BizNews
Tiga Wirausaha Wanita Sosial Dukung Peningkatan Taraf Hidup Wanita Termarjinalkan dengan Kampanye #WeLiftUp

4 Oct 2020


Dok. People of Asia



Suatu kebanggaan ketika di era modern seperti sekarang ini makin banyak orang yang mendukung kesetaraan gender dan emansipasi. Namun nyatanya dalam proses menuju kesetaraan, masih terdapat banyak tantangan untuk bisa mencapai posisi itu. Wanita masih harus melewati banyak kerikil tajam untuk bisa setara. 

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (2017) diketahui bahwa wanita menerima pendapatan 30% lebih rendah dan tingkat pendidikan yang lebih rendah dari pria di daerah pedesaan. Fakta ini membuat wanita di pedesaan lebih rentan dari wanita di perkotaan. 

Hal ini juga sejalan dengan temuan Gloval Gender Gap Index (2020), bahwa kendatipun ada perbaikan kesenjangan gender di Indonesia, negara ini masih memiliki kesenjangan yang besar di pasar tenaga kerja dimana hanya 54,3 persen wanita di tanah air yang berpartisipasi di pasar kerja dibandingkan dengan 83,9 persen pria. 

Hal ini menandakan bahwa masih banyak wanita yang masih termarjinalkan karena akses untuk kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan yang sulit didapatkan kaum hawa. Padahal, wanita punya peran yang sangat besar dalam menentukan kesejahteraan banyak orang, karena wanitalah yang membesarkan anak-anaknya dan berkontribusi mengatur keuangan dalam keluarga. 

Sebagai salah satu langkah meningkatkan taraf hidup wanita, tiga wirausaha sosial seperti Liberty Society, Du’Anyam dan East Bali Cashew menjalankan kampanye #WeLiftUp. Ini adalah kampanye yang bertujuan meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk membantu mengangkat taraf hidup dan memberdayakan wanita yang termarjinalkan melalui bisnis yang beretika. 


Dok. Liberty Society

Dengan kesenjangan upah gender dan kesempatan kerja yang lebih sedikit, wanita, terutama di pedesaan Indonesia masih menghadapi tantangan yang lebih besar untuk menyediakan pendidikan bagi keluarga dan anak-anak mereka. Melihat fakta ini, kami ingin menjadi bagian dari solusi," ujar Tamara Wu, CEO dari Liberty Society, sebuah bisnis fashion berbasis sosial yang memberdayakan wanita yang termarjinalkan. 

Misalnya, tak hanya menjual busana saja, ada misi sosial lain yang terselip dalam bisnis Liberty Society. Rumah pelatihan House of Freedom milik Liberty Society telah menampung 23 wanita pengrajin, memberikan mereka kelas keterampilan hidup seperti kelas bahasa Inggris dan menjahit.

Liberty Society tak sendirian. Langkah-langkah pemberdayaan yang dilakukan oleh Du'Anyam dan East Bali Cashew turut memperkuat kampanye untuk semakin meningkatkan taraf hidup wanita-wanita yang masih termarjinalkan di seluruh pelosok tanah air. 


Dok. Du'Anyam

Seperti para pemilik Du'Anyam yang mendirikan bisnis karena terdorong untuk memberikan kesempatan bagi wanita-wanita perajin di berbagai daerah di tanah air untuk keluar dari masalah yang mereka hadapi.

"Kami sekarang bekerja dengan lebih dari 1.200 wanita, di 50 desa dan 3 provinsi di Indonesia. Selain dapat meningkatkan pendapatan mereka, kita juga bisa melihat peningkatan kepercayaan dan pengambilan keputusan dalam rumah tangga mereka," ujar Azalea Ayuningtyas, Co-Founder & CEO Du'Anyam.

Wanita perajin di Du'Anyam pun telah mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar 40% sehingga membantu mereka untuk mendapatkan makanan bergizi, layanan kesehatan dan pendidikan untuk anak-anaknya. Du'Anyam juga telah berhasil mengekspor produk kerajinan anyamannya ke Korea, Jepang, Australia dan Amerika Serikat. 


Dok. East Bali Cashew


Apa yang dilakukan Liberty Society dan Du'Anyam dalam meningkatkan taraf hidup wanita di daerah juga sejalan dengan visi misi East Bali Cashew. Pasalnya, bisnis makanan ringan berbahan dasar mete ini telah menyediakan lebih dari 400 pekerjaan bagi wanita lokal yang menanggur di Bali Timur.

"Sebenarnya, untuk menghubungkan petani dan konsumen, bukan hanya sekadar mengola mete (menjadi produk snack) tapi juga menambahkan nilai di dalamnya. Salah satu hal utama yang sangat berdampak dalam jangka panjang adalah pendidikan. Jadi kami memiliki sekolah TK. Hal ini sudah menjelaskan banyak hal tentang prioritas kami sebagai perusahaan," ujar Iput Poernomo, COO East Bali Cashew, yang mana kini produk tersebut telah dipasaran ke 25 negara.

Apa yang dilakukan Liberty Society, Du'Anyam dan East Bali Cashew pun menunjukkan bahwa para wanita wirausaha dapat berkontribusi meningkatkan taraf hidup wanita termarjinalkan dengan cara bisnis yang beretika.

Sehingga, dengan mendukung kampanye #WeLiftUp dapat membantu lebih dari 1.000 wanita di Indonesia untuk mendapatkan penghasilan yang lebih layak, akses kesehatan dan pendidikan. Salah satunya menawarkan produk Bundle of Joy senilai Rp 388.000 ribu akan mendapatkan ketiga produk Liberty Society, Du'Anyam dan East Bali Cashew serta value-added service dari The People of Asia dalam bentuk publikasi.

Rangkaian kampanye juga dilengkapi dengan sesi pitching dan webinar bertajuk Understanding The Landscape : Innovating and Growing Your Social Enterprise yang membahas tentang tren pertumbuhan dan studi kasus inovatif dari wirausaha sosial di Singapura dan Indonesia. Ini juga merupakan sesi kompetisi bagi wirausaha sosial untuk bisa memasarkan produknya di Festival for Good Singapore.(f)



BACA JUGA :
Berbisnis Sambil Memberdayakan, Kunci Sukses Du'Anyam
Mengintip Cara 3 Bisnis Sukses Terapkan Kampanye Sosial

Omset Turun hingga Toko Tutup, Ini Cara 3 Wanita Wirausaha Bertahan di Tengah Krisis COVID-19


 


Topic

#wanwir, #kampanyesosial, #pemberdayaanwanita