutakan oleh alasan uang semata. Uang seharusnya hanya dianggap sebagai pelengkap atau bonus yang akan diterima dari usaha seseorang dalam membangun kariernya. (f)
 
Ikrima Nurfikria


Topic

#TipKarier