
Foto: Fotosearch
Tidak bisa dimungkiri, di dunia kerja kita pasti menemukan orang-orang yang jadi anak emas atasan. Si anak emas itu seolah tak ada cacatnya di mata atasan. Kalaupun berbuat salah, pasti ada yang membelanya. Dia juga selalu mendapat tiket ke konferensi bergengsi, perjalanan bisnis yang menarik, dan bahkan ia punya kebebasan memilih mau mengerjakan tugas yang mana! Siapa pun pasti ingin jadi si anak emas. Yang jadi masalah, bagaimana kalau itu bukan kita? Haruskah kita protes pada si bos? Atau mendekat ke si anak emas agar kita juga bisa mendapat perhatian si bos?
Walau Anda bukan anak emas si bos, banyak cara untuk meningkatkan kualitas hubungan kerja Anda dengan kolega dan atasan. Berikut 7 saran dari Susan Heathfield, pakar talent management dari humanresources.about.com dan Karen Dillon, penulis HBR Guide to Office Politics.
1/ Menemukan Perspektif yang Tepat
Situasi kerja yang terasa tidak adil akan menguras energi Anda baik secara fisik maupun emosional. Temukan teman atau kolega di luar kantor Anda yang bisa membantu meletakkan perspektif yang tepat terhadap situasi ini. Anda butuh mendengar kalimat, “Betul, situasi ini memang tidak adil.” Tapi mengapa harus orang luar, bukan teman sekantor? Diskusi dengan rekan kerja soal ini akan cenderung menambah kekecewaan dan aura negatif. Sebaiknya hindari obrolan semacam ini di kantor. Ujung-ujungnya malah jadi bergosip…
2/ Tetap Berpikir Positif
Selama anak emas si bos tidak mengganggu performa Anda, maka dia bukan masalah untuk Anda. Ketimbang merasa frustrasi padanya, lebih baik Anda membuang jauh-jauh pikiran negatif tentang orang itu dan fokus pada kelebihan dan pencapaian Anda. Jika sudah punya rasa percaya diri, motivasi, dan tujuan karier yang jelas, maka kita takkan butuh lagi pengakuan dari atasan bahwa hasil kerja kita bagus. Ingat, bahagia itu ditentukan oleh diri kita sendiri, bukan karena pengakuan orang lain.
3/ Terus Belajar
Seseorang yang menjadi anak emas si bos pasti punya segudang kelebihan. Apa saja? Ini yang harus Anda ‘curi’. Tidak sulit, kok. Amati cara ia berinteraksi dengan atasan dan kolega baik secara verbal maupun lewat korespondensi, simak bagaimana ia memukau audiensi saat presentasi. Jika sudah menemukan kelebihannya, Anda bisa belajar teknik-tekniknya. Tapi, tak perlu meniru, lakukan dengan gaya pribadi Anda.
4/ Bersahabatlah dengan Si Anak Emas
Selain belajar lewat mengamati, tak ada salahnya mendekati si anak emas dan belajar langsung darinya. Cobalah mengobrol, minta saran-saran karier darinya dengan cara yang bersahabat. Bangun persahabatan yang manis. Tapi, ingat, ini bukan kompetisi. Seorang kolega yang tidak merasa terintimidasi dengan Anda pasti akan menyambut baik diskusi tentang dunia kerja. Kecuali, kalau tiba-tiba si anak emas mulai merasa curiga Anda mengorek informasi terlalu banyak darinya, maka mungkin sudah saatnya Anda menjaga jarak.
5/ Diskusi VS Konfrontasi
Bagaimana cara mendapatkan banyak kesempatan seperti si anak emas? Jangan buru-buru bilang sama atasan, kalau dia selalu mengutamakan staf favoritnya. Kalau itu, sih, namanya mengundang konflik. Saat mengobrol santai, Anda bisa menyelipkan pertanyaan halus semacam, “Bu, Anna kemarin hadir di forum A ya. Gimana caranya supaya saya juga bisa ikut forum serupa?” Tunjukkan tantangan seperti apa yang Anda cari pada atasan dan kesungguhan Anda untuk mencapainya.
6/ Cari Mentor Karier
Bagaimana jika atasan Anda memang ternyata terlalu fokus pada si anak emas, dan tidak memerhatikan talenta-talenta lain yang ada di sekitarnya, bahkan tak punya rencana pengembangan karier untuk stafnya yang lain? Maka sudah saatnya Anda mencari mentor karier yang lain. Tengok ke sekitar Anda, perluas jejaring Anda di internal organisasi. Jalin hubungan baik dengan manajer dan atasan yang lain. Pilih sosok yang bisa memberikan saran karier yang membangun. Percaya, deh, akan banyak pintu-pintu kesempatan yang terbuka lebar. Jangan lupa, sebelum menceburkan diri ke proyek-proyek yang melibatkan atasan langsung Anda, sebaiknya Anda ngobrol dulu dengan beliau.
7/ Saatnya Mencari Tempat Baru
Kerja keras, etos kerja yang baik dan sikap baik dengan kolega pasti akan ada hasilnya. Kadang hasilnya memang tidak instan, tapi percayalah, suatu saat jerih payah Anda akan membuahkan hasil. Tapi, jika atasan dan kantor sepertinya tetap tak peduli, bahkan tidak melirik kerja keras Anda sama sekali, saatnya pertimbangkan untuk berburu kantor baru. Memberi kontribusi secara konsisten pada perusahaan sangat penting, tapi jika itu tidak membuat hubungan Anda dengan atasan dan kolega lebih baik, Anda tetap mendapat tugas-tugas menyebalkan, dan tak ada tanda-tanda akan dipromosikan, apa lagi yang harus ditunggu? (f)
Topic
#politikkantor