Foto: Pixabay
Beberapa tahun terakhir, konsumen Indonesia semakin percaya dan nyaman berbelanja secara online. Bahkan, tidak enggan untuk bertransaksi dalam nominal yang besar dengan produk yang lebih bervariasi.
Diantara semua produk yang ada di e-commerce, fashion jadi kategori barang terpopuler, baik berdasarkan frekuensi maupun jumlah transaksi. Data riset yang dilakukan Kredivo bersama Katadata Insight Center yang bertajuk Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia Tahun 2019 menunjukkan, sebanyak 30% dari total transaksi sepanjang 2019 merupakan pembelian barang fashion, baik oleh pria dan wanita, mulai dari kelompok muda hingga tua.
Lily Suriani, General Manager Kredivo Indonesia dalam siaran media yang diterima femina beberapa waktu lalu mengatakan bahwa riset ini akan memberikan manfaat bagi strategi bisnis para mitra e-commerce seiring dengan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi dalam berbelanja online, termasuk menggunakan pembayaran digital.
“Adaptasi kebiasaan baru dengan berbagai perubahan perilaku masyarakat menuntut pelaku bisnis terus memahami tren dan perilaku konsumen, baik itu sebelum maupun saat pandemi,” kata Lily.
Lily menambahkan bahwa tren positif kepercayaan konsumen pada e-commerce seperti pada tahun 2019 terus berlanjut pada semester pertama tahun 2020.
Frekuensi pembelian barang-barang pokok di e-commerce terus belanjut bahkan cenderung meningkat meskipun di tengah situasi sulit dan menantang saat ini.
Ada pun beberapa tren dan perilaku konsumen menarik yang diperoleh dari riset tersebut di antaranya:
1. Setiap brand e-commerce dan marketplace mempunyai posisi yang berbeda-beda di mata konsumen.
Lebih dari 60% konsumen berbelanja di lebih dari satu marketplace, terlepas dari kelompok umur atau pendapatan mereka.
Konsumen wanita menunjukkan loyalitas yang lebih tinggi dimana 30% konsumen wanita cenderung bertahan di satu marketplace dibandingkan konsumen pria yang hanya sebesar 15%.
2. Fashion adalah kategori barang terpopuler, namun konsumen tua dan muda punya preferensi berbeda.
Sepanjang 2019, 30% dari total transaksi merupakan pembelian barang fashion baik oleh konsumen pria maupun wanita.
Variasi kebutuhan dan daya beli menjadi alasan perbedaan tipe produk favorit di kalangan konsumen muda maupun tua. Konsumen yang tua cenderung belanja kebutuhan rumah tangga.
Di kalangan kosnumen tua, travel menjadi kategori yang nilai per transaksinya tertinggi. Sedangkan komputer dan aksesorisnya menjadi kategori yang nilai per transaksinya tertinggi pada kalangan konsumen muda.
3. Pola transaksi di hari kerja dan akhir pekan berbeda
Data transaksi harian menunjukkan jam sibuk berbelanja online adalah siang saat jam istirahat dan malam di jam sebelum tidur. Hari Selasa dan Jumat merupakan hari dengan transaksi yang lebih tinggi dibanding hari-hari lainnya.
Di akhir pekan, proporsi jumlah transaksi menurun tetapi nilai pembelanjaan konsumen lebih besar. Hal ini terlihat dari nilai transaksi rata-rata pada hari Sabtu dan hari Minggu yang justru lebih besar, yakni lebih tinggi 6% daripada hari Jumat dan 11% lebih tinggi daripada hari Senin.
Selama pandemi, tren ini mengikuti kebiasaan masyarakat selama bekerja dari rumah dimana waktu malam hari sebelum tidur, menjadi jam sibuk berbelanja online dibandingkan siang hari.
Ignatius Untung, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) dalam siaran media yang sama mengatakan bahwa hasil riset tersebut sangat berguna bagi pelaku e-commerce dan marketplace untuk mengetahui tren perilaku konsumen dalam membeli produk.
“Seiring potensi perkembangan e-commerce saat masa adaptasi kebiasaan baru ini, harapannya hasil riset ini dapat berlanjut dengan peningkatan kolaborasi antara sesama pelaku ekonomi digital khususnya pelaku teknologi keuangan, dan juga dengan regulator,” katanya. (f)
BACA JUGA:
Meningkatnya Tren Pesanan Makanan dan Belanja Online di Masa PSBB, Penyumbang Terbesar Sampah Rumah Tangga
Ramai Produk Kecantikan Preloved Dan Share In Jar. Amankah?
Langkah UKM Mode Indonesia di Masa New Normal
Topic
#bisnis, #fashion, #pakaian