Career
Ingin Dapat Pekerjaan Baru Lewat Headhunter? Perhatikan 4 Hal Ini.

19 Dec 2016


Foto: Fotosearch
 
Beruntunglah bila Anda pernah dihubungi oleh seorang head hunter. Artinya, jerih payah Anda dalam bekerja selama ini diperhatikan orang dan menarik minat mereka. Head hunter atau spesialis pencari eksekutif tak akan menghubungi seorang kandidat, jika ia dianggap tidak punya kelebihan yang layak dijual ke perusahaan.
 
Jasa head hunter dewasa ini memang  makin dibutuhkan, terutama di level eksekutif. Tanggung jawab yang  makin tinggi menuntut calon karyawan dengan kemampuan luar biasa. Padahal, belum tentu pemilik kemampuan itu tengah aktif mencari kerja. Di sinilah head hunter berperan. Lewat kekuatan network-nya, head hunter bisa menjodohkan eksekutif yang tepat dengan perusahaan yang tengah membutuhkan.

Tapi, jangan cepat ge-er dengan tawaran yang disodorkan. Ingat, dihubungi belum berarti Anda akan segera 'dilamar'. Proses yang harus dilalui masih panjang. Jadi, buat apa buang waktu mengikuti seleksi dengan makcomblang yang asal-asalan? Lagi pula, kalau kurang berhati-hati, bisa saja Anda dibuai oleh janji manis yang tak sesuai kenyataan. Untuk mengantisipasi hal itu Anda perlu melakukan langkah berikut ini.
 
1/ Cek dan ricek

Sebelum sibuk mempertimbangkan untuk pindah kerja, tentukan dulu sejauh mana Anda percaya pada head hunter yang menjanjikan peluang tersebut. “Perusahaan yang baik juga akan memilih head hunter yang punya reputasi baik,” jelas Windy Poerwono dari Ôrly Consulting. Prinsip ini perlu Anda pegang dalam berhubungan dengan seorang head hunter.
 
Cari tahu perusahaan apa yang pernah ia wakili di masa lalu dan sudah berapa lama ia berkecimpung di dunia recruitment. Mengingat head hunter adalah sebuah bisnis yang mengandalkan jejaring, maka jam terbang sangat menentukan. Portfolio yang berderet menandakan ada banyak perusahaan yang telah memercayakan kebutuhan mereka lewat jasanya.  “Tanyakan pula posisi apa saja yang sudah berhasil ia tempatkan. Sesuai atau tidak dengan level Anda,” kata Windy.

Head hunter yang baik juga tidak akan melakukan pelanggaran etika kerja, termasuk tidak mengirimkan CV Anda ke perusahaan lain tanpa izin, meminta Anda berbohong soal paket gaji yang diminta, sampai meminta tambahan komisi langsung pada Anda. “Klien head hunter adalah perusahaan. Merekalah yang melakukan pembayaran, bukan kandidat. Jadi, Anda tak perlu mengeluarkan biaya apa pun,” jelas Taufik.
 
Ia menambahkan, reputasi seorang head hunter penting dipertimbangkan, sebagai upaya menjaga kerahasiaan. Jangan sampai kasak-kusuk yang tengah Anda lakukan bocor ke telinga pimpinan perusahaan tempat Anda bekerja saat ini. Semua itu bisa saja terjadi akibat obrolan yang kurang terjaga atau CV yang asal kirim. Padahal, masa depan Anda dengan calon perusahaan baru, masih samar. Akibatnya, Anda dicap tidak loyal pada perusahaan dan karier Anda pun ikut terancam.
         
2/ Teliti calon pelamar Anda

Head hunter profesional adalah seorang yang informatif. Ia sanggup menjawab pertanyaan Anda seputar latar belakang perusahaan yang  diwakilinya. Windy menyarankan agar tidak mudah silau oleh embel-embel perusahaan asing. Standar gajinya yang lebih terstruktur, terkadang membuat Anda tak punya banyak ruang untuk melakukan negosiasi.  Sedangkan di beberapa perusahaan lokal, varian gaji yang cukup luas memudahkan Anda untuk melakukan lompatan pendapatan yang signifikan.

Informasi sepak terjang sebuah perusahaan juga bisa memberikan gambaran mengenai prospek karier di masa depan, jika Anda sampai memutuskan bergabung. Kualifikasi yang dicari pun perlu Anda tanyakan secara lebih detail, berikut alasan mengapa head hunter tersebut menghubungi Anda. Ketidakmampuannya menjawab pertanyaan menjadi lampu kuning, tanda Anda harus waspada. Siapa tahu ia tidak benar-benar mempertimbangkan kualifikasi yang Anda miliki.

