
Foto: Pixabay
Tak sedikit orang yang menyebutkan air mineral dengan sebutan ‘AQUA’. Begitupun penamaan pasta gigi dengan ‘Pepsodent’. Atau, mi instan dengan julukan ‘Indomie’. Brand-brand tersebut begitu mengakar kuat sehingga orang secara tak sadar akan menamai produk terkait dengan nama leading brand tersebut.
Apa yang membuat brand-brand tersebut tak hanya sukses menancap kuat tapi juga bisa bertahan begitu lama di antara pesaingnya?
“Kunci untuk menjadi top leading brand adalah memiliki dua atribut penting: high quality dan good value,” kata Ian A. Prasetyo, Senior Regional Analysist and Brand Strategist.
Dari sekian banyak brand-brand yang masuk ke dalam daftar BrandAssetValuator (BAV), brand lokal ternyata masih menjadi yang terkuat di Indonesia. Beberapa brand lokal baru yang ‘menggigit seperti Wardah dan Go-Jek.
“Hanya dalam kurun waktu 5 tahun saja, Wardah sukses menembus top 5 brands di bidang kecantikan. Wardah mengangkat sesuatu yang berbeda, yaitu karakter wanita Muslim yang baik,” papar Ian. Dan pasar pun menyukainya. Terlebih kualitas produk Wardah memang baik dengan bandrol harga yang ekonomis.
“Begitupun dengan Go-Jek. Go-Jek sukses karena bisa menangkap peluang kebutuhan akan sarana transportasi cepat. Dengan inovasi dan pemanfaatan teknologi bisa memudahkan hidup orang,” jelas Ian. Tak heran jika Go-Jek langsung bisa mengambil hati banyak penggunanya.
Namun, bermain dengan inovasi bukanlah hal mutlak untuk menembus sukses. Contohnya produk Beng Beng yang konsisten tak menambah varian rasanya. Cukup satu jenis produk yang diproduksinya dari dulu hingga sekarang. Tapi, namanya tak pernah tergerus dengan produk-produk coklat baru yang bermunculan di pasar.
Seperti yang diidentifikasikan oleh BAV dan dirilis oleh Y&R Group Indonesia, Break-out Brands Indonesia terdiri atas AQUA, Samsung, dan Mc Donalds (brand global), Chitato dan Beng Beng (brand lokal), Go-Jek (e-commerce), Path (teknologi), Alfamart & Indomaret (minimarket), dan Wardah (kecantikan). Kategorisasi ini berdasarkan pada data komparatif BAV Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. (f)
Apa yang membuat brand-brand tersebut tak hanya sukses menancap kuat tapi juga bisa bertahan begitu lama di antara pesaingnya?
“Kunci untuk menjadi top leading brand adalah memiliki dua atribut penting: high quality dan good value,” kata Ian A. Prasetyo, Senior Regional Analysist and Brand Strategist.
Dari sekian banyak brand-brand yang masuk ke dalam daftar BrandAssetValuator (BAV), brand lokal ternyata masih menjadi yang terkuat di Indonesia. Beberapa brand lokal baru yang ‘menggigit seperti Wardah dan Go-Jek.
“Hanya dalam kurun waktu 5 tahun saja, Wardah sukses menembus top 5 brands di bidang kecantikan. Wardah mengangkat sesuatu yang berbeda, yaitu karakter wanita Muslim yang baik,” papar Ian. Dan pasar pun menyukainya. Terlebih kualitas produk Wardah memang baik dengan bandrol harga yang ekonomis.
“Begitupun dengan Go-Jek. Go-Jek sukses karena bisa menangkap peluang kebutuhan akan sarana transportasi cepat. Dengan inovasi dan pemanfaatan teknologi bisa memudahkan hidup orang,” jelas Ian. Tak heran jika Go-Jek langsung bisa mengambil hati banyak penggunanya.
Namun, bermain dengan inovasi bukanlah hal mutlak untuk menembus sukses. Contohnya produk Beng Beng yang konsisten tak menambah varian rasanya. Cukup satu jenis produk yang diproduksinya dari dulu hingga sekarang. Tapi, namanya tak pernah tergerus dengan produk-produk coklat baru yang bermunculan di pasar.
Seperti yang diidentifikasikan oleh BAV dan dirilis oleh Y&R Group Indonesia, Break-out Brands Indonesia terdiri atas AQUA, Samsung, dan Mc Donalds (brand global), Chitato dan Beng Beng (brand lokal), Go-Jek (e-commerce), Path (teknologi), Alfamart & Indomaret (minimarket), dan Wardah (kecantikan). Kategorisasi ini berdasarkan pada data komparatif BAV Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. (f)
Topic
#bisnis, #brandlokal, #gojek, #wardah