Career
5 Inspirasi dari Wanita Sukses di Industri IPTEK

22 Apr 2017


Foto: NF

Hasil studi Microsoft Asia 2017 mendapati hanya 20% wanita yang memilih bekerja di industri STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic). Studi ini juga menunjukkan, hanya ada 1 wanita dari 5 pekerja profesional di industri STEM.

Isu ini menjadi topik hangat dalam Sharing Session: Perempuan Canggih di Industri STEM yang digagas Microsoft Indonesia untuk menyambut Hari Kartini pada 21 April 2017. “Ini adalah salah satu bentuk kepedulian Microsoft agar wanita muda Indonesia terinspirasi untuk bekerja dan sukses di bidang STEM,” ujar Linda Dwiyanti, Consumer Devices Sales Director, Microsoft Indonesia.

Dalam obrolan selama satu jam itu, berikut beberapa poin yang bisa menjadi inspirasi dari lima wanita yang sukses berkecimpung di Industri STEM:
 
1/ “Untuk mengubah mindset bahwa teknologi adalah sesuatu yang aneh dan tidak nyata, kita harus melihat hasil, nilai, dan manfaatnya yang nyata bagi dunia. Hal ini akan menambah jumlah generasi muda, terutama wanita yang tertarik untuk menekuni bidang STEM.”
(Deborah Intan Novea, IT Director of Coca-Cola Amatil Indonesia)

2/ “Dukungan dari orang tua dalam memberi kebebasan bagi putri mereka untuk memilih belajar dan bekerja di industri STEM sangat penting.  Sejak kecil, saya telah didorong orang tua untuk mandiri dan berusaha menyelesaikan masalah sendiri. Mereka membuat saya percaya dengan pilihan-pilihan saya, termasuk berani dalam memilih profesi. Jika ingin sukses bekerja di industri STEM, jangan pernah berhenti mencari ilmu dan jangan takut keluar dari zona nyaman dan menerima tantangan.”
(Gezang Putri Agung, Group Head Network Design & Development Indosat Ooredoo)

3/ “Secara bisnis, wanita memiliki kesempatan besar untuk membuat produk yang disukai dan mengerti wanita. Bagaimanapun, sebagai wanita, kita yang paling mengerti kebutuhan wanita dan pasar yang tepat. Tak kalah penting, wanita yang berkarier di industri STEM tidak boleh gampang terintimidasi dengan rekan kerja yang kebanyakan pria.
(Hanifa Ambadar, Founder & CEO of Female Daily Network)

4/ “Kebanyakan wanita yang berkecimpung di bidang STEM mundur karena tuntutan sosial untuk mengurus keluarga, padahal teknologi saat ini bisa mendukung wanita untuk memenuhi keinginannya untuk berperan dalam keluarga sekaligus berkarier. Saya juga melihat yang menghalangi kebanyakan wanita untuk sukses adalah masalah personal, yaitu punya tendensi melihat dirinya lebih rendah sehingga lebih mudah stres dan ragu untuk mempromosikan diri. Cara pandang ini yang harus diubah. Wanita harus percaya diri dan mengubah cara pandangnya, bahwa semua manusia tidak terpengaruh gender bisa melakukan hal yang sama. Kita harus terus belajar dan dan percaya diri.”
(Hani Rosidiani, Smart Home Developer, CCO of Satria Asia)

5/ ”Siapa bilang industri STEM cuma bisa dilakukan mereka yang kuliah di fakultas teknik? Saya memulai dari ilmu sosial, dari bidang keuangan ke teknologi. Tentu saja kita harus pandai-pandai menjembatani perbedaan dan bekerja sama dengan para programmer, yang saat ini kebetulan masih lebih banyak pria.  Kalau kita tidak yakin dengan sesuatu, jangan ragu untuk berdiskusi dan mengutamakan profesionalitas ketimbang perasaan. Bagi saya, yang penting adalah hasil  nyata, bukan gender.”
 
(Jezzie Setiawan, Founder & CEO of GandengTangan.org.)
 
Yang menarik, menurut Deborah dan Gezang, penting bagi seorang wanita untuk memilih pasangan hidup yang mendukung karier dan perkembangan personal kita. Untuk itu sebaiknya sejak awal sudah ada perjanjian bahwa masing-masing tidak akan saling membatasi perkembangan karier. Tentu saja tidak mudah sekadar berjanji, tetap perlu usaha, komunikasi, keterbukaan, dan sebisa mungkin menyeimbangkan berbagai peran yang dimiliki. (f)

 Baca juga:
International Women’s Day: Mencapai Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Studi Google User’s Voice: Teknologi Data untuk Membantu Meningkatkan Kualitas Hidup Pengguna Kursi Roda
Wanita dalam Sains: Ini Kontribusi Lima Ilmuwan untuk Kehidupan


Topic

#SuaraAndaBerharga, #Kartini

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?