
“Kalau sedang berbeda frekuensi, tentu saja kami bisa bertengkar hebat, bahkan hingga mengucap kata... putus!” kisah pasangan yang menikah pada 12 Februari 2012 itu. keduanya yang mengaku sempat putus sambung hingga 3 kali selama 11 bulan berpacaran.
Perbedaan pemikiran yang berujung ke percekcokan dianggap keduanya sebagai hal yang menyebabkan mereka beberapa kali putus. “Tak dapat dipungkiri juga, sih, kalau usia di bawah 21 tahun sering mendatangkan ombak yang tak terduga. Jika biasanya tenang seperti ombak di Nusa Dua, bisa tiba-tiba menghantam keras seperti ombak di Kuta,” ujar Sammy, menggoda istrinya. Merasa lebih dewasa, Sammy mengaku berusaha kembali menarik Stevie dan memberikan beberapa pengertian ketika mereka bertengkar hebat.
“Bisa jadi karena perbedaan usia dan pengalaman, kami sama-sama tidak mau menjadikan usia sebagai ‘senjata’ ketika berdebat,” ungkap keduanya. “Saya tidak pernah mau menyalahkan Stevie, jika ia memiliki pemikiran tertentu karena usianya yang lebih muda,” timpal Sammy. Anehnya, justru kondisi putuslah yang membuat keduanya memilih untuk menikah.
“Terakhir kali kami putus, saya lantas berpikir untuk mengajukan skak mat pada Stevie. Pilihannya: mau putus seterusnya atau langsung menikah sekalian. Saya pribadi juga sudah lelah bertualang, ganti-ganti kekasih,” tutur Samuel, yang akrab dipanggil Sammy. Stevie yang sejak dulu ingin menikah muda mengaku sempat melewati beberapa pertimbangan hingga akhirnya setuju untuk menikah.
Stevie dan Sammy mengaku sangat bersyukur memperoleh dukungan penuh dari kedua belah pihak keluarga, tanpa mempersoalkan perbedaan usia, serta kondisi usia Stevie yang terbilang muda. “Mungkin karena anak ke-8 dari 8 bersaudara, orang tua saya justru tidak terlalu khawatir karena melihat kakak-kakak saya sudah berkeluarga. Ditambah lagi, mereka sudah cukup lama mengenal Sammy,” papar Stevie.
Orang tua dari Drucilla Kalea Arifin (1) ini mengaku persiapan pernikahan mereka tetap diwarnai dengan banyak perdebatan dan pertengkaran. “Kami berdua menjalani ribut-ribut berbarengan dengan siap-siapnya, sehingga tak terasa tahu-tahu sudah berada di pelaminan. Kalau sudah di situ, kami yakin itu sudah kehendak Yang Kuasa. Pasangan yang sudah pacaran 15 tahun sekalipun, kalau tidak direstui, tidak akan mencapai pelaminan,” ungkap keduanya.
Tidak ada perjanjian khusus dalam menjalani mahligai rumah tangga. Keduanya yakin, pada tiap fase pasti akan ada perubahan. “Sifat dan kebiasaan yang sudah dicocokkan ketika masih pacaran, bisa berubah setelah menikah, lalu kemudian berubah lagi ketika hamil, dan setelah ada anak. Menurut kami itu wajar. Sejak awal kami terbiasa untuk bertanya jika ada ketidaksetujuan dalam menyikapi masukan dari pasangan. Kalau ada masukan yang positif, bisa diterapkan untuk memperbaiki diri,” tutur pasangan yang paling senang berlibur ke Bali itu.
Rupanya, Sammy sudah melihat kebiasaan sang istri yang tidak serapi dirinya dalam meletakkan barang. “Sejak pacaran, saya sudah mengamati kebiasaan Stevie yang asal dalam meletakkan barang. Jadi, ketika sifat itu muncul setelah menikah, saya tidak kaget lagi,” ungkap Sammy. Pasangan yang dipanggil oleh putrinya dengan nama Dudu dan Mumu ini mengaku, sejak menikah sudah mencoba mempelajari dan menerima sifat-sifat pasangan, sehingga bukan menjadi hal yang mengejutkan lagi bagi mereka.
Memiliki anak di usia muda pun bukan suatu hal yang di luar dugaan bagi Stevie yang sudah terbiasa mengurus keponakannya dari bayi. Sammy mengaku ingin menjadi ayah yang siap jika dibutuhkan. “Ketika Chilla lahir, saya minta diajari cara menggendong bayi, mengganti popok, dan kebutuhan lainnya. Setelah mempelajari satu atau dua kali, saya lalu mencoba mempraktikkannya,” ungkap pria yang hobi makan rujak ini.
Baik Sammy maupun Stevie dengan sukacita banyak meluangkan waktu dengan putri pertamanya ini. “Kami berdua tahu bahwa kesempatan untuk memeluk Chilla hanya akan bertahan sepenuhnya hingga usianya 14 tahun. Setelah itu, ia sudah tumbuh remaja. Jadi, kami tidak mau melewatkan kesempatan ini,” papar pasangan yang berencana untuk memiliki satu anak lagi ini.
Tari Trisulo (Kontributor, Jakarta)
Foto: Dok. Pribadi