
Sebagai pemimpin perempuan, kita menghadapi berbagai tantangan setiap hari, baik dalam menjalankan kepemimpinan kita maupun dalam mengembangkan diri kita sendiri. Karena itu, pembekalan tentang leadership menjadi hal berguna yang tak boleh dilewatkan.
Akademi Femina dan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) menggelar webinar bertajuk Menjadi Pemimpin Perempuan yang Tangguh dan Inspiratif, menghadirkan dua pembicara yaitu Rifeald Romauli Sinaga, PhD, SMA, CSRS dari Universitas Prasetiya Mulya dan Mathilda AMW Birowo, M.Si, Ketua Sinergi Perempuan Indonesia. Acara yang berlangsung selama 2 jam 30 menit tersebut mengupas tuntas beberapa hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk menjadi pemimpin perempuan yang kapabel dan berkompeten.
Sebagai latar belakang, menurut World Economic Forum, Indonesia menduduki peringkat ke-92 dari 146 negara dunia dengan Skor Global Gender Gap pada tahun 2023 mencapai 68,4% secara keseluruhan. Artinya, skor ini menggambarkan tidak adanya perubahan signifikan dalam hal kesetaraan gender dari tahun sebelumnya, terutama di dunia kerja.
"Kepemimpinan wanita sudah menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak saat ini. Masih kurangnya presentasi wanita yang menduduki posisi manajerial masih jauh dari harapan, menunjukkan masih ada celah yang harus kita jembatani untuk mencapai kesetaraan gender di semua sektor; pemerintahan, bisnis maupun organisasi sosial," ujar Zornia Harisantoso, Chief Brand Officer Femina mewakili Akademi Femina, saat membuka webinar.
Sejurus dengan Zornia, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo,M.Pd, Ketua Umum Kowani periode 2019 hingga 2024, mengungkapkan hal serupa, "Kita masih menghadapi tantangan besar dalam hal representasi perempuan di posisi kepemimpinan, baik di sektor publik maupun swasta."

Perempuan pemimpin perlu lebih percaya diri
Pada segmen pertama, Rifeald Sinaga menjelaskan berbagai keunggulan dari perempuan sebenarnya sudah terikat dalam dirinya untuk menjadi seorang pemimpin. "Beberapa karakter tersebut di antaranya empati, kecerdasan emosional, kepemimpinan transformasional, tangguh dan mampu ber-networking," ungkap Rifeald.Sayangnya, perempuan yang ingin meneruskan usaha keluarga masih saja dituntut untuk membuktikan diri secara akademik dulu sebelum meneruskan usaha tersebut.
"Sebetulnya, berdasarkan riset, perempuan itu lebih produktif daripada laki-laki ketika menjadi pemimpin. Dan mereka bisa menghasilkan pendapatan lebih tinggi saat bekerja sama dengan karyawan yang lebih terbatas. Bisnis yang dipimpin perempuan juga memiliki hutang yang relatif lebih rendah dibanding perusahaan yang dijalankan laki-laki," Rifeald menambahkan.
Padahal dengan karakter yang mendukung perempuan untuk memimpin tersebut, perempuan lebih memiliki kemampuan mengidentifikasi esensi dari organisasi. Karakter tersebut juga mendukung perempuan pemimpin untuk bisa memotivasi pekerja dan bersama mencapai tujuan organisasi secara lebih efektif. Demi mendukung karakter pemimpin tersebut tereksplor dengan baik, perempuan perlu percaya diri yang cukup untuk terus maju.
"Agar lebih percaya diri, [pemimpin perempuan] perlu mengubah pemikiran untuk lebih siap menghadapi kesalahan. Karena berbuat kesalahan itu bukan masalah, asal kita bisa terus belajar dan move on. Kita bisa menjadi pemimpin yang baik jika percaya diri. Dan percaya diri itu ada dalam diri kita. Tinggal kita explore percaya diri itu," ungkap Rifeald.

Kuasai dan manfaatkan teknologi
Sementara dalam segmen kedua, Mathilda Birowo menjelaskan bagaimana teknologi memainkan peran penting dalam organisasi. Karena itu, menurut Mathilda, perempuan pemimpin harus memadukan pendekatan digital dalam berorganisasi."Sebagai pemimpin, kita perlu mengerti bahwa teknologi informasi yang dimiliki itu bukan gratis, juga bukan beban biaya, melainkan investasi ke depan. Artinya, dana yang dikeluarkan untuk update teknologi semata-mata untuk kebutuhan memaksimalkan organisasi sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan juga waktu," jelas Mathilda.
Menurut Mathilda, ada 4 kunci keberhasilan yang harus dimiliki perempuan pemimpin, di antaranya:
1/ Memastikan penggunaan teknologi secara cepat dan tepat.
2/ Memiliki database kuat yang bisa didapat dari perangkat digital sehingga strategi bisnis bisa lebih sesuai dan tidak ikut-ikutan.
3/ Mengoptimalkan prosedur operasional sesuai teknologi baru dan memanfaatkan teknologi digital.
4/ Mampu melakukan perubahan sesuai kemampuan, berani mengambil risiko, dan mau berkolaborasi untuk menjadi lebih kuat.
Jangan lupakan dukungan sesama
Menariknya, saat berlangsung sesi tanya-jawab, salah seorang peserta menanyakan soal bentuk nyata perempuan mendukung perempuan dalam organisasi atau perusahaan.Kemudian Rifeald menceritakan pengalamannya bersama sosok pemimpin yang ditemuinya ketika bekerja di Australia. Menurut Rifeald, sosok perempuan pemimpin yang ditemuinya tersebut memiliki karakter yang suka merangkul perempuan di bawahnya.
"Ketika ia memiliki bawahan perempuan yang sesuai dengan syarat kebutuhan, mereka akan dimentor dan didukung agar bisa bersama-sama naik ke jenjang berikutnya. Selain itu, saat kita bergabung dengan organisasi yang beranggotakan perempuan, kita bisa bangun persekutuan yang saling menguntungkan," ujar Riefald.
Saat ini, organisasi wanita dan para pemimpin perempuan di Indonesia berjumlah cukup besar. Jika saling bersinergi dan menghimpun jejaring yang lebih luas, bukan sebuah impian jika pemimpin-pemimpin perempuan akan lebih banyak lagi bermunculan di masa depan. Tetap semangat maju para pemimpin perempuan di mana pun berada!
Baca juga:
Ingin Disegani Orang Lain? Begini Caranya!
Paham Hukum Penting bagi Pemilik Usaha
5 Cara Dorong Kesetaraan Gender dalam Perusahaan
Laili Damayanti
Topic
#webinarKowani, #pemimpinperempuan, #kuncipemimpinperempuan