
Teknologi internet telah mengubah gaya hidup masyarakat dalam berbagai aspek, termasuk dalam bidang kesehatan. Kini, Anda tak lagi harus datang ke rumah sakit pagi-pagi hanya untuk mengambil nomor antrean berkonsultasi ke dokter. Dengan duduk santai di depan komputer, Anda sudah bisa berkonsultasi dengan dokter secara online dan gratis. Bahkan untuk mendapatkan obat, Anda tinggal klik saja dan obat pesanan akan diantar ke rumah.
Tapi, di dunia maya Anda tidak akan pernah tahu dengan siapa Anda berhadapan. Bisa saja, Anda berbicara dengan dokter gadungan, atau bahkan membeli obat palsu yang berbahaya. Ingin mencari sehat di dunia maya, boleh saja, Yang penting jangan asal klik.
Monica (32) kerap merasakan pegal di bagian punggung dan kaki. Awalnya, ia mengira itu adalah rasa letih akibat padatnya aktivitas sehari-hari. Tapi, meski telah cukup beristirahat, rasa pegal itu tak kunjung hilang. Malah dadanya pun sering terasa sesak.
Salah seorang temannya menyarankan agar ia berkonsultasi gratis ke dokter secara online via KlikDokter (www.klikdokter.com). Monica mengikuti saran tersebut. Di situs KlikDokter, ia mengeluhkan gejala-gejala yang ia rasakan kepada seorang dokter lewat fitur chat. Oleh dokter, Monica disarankan untuk menemui dokter penyakit dalam.
Monica lalu menemui seorang dokter spesialis penyakit dalam di sebuah rumah sakit, menjalani pemeriksaan fisik dan tes laboratorium. “Ternyata, dari hasil laboratorium saya didiagnosis kekurangan vitamin D,” tulis Monica dalam blog pribadinya.
Monica merupakan satu dari ratusan ribu pengunjung KlikDokter. Menurut Mia Argianti, Head of KlikDokter, sejak didirikan pada tahun 2008, jumlah pengunjung KlikDokter terus meningkat. “Sampai dengan saat ini jumlah kunjungan ke situs KlikDokter mencapai 150.000 per hari,” ungkap Mia.
Tingginya jumlah pengunjung situs dokter online juga terlihat di situs Meet Doctor (www.meetdoctor.com). Berdiri sejak tahun 2011, per harinya Meet Doctor dikunjungi oleh 50.000 pengguna internet. “Dari jumlah kunjungan tersebut, kami rata-rata menerima 25 pertanyaan tiap harinya,” ujar Martinus, Senior Marketing Executive Meet Doctor.
Para pengunjung situs ini rata-rata datang berkunjung untuk mencari jawaban atas berbagai pertanyaan mereka tentang masalah kesehatan. Karena, selain memiliki artikel tentang kesehatan, umumnya situs layanan konsultasi kesehatan menyediakan fitur khusus sebagai media bagi pengunjung untuk berkonsultasi. Pengunjung bisa memasukkan pertanyaan lewat fitur-fitur tersebut kapan saja.
Di Meet Doctor misalnya, pengunjung bisa mengakses kanal Ask Doctor untuk mengajukan pertanyaan, sedangkan di KlikDokter, pengunjung bisa berkonsultasi melalui fitur Tanya Dokter. Pertanyaan yang masuk ke fitur-fitur tersebut akan diteruskan kepada dokter spesialis yang relevan. Biasanya, pengunjung akan mendapatkan jawaban dalam waktu 1x24 jam berikutnya melalui situs maupun surat elektronik yang sudah mereka daftarkan.
Di KlikDokter juga terdapat fitur Live Chat di mana pengunjung situs dapat berkonsultasi secara real time dengan dokter spesialis sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
Baik KlikDokter maupun Meet Doctor mengaku hadir dengan tujuan yang kurang lebih sama. Mereka ingin menjembatani pasien dan dokter, memberikan akses mudah kepada para pasien untuk berkonsultasi dengan dokter, sekaligus menjadi media edukasi kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Selain situs layanan kesehatan online, interaksi dengan dokter di ranah maya juga kerap terjadi di media sosial. Kini, ada banyak akun dokter di Twitter dan Facebook yang membagi pengetahuan tentang kesehatan sekaligus membuka kesempatan bagi follower-nya untuk bertanya. Akun-akun tersebut tak sedikit, lho, jumlah pengikutnya.
Salah satu yang memiliki jumlah follower hingga 1,2 juta pengikut adalah akun Twitter @blogdokter milik dr. Made Cok Irawan. Dokter yang sehari-hari bekerja di sebuah rumah sakit militer di Nusa Tenggara Timur ini mulai mengelola akun tersebut sejak tahun 2007. Dalam satu hari, ia rata-rata mem-posting 50 cuitan seputar informasi kesehatan dan menjawab puluhan pertanyaan yang diajukan followers. Ia pun dengan tekun menjawab tiap pertanyaan tersebut, di sela-sela waktunya bekerja.
Menurut dr. Made, ia melakukan semua itu karena penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi tentang kesehatan atau penyakit yang dideritanya. “Terkadang, di tempat praktik dokter ada keterbatasan memperoleh informasi. Entah itu karena dokternya tidak komunikatif atau karena Anda malu untuk bertanya langsung,” jelasnya.
Selama membuka praktik online, dr. Made mengaku banyak menerima pertanyaan seputar rokok, seksologi, dan masalah-masalah kesehatan yang sedang ramai dibicarakan di media. Hal tersebut tak jauh berbeda dengan data yang dimiliki situs Meet Doctor dan KlikDokter seputar topik yang dicari pengunjung di situs mereka.
Topik-topik terkait kesehatan wanita seperti kehamilan, diet, menstruasi, melahirkan, menyusui, kulit, seks, gigi, hingga kesehatan seksual merupakan topik yang paling banyak dicari dan ditanyakan. Tak mengherankan, berdasarkan data dari KlikDokter, sekitar 59% pengunjung situs mereka adalah wanita, dengan rentang usia 18 hingga 35 tahun.
Dari beberapa survei yang dilakukan oleh lembaga survei Amerika terhadap pengguna internet di Amerika, sedikitnya ada 5 alasan utama mengapa orang lebih senang mencari informasi kesehatan melalui internet ketimbang datang langsung ke dokter. Yaitu, gratis dan bisa diakses kapan saja, malu membahas masalah kesehatannya dan bertatap muka dengan dokter, internet mudah diakses ketimbang mendatangi dokter atau rumah sakit, frustrasi karena lamanya antrean di tempat-tempat praktik dokter, dan banyak yang berpikir internet bisa membuat mereka lebih paham dengan kesehatan mereka.
Bagi Ni Made Ayu Dwijayanti (36), setelah divonis dokter kandungan di sebuah rumah sakit bahwa di rahimnya terdapat miom dan harus segera dioperasi, ia mencari dokter online untuk second opinion. Ternyata, opini yang diberikan dokter online sama, miom di rahimnya harus segera dioperasi. Atas saran dokter online tersebut, Ayu makin yakin untuk melakukan operasi.
“Saat itu dalam keadaan bingung, saya merasa membutuhkan opini dari dokter lain. Pilihannya jatuh ke dokter online. Alasannya, konsultasi online ini gratis, jadi kenapa tidak dicoba,” kata Ayu. (f)
Wiko Rahardjo