
Foto: Shutterstock
Untuk ketiga kalinya Jakarta Coffee Week akan digelar. Kali ini, perhelatan yang merayakan ngopi sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia khususnya Jakarta, akan diselenggarakan pada 28-30 September 2018 di PIK Avenue.
Lebih dari 90 lapak yang berkaitan dengan kopi akan dihadirkan dalam acara yang digarap oleh ABCD School of Coffee dan HYPE ini. Bukan hanya menjadi tempat para coffee lovers mendapatkan specialty coffee, alat seduh, hingga merchandise, Pasar Kopi yang menjadi bagian dari festival bertagar #Jacoweek2018 ini juga akan menjadi tempat para petani kopi memamerkan produk. Dibawanya sampel green bean ke Kota Jakarta menciptakan kemudahan diskusi antar kedai-kedai kopi ke petani.
“Direct trade akan terwujud, sehingga petani kopi akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik,” ujar Willyanto, General Manager ABCD School of Coffee, saat konferensi pers. Penjualan kopi dalam jumlah besar bukan target utama dalam ajang ini. Willy menerangkan bahwa yang terpenting adalah para petani dapat menjalin hubungan yang berkelanjutan dengan para buyer mereka setelah diselenggarakannya #Jacoweek2018.
Mata para pecinta kopi dunia kini sedang tertuju pada biji kopi asal Indonesia. Sebagai negara tetangga yang juga memiliki kesamaan dalam kebiasaan ngopi-nya, Kedutaan Besar Australia juga turut mendukung diselenggarakannya acara ini.
“Dengan kerja sama ini, kami berharap para pebisnis kopi Australia akan datang untuk membeli biji kopi dari petani Indonesia,” terang Nicholas Kittel, Counsellor, Public Diplomacy Section, Kedutaan Besar Australia.
SCOPI (Sustainable Coffee Platform of Indonesia) juga merancang talk show yang mengangkat isu-isu kritis ke tengah penikmat kopi segmen urban. Misalnya, hadir pembicaraan mengenai masa depan varietas kopi di tengah isu climate change yang nyata. Juga, pentingnya distribusi edukasi kopi di level grassroots ke para wanita, yang memegang peran penting sebagai pemetik coffee cherries. (f)
Lebih dari 90 lapak yang berkaitan dengan kopi akan dihadirkan dalam acara yang digarap oleh ABCD School of Coffee dan HYPE ini. Bukan hanya menjadi tempat para coffee lovers mendapatkan specialty coffee, alat seduh, hingga merchandise, Pasar Kopi yang menjadi bagian dari festival bertagar #Jacoweek2018 ini juga akan menjadi tempat para petani kopi memamerkan produk. Dibawanya sampel green bean ke Kota Jakarta menciptakan kemudahan diskusi antar kedai-kedai kopi ke petani.
“Direct trade akan terwujud, sehingga petani kopi akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik,” ujar Willyanto, General Manager ABCD School of Coffee, saat konferensi pers. Penjualan kopi dalam jumlah besar bukan target utama dalam ajang ini. Willy menerangkan bahwa yang terpenting adalah para petani dapat menjalin hubungan yang berkelanjutan dengan para buyer mereka setelah diselenggarakannya #Jacoweek2018.
Mata para pecinta kopi dunia kini sedang tertuju pada biji kopi asal Indonesia. Sebagai negara tetangga yang juga memiliki kesamaan dalam kebiasaan ngopi-nya, Kedutaan Besar Australia juga turut mendukung diselenggarakannya acara ini.
“Dengan kerja sama ini, kami berharap para pebisnis kopi Australia akan datang untuk membeli biji kopi dari petani Indonesia,” terang Nicholas Kittel, Counsellor, Public Diplomacy Section, Kedutaan Besar Australia.
SCOPI (Sustainable Coffee Platform of Indonesia) juga merancang talk show yang mengangkat isu-isu kritis ke tengah penikmat kopi segmen urban. Misalnya, hadir pembicaraan mengenai masa depan varietas kopi di tengah isu climate change yang nyata. Juga, pentingnya distribusi edukasi kopi di level grassroots ke para wanita, yang memegang peran penting sebagai pemetik coffee cherries. (f)
Baca juga:
10 Kedai Kopi Kekinian dengan Menu Unik: Dari Kopi Kenangan Mantan, Kopi Buatan Istri Hingga Kopi Dangdut
7 Kedai Kopi Instagrammable yang Perlu Anda Kunjungi
Resep Bisnis Dari Andanu, Pemilik Kedai Kopi Tuku
Topic
#infokuliner, #kopi