
Menyadari profesi bartender sebagai profesi menjanjikan, di Amerika Serikat sudah berdiri sekolah khusus yang menawarkan program bartending. Yang jadi favorit antara lain PBSA Bartending School, National Bartenders Bartending School, American Bartenders School, dan ABC Bartending School. Sedangkan di Inggris, ada Shaker, Bas Bartending School dan European Bartender School. Dibanjiri peminat dari berbagai negara!
Sebagai bartender tingkat handal, mixologist mampu mencipta hingga ratusan resep minuman yang didasari konsep. Ini dibarengi tampilan minuman yang menarik, penamaan yang mudah diingat dan catchy, plus perhitungan biaya juga jadi tanggung jawab. “Mixologist harus bisa berpikir secara menyeluruh. Tidak sesederhana menuangkan bir ke dalam gelas,” ujar Lawrence A Budiarto, konsultan F&B dari Roots International Hospitality Management, Jakarta.
Wajib pula bagi bartender muda untuk memenuhi salah satu job desc beradaptasi cepat pada lingkungan. Ini penting, karena di kemudian hari, ia akan menjadi mixologist yang siap ditempatkan di bar pesta manapun, dan di belahan dunia manapun. “Setiap tempat memiliki pelanggan dengan karakter yang berbeda-beda, sehingga mixologist harus cerdas ‘menangkap’ apa yang diinginkan tamu,” urai Carson Quinn. Ini diamini Daniel Alexander, F&B Manager and Mixologist dari Negev Restaurant, Jakarta. “Kepuasan diri adalah ketika melihat minuman yang saya ciptakan ngena di lidah pelanggan”.
Bagi Benjamin Browning, Master Mixologist dari resto Otel Lobby, Jakarta, mixologist jangan hanya hanya pintar dalam memproduksi cocktail, tapi kritis pula meracik mocktail. Jadi, walau tanpa alkohol, rasa minuman pun tetap harus memiliki kejutan. Atau, lihai pula memodifikasi resep cocktail kesohor ke dalam versi mocktail. Yang cukup populer di Jakarta adalah virgin margarita (jeruk nipis, jeruk dan soda), virgin mojito (apel, daun mint, jeruk nipis, dan soda), dan virgin caipirinha (jeruk, lemon dan ginger ale). Namun karena bahan baku di setiap bar bisa jadi berbeda, seorang mixologist mampu menyikapinya dengan tangkas berimproviasi. Bayangkan jika ini dialami pada seorang bartender muda yang masih terpaku pada resep baku. Jikapun diminta meracik secara dadakan, rasanya bisa jadi amburadul! Dan, pantang pula bagi mixologist sejati untuk sekedar menjiplak minuman dan mengekor inovasi orang lain. Mereka justri ‘mencambuk’ diri untuk mencipta rasa dan teknik terdepan atau melakukan pengembangan dari teknik terdahulu. (f)