
Dibandingkan pria, wanita memang lebih sering melakukan bullying. Soalnya pria cenderung nggak peduli dan lebih sering memikirkan dirinya sendiri. Sementara wanita, sering menggunakan emosi dalam berpikir, sehingga akan langsung bertindak jika dalam bekerja menemukan hal yang nggak sesuai dengan keinginannya. Tindakan ini pun bisa memicu bullying.
Menurut studi Suffolk University Law School, AS, tindakan bully membuat produktivitas seseorang terhambat. Bahkan semakin lama kinerjanya akan menurun. Masalahnya Anda kadang nggak menyadari tindakah bullying tersebut. Untuk itu cek tandanya—agar Anda dapat membicarakannya dengan atasan dan personalia.
Nggak dianggap
Keberadaan Anda seakan nggak dipedulikan. Rekan kerja lain nggak pernah mengajak Anda makan siang bersama, bahkan nggak mengajak Anda untuk ikutan meeting. Akibatnya, Anda dipandang negatif oleh atasan.
Kurang dipercaya
Saat Anda diajak meeting atau sharing ide untuk rencana proyek, ide yang Anda sampai lebih sering dicemooh daripada diterima sebagai masukan. Nggak jarang Anda malah dicecar karena dianggap memberikan ide yang nggak masuk akal.
Ditegur keras
Ketika Anda melakukan kesalahan, rekan kerja senior menegur Anda di hadapan rekan kerja lainnya—bukan mengajak Anda berbicara secara personal—sehingga seluruh ruangan dapat mengetahui kesalahan Anda.
Pekerjaan setumpuk
Anda sering mendapatkan tugas tambahan di luar batas kemampuan yang membuat Anda butuh waktu ekstra saat mengerjakannya. Masalahnya, deadline tugas tersebut sangat mepet.
Ogah-ogahan
Rekan kerja selalu terlihat malas-malasan ketika Anda ajak bicara, termasuk saat Anda meminta sarannya dalam mengerjakan tugas kerja. Bahkan rekan kerja senior selalu berbicara tanpa menatap mata Anda.
Saparinah Mumpuni
Foto: Fotosearch
Topic
#mentalmerdeka