
Dengan enam anggota utama, JHF khusus membawakan lagu berbahasa Jawa dan menjadi kelompok hip hop Indonesia pertama yang diundang menyanyi dalam konser eksklusif di AS. Salah satu lagu mereka, “Jogja Istimewa” sudah menjadi seperti mars kebanggaan warga Jogja, bahkan diputar di keraton.
"Di pentas ini ada wayang, rap, gamelan, orkestra, angklung, band, DJ. Di Jogja, tempat asal kami, modernitas berdampingan dengan tradisi. Mereka tidak saling meniadakan," kata Marzuki Mohamad, pendiri sekaligus salah satu personil JHF di tengah pertunjukan. Kalimat Marzuki disambut riuh tepuk tangan penonton yang sudah membeli habis seluruh tiket berhari-hari sebelumnya.
Suara merdu Soimah Pancawati membawakan “Asmaradhana 388” dari Serat Centhini menjadi lagu pembuka yang seketika menghangatkan Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM). Soimah yang kini dikenal sebagai presenter itu memang mengawali kariernya di JHF.
Dialog-dialog dan sindiran lucu nan cerdas yang dilontarkan Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa dan dalang Catur "Ki Benyek" Kuncoro menjadi pengantar menyegarkan di antara lagu. Di akhir acara, ikon musik rap Indonesia, Iwa K., dan Saykoji, ikut membawakan lagu mereka, diiringi gamelan, band, dan orkestra.
Meski tidak semua memahami bahasa Jawa, namun penonton tetap dibuat terpukau oleh iringan musik dari Kua Etnika dan aksi tari Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja menjadi elemen pendukung yang menyemarakkan. Mira Lesmana, Riri Riza, dan Erwin Gutawa tampak ikut menonton pertunjukan yang disutradarai Agus Noor itu. Tahun ini, JHF kembali akan bernyanyi di lebih dari 10 kota di AS dan Australia.
Lucia Priandarini
Foto : Daria Gumulya