BizNews
Pola Belanja Konsumen Berubah Selama Pandemi COVID19, Pemasaran Online Jadi Pilihan Tepat

1 May 2020


Foto: Pixabay


Penerapan social distancing yang kemudian semakin diperketat dengan adanya peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah memang membawa dampak besar bagi perekonomian.

Namun, UMKM yang bergerak di sektor industri barang termasuk industri makanan cepat saji ataupun makanan olahan dalam kemasan seharusnya masih bisa melakukan produksi lalu menjualnya secara online.

Sebab pemerintah memberikan kelonggaran bagi perusahaan logistik dan pengiriman barang untuk tetap beroperasi. Setiap pelaku UMKM dapat menjual produknya tanpa melakukan kontak langsung dengan konsumen.

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam siaran media yang diterima femina mengatakan bahwa pola konsumsi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 berangsur-angsur berubah, yakni beralih dari offline menjadi online.

“Telah terjadi perubahan pola konsumsi yang awalnya offline sekarang menjadi online. Bahkan diprediksi bahwa Stay At Home Economy akan menjadi tren di masa yang akan datang,” katanya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa (28/4).
 
Teten menambahkan bahwa perubahan pola konsumen ini tetap ada kesempatan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan usahanya melalui sistem perdagangan elektronik sehingga pandemi COVID-19 bukan menjadi penghalang. Akan tetapi justru menjadi momentum bagi mereka untuk membuktikan bahwa produk-produk dalam negeri dan kebutuhan nasional dapat dipenuhi.
 
Untuk diketahui, jauh sebelum pandemi COVID-19, bisnis secara online memang sudah tumbuh pesat di Indonesia. Hal itu terlihat dari hasil riset Merchant Machine, lembaga riset asal Inggris menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara teratas dengan pertumbuhan e-commerce sebesar 78% pada 2018. Dengan jumlah pengguna internet yang lebih dari 100 juta, tentunya menjadi pendorong pertumbuhan e-commerce. Bila sebelumnya belanja online hanya menjadi salah satu pilihan, namun sekarang transaksi jual-beli lewat e-commerce menjadi pilihan utama.  
 
Teten memaparkan, menurut hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, UMKM yang berpotensi berjalan dan berkembang pada masa sekarang ini adalah sektor pangan yang memproduksi produk herbal, buah-buahan, sayur-sayuran yang baik bagi kesehatan dan daya tahan tubuh.
 
Selain itu juga jenis makanan yang praktis, mudah diolah dan dapat disimpan lama seperti makanan beku, makanan kaleng, bumbu-bumbu dan lain sebagainya.
 
Selain sektor pangan, Teten juga mendorong dan menginisiasi pelaku UMKM untuk memproduksi dan memasarkan jenis barang-barang yang dibutuhkan dalam masa pandemi COVID-19 seperti Alat Pelindung Diri (APD), masker, handsanitizer yang tentunya melalui standarisasi khusus dari protokol kesehatan.
 
Teten juga mendorong masyarakat untuk belanja di warung sekitar melalui gerakan “Belanja di Warung Tetangga” sebagai bentuk solusi dari masalah physical distancing dengan tetap mengkonsumsi produk koperasi dan UMKM. (f)


Baca Juga:
Kerinduan Akan Tanah Minang, Inspirasi Koleksi Hari Raya Ria Miranda 2020
Badan POM Luncurkan Pedoman Produksi dan Distribusi Pangan Olahan di Tengah Krisis COVID19
8 Drama Korea Baru Mulai Tayang Bulan Mei


 


Topic

#corona