Travel
5 Destinasi Wajib Kunjung!

14 Aug 2013


Mentawai – Bukittinggi

Terletak di sebelah barat Sumatra, Mentawai dikenal sebagai salah satu kawasan yang memiliki ombak terbaik di dunia setelah Hawaii dan Tahiti. Setidaknya, ada 71 titik lokasi selancar yang menarik. Dua titik ombak, Lances Right dan Macaronis, di Mentawai termasuk dalam 10 titik terbaik di dunia. Bulan Juli hingga Agustus adalah waktu yang tepat untuk menikmati selancar.

Pulau ini juga menjanjikan kekayaan objek wisata daratan dan pesisir hingga keunikan budaya. Cobalah menginap di uma atau rumah adat Mentawai di Butui, Kecamatan Siberut Selatan.
   
Anda harus menggunakan pompon (perahu kayu dengan mesin tempel), dilanjutkan berjalan kaki sekitar 1,5 jam menuju uma Butui, untuk mengalami sendiri kehidupan suku Mentawai dan menikmati aliran Sungai Butui yang jernih.
   
UNESCO menobatkan Pulau Siberut sebagai salah satu cagar biosfer. Ada empat primata endemik Mentawai, yaitu monyet ekor babi (simakobu), siamang kerdil (bilou), lutung (joja), dan beruk. Masih ada pula air terjun Kulu Kubuk yang memiliki potensi pariwisata.

Mentawai tidak memiliki bandara sendiri. Akses transportasi menuju pulau dilalui oleh satu kapal feri Ambu-Ambu dengan rute Padang-Muara Siberut. Tersedia pula penyewaan kapal dengan biaya sekitar Rp10 juta. Estimasi biaya perjalanan 7 hari Rp7 - Rp8 juta (perjalanan Padang - Bukittinggi dapat ditempuh selama 2-3 jam dengan mobil sewa atau jasa travel).

Untuk melengkapi wisata Anda di kawasan Sumatra Barat, jangan lewatkan pula   mengunjungi Bukittinggi. Nikmati pemandangan indah air terjun Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan Lembah Harau. Sebagai kuliner khas, itik lado mudo, bubur kampium, atau lamang tapai layak untuk dicoba. Cendera mata khas seperti songket, kerajinan bordir serta perak juga banyak terdapat di Bukittinggi.   

Pulau Weh - Banda Aceh

Pulau Weh, dikenal juga sebagai Sabang, berada di Provinsi Aceh. Diakui Vesta, keindahan alam bawah lautnya menjadi pemikat nomor satu pencinta diving. Setidaknya terdapat 133 spesies karang di bawah laut Pulau Weh yang merupakan perpaduan spesies karang Samudra Hindia dan Indo-Pasifik.  
Sabang juga menawarkan keindahan pantai-pantai, seperti Pantai Iboih ataupun Pantai Sumur Tiga.

Tempat lainnya adalah Tugu Kilometer Nol Indonesia yang berada 43 km dari pelabuhan penyeberangan Balohan yang menghubungkan Pulau Sabang dengan Banda Aceh. Sayangnya, meski menjadi ikon, kondisi tugu ini kurang terawat. Jangan lewatkan sensasi matahari terbenam yang ditawarkan tugu yang berada di ujung tebing ini. Kota Sabang memang tampak bersahaja, supermarket besar ataupun mal. Bangunan tua dan taman asri peninggalan masa kolonial menambah kesan antik dan adem kota ini.

Sangat disarankan untuk berkeliling Kota Banda Aceh. Beberapa peninggalan tsunami (2004) bisa disaksikan, seperti PLTD Kapal Apung yang terempas sejauh 3 km dari bibir pantai di Punge, perahu nelayan yang tersangkut di atas atap di Lampulo, dan Museum Tsunami.

Selain itu, Aceh juga menjadi tempat yang tepat untuk wisata kuliner. Beberapa makanan khasnya, antara lain ayam tangkap, mi Aceh, dan kari kambing sungguh menggugