
“Kelas akting bersama Reza Rahadian benar-benar membuka mata saya. Akting yang baik, ya, harus senatural mungkin, dan itulah yang saya lakukan saat final,” ungkapnya.
Akting dan presenting adalah dua hal yang ingin dipelajari Michelle melalui ajang Wajah Femina. Diakui wanita yang sudah merintis karier modeling sejak beberapa tahun lalu ini, misinya ikut WF bukanlah soal gelar juara, namun pelajaran selama karantinalah yang ia incar dan ia yakin bisa menjadi bekal untuk masa depannya.
“Sebagai mahasiswi public relations, saya masih saja takut bicara di depan umum. Saya ingin meningkatkan rasa percaya diri dengan mengikuti ajang ini,” ungkapnya.
Cerita mengenai pengalaman beberapa teman yang lebih dulu mengikuti WF juga meyakinkannya untuk mengikuti kompetisi ini. Meski sudah beberapa kali mengikuti kontes kecantikan, diakui Michelle, baru WF yang memberinya karantina yang penuh dengan ilmu.
Di awal masa karantina, Michelle merasa ragu tak bisa mengikuti ritme karantina yang padat dengan berbagai kelas seperti latihan jalan, akting dan grooming. Ia juga tak langsung bisa beradaptasi, karena kesibukannya sebelum masuk karantina membuatnya tak fokus dan sedikit kelelahan. Dengan kondisi ini. ia sempat takut tak bisa menunjukkan yang terbaik dalam pemilihan WF. Kurang maksimalnya penampilan Michelle disadari oleh Hanny, temannya sesama finalis. “Hanny mengoreksi saya, katanya saya masih belum terlihat percaya diri ketika berbicara di depan,” kenangnya.
Masukan dari Hanny seperti menyadarkannya untuk cepat-cepat bangkit. Michelle yakin, tak harus langsung jadi sempurna, tapi paling tidak dia memperlihatkan kemajuan di tiap penampilannya dan tak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ia miliki. Saat ditanya apa kuncinya tampil percaya diri saat malam penjurian dan malam final, dengan cepat Michelle menjawab,”Jadi diri sendiri”. Ia mengaku merasa sangat terbantu dengan tim juri yang pintar mencairkan suasana.
“Saya tak ingin menyesal nantinya. Sayang sekali kalau saya tidak bisa menunjukkan yang terbaik. Belum tentu pengalaman ini akan saya dapatkan lagi,” ungkapnya. Berhasil meraih juara ketiga, dianggap Michelle sebagai pembuktian bagi dirinya sendiri bahwa ia memiliki bakat yang harus dikembangkan dengan kerja keras.
Meski banyak tawaran pekerjaan modeling yang datang, Michelle masih konsisten untuk mengutamakan kuliahnya di London School of Public Relations, Jakarta. Michelle yakin, pendidikan juga merupakan bekalnya untuk karier yang lebih cemerlang, termasuk di bidang modeling. Saat banyak pintu kesempatan mulai terbuka, Michelle tak ingin sembarangan masuk tanpa persiapan. Sejak dulu ia terbiasa mempersiapkan diri dengan amunisi sebelum maju berperang. Sama ketika dirinya ditawari untuk mulai menjelajahi dunia presenting dan showbiz.
“Sepertinya sayang sekali jika saya ikut casting tanpa memiliki pengetahuan apa-apa. Karena itu, sekarang saya ingin mengembangkan ilmu public speaking sebelum mencoba terjun ke dunia presenting,” ungkap wanita yang tak sabar untuk memanfaatkan beasiswa TALKinc., salah satu hadiah yang ia terima sebagai pemenang WF.