
Kedatangannya masih 3 bulan lagi, namun berita seputar Lady Gaga semakin santer terdengar. Bukan hanya sebanyak 25 ribu tiket habis dalam hitungan jam diserbu penggemarnya pada penjualan tiket perdana, hingga persiapannya membawa 39 kontainer ke Indonesia, pejabat organisasi agama pun ikut-ikutan berkomentar. Kemarin (18/03) KH Cholil Ridwan yang menjabat sebagai ketua MUI angkat bicara soal konser Lady Gaga. “Konser Lady Gaga ditujukan untuk merusak moral bangsa. Lady Gaga berasal dari Barat dan kerap mempertontonkan auratnya saat tampil di panggung. Tiket yang sudah dibeli seharusnya dikembalikan saja,” ujar Cholil yang mengaku belum pernah melihat aksi panggung Lady Gaga, seperti dikutip di situs Jakarta Globe.
Kontan pernyataan ini menuai reaksi – terutama di jejaring sosial. ‘Konser Lady Gaga Haram’ menjadi trending topic di twitter hari ini (19/03). Sebagian besar tweeps mempertanyakan pernyataan dari MUI yang dianggap tak punya alasan kuat, mengada-ada, hingga menganggap ini hanya sebagai pengalihan isu dari kenaikan BBM. Komentar serius, komentar lucu muncul sama banyaknya. Salah satunya dari Ulil Abshar Abdalla, aktivis Jaringan Islam Liberal: “Nonton konser Lady Gaga haram kalau ndak punya tiket. Supaya halal, beli tiket dulu. Tapi, masih ada ngga sih tiketnya?”
Belum reda ‘keresahan’, pejabat MUI lain, Slamet Effendi Yusuf, seperti dikutip dari beritasatu.com (19/03) mengungkapkan bahwa apa yang dikatakan Cholil mengenai konser Lady Gaga adalah opini pribadi bukan merupakan fatwa yang dikeluarkan resmi oleh MUI.
Nah, kalau begini, lagi-lagi masyarakat yang dibuat ‘menggantung’ oleh pernyataan penting dari pejabat penting yang ternyata belum diverifikasi keabsahannya. Sepertinya para pejabat sering kali lupa bahwa opini pribadinya yang dikutip media dengan mudah akan dikaitkan dengan ‘suara’ dari organisasi atau lembaga dimana ia bertugas. Belum jelas akhir dari isu haram ini, yang jelas tiket konser sebanyak 44.000 sudah terjual habis dan pihak promotor pun masih berusaha untuk menambah jumlah tiketnya.
Rully Larasati
Foto: SIPA PRESS