Hal ini sempat dialami oleh Desiree Hastarina. Saat masih bekerja di sebuah perusahaan teknologi informasi, ia sempat dihubungi seorang head hunter yang menawarinya pekerjaan di industri berbeda. Ketika bertanya mengapa dirinya dihubungi, jawaban head hunter tersebut tak memuaskan. “Dia mengaku hanya mengira-ngira, siapa tahu saya tertarik.  Cara bicaranya  langsung bikin saya hilang selera,”  keluhnya.

Menurut Windy, head hunter yang tidak memahami kliennya, rentan  menjanjikan hal yang keliru. Jangan-jangan posisi yang ditawarkan tidak sama dengan bayangan Anda atau deskripsi kerjanya berbeda. Sudah capek-capek mengirim CV dan membuat janji, eh, saat wawancara ternyata tak sesuai harapan. Percuma, ‘kan?
          
3/ Rajin menjual diri

Sebagai pihak yang menengahi, head hunter berfungsi sebagai gerbang awal sebelum ia mengusulkan nama Anda ke perusahaan. Sehingga, wajar bila ia banyak mengajukan pertanyaan yang menggali kemampuan Anda. Makin tajam pertanyaan yang diberikan,  makin baik.  Karena, ia bisa melihat kecocokan Anda dengan posisi yang ditawarkan.

Justru kalau ia hanya mengonfirmasi ulang isi CV Anda, tandanya ia kurang serius.  Head hunter harus bisa mengidentifikasi kelebihan maupun kelemahan Anda dan memberikan gambaran akurat pada kliennya. Agar kesempatan emas ini tak terlewatkan, Anda perlu mengelola diri sendiri, layaknya memasarkan sebuah produk. Tekankan pada minat dan kekuatan yang Anda miliki, berikut pekerjaan yang pernah Anda tangani.  Rekapitulasi pekerjaan tersebut menjadi rekaman produktivitas Anda, sehingga Anda punya nilai jual di matanya yang bisa digunakan untuk meyakinkan perusahaan.

Anda juga perlu memahami apa yang ingin diraih dalam berkarier. Sehingga, begitu terjadi kontak dengan head hunter, Anda tidak kaget atau bingung ketika ditanya rencana ke depan. Tinggal menyesuaikan apakah tawaran head hunter sejalan dengan langkah yang sudah Anda rancang atau tidak. Tapi, jangan gara-gara mengejar jabatan bergengsi, Anda jadi bermain api dengan memberi keterangan berlebihan atau bahkan palsu. “Dengan pengalaman dan kontak yang dimiliki oleh head hunter, kebohongan Anda akan mudah terdeteksi dan justru merugikan citra Anda,” ujar Taufik.
 
4/ Cari celahnya
Supaya ‘perjodohan’ berjalan mulus, Anda perlu mencari kecocokan lain dengan perusahaan tujuan, terutama yang berhubungan dengan pendekatan personal. Antara lain, karakter karyawan yang disukai dan kultur perusahaan. Apakah mereka menghargai karyawan yang mengikuti proses kerja atau lebih mementingkan hasil akhir? Menyukai kerja tim atau prestasi individual? Tanyakan pula informasi seputar pribadi pewawancara. Misal, pribadinya kaku atau tidak, gaya bicaranya to the point atau suka berbasa- basi.

Informasi seperti itu bisa Anda dapatkan bila head hunter memiliki hubungan cukup akrab dengan kliennya. Ia tahu persis karakter dari atasan yang nantinya akan memimpin Anda. Sehingga, pada saat wawancara, Anda bisa tampil maksimal. Taufik menilai, Anda tetap bisa menjadikan head hunter mitra untuk berbagi informasi, sebelum keputusan final dibuat oleh perusahaan. Toh, kesuksesan Anda juga akan berdampak positif pada penilaian head hunter secara keseluruhan.

Hal ini dibenarkan oleh Windy. Jarang sekali seorang head hunter  profesional melepas Anda begitu saja saat akan berhadapan dengan pewawancara dari perusahaan. Bimbingan atau masukan pasti akan terus diberikan hingga tahap akhir, yaitu perpindahan kerja. Selain untuk kepentingan Anda, juga untuk menjaga reputasi head hunter. Itulah mengapa, menurutnya, proses seleksi yang dilakukan oleh head hunter terkesan njelimet dan berlapis-lapis. Karena, ia harus bisa membaca kebutuhan klien dan menyodorkan jawabannya dalam bentuk eksekutif  yang kompeten. (f)
 


Topic

#TipKarier