
Baru-baru ini Anda mendapatkan bonus dari perusahaan sebesar 5 kali gaji. Insting pertama adalah untuk memakainya jalan-jalan ke luar negeri untuk honeymoon yang tertunda. Tapi bagaimana jika ingin digunakan untuk investasi?
Bonus tahunan adalah hasil kerja keras! Wajar jika Anda ingin memberi hadiah pada diri sendiri. Tapi, sebetulnya yang harus disadari adalah betapa banyaknya pengeluaran tahunan yang akan dibayarkan menggunakan penghasilan tahunan (bonus, THR, insentif, uang cuti, dan sebagainya).
Jadi, stop dulu! Coba buat apa saja daftar pengeluaran tahunan Anda. Mulai dari premi asuransi pribadi, STNK, asuransi mobil, perbaikan rumah, bantuan keluarga, hingga ongkos hari raya dan zakat. Pastikan ada porsi dari bonus ini yang siap untuk membayarkan pengeluaran tahunan. Setelah semuanya tertutup, Anda baru boleh jalan-jalan dan foya-foya.
Terakhir Anda bisa mulai memikirkan investasi agresif. Tapi, investasi itu perlu tujuan. Banyak orang masuk produk agresif tanpa tujuan jelas, lalu tidak siap mental bertemu risikonya. Saran saya, kalau memang masih ada dana sisa untuk investasi, periksa dulu daftar tujuan yang penting, seperti dana darurat, dana pendidikan, dan dana pensiun. Dengan begitu, kita sadar prioritas dalam rencana keuangan dan tidak sembarangan masuk ke produk investasi yang berisiko tinggi. (f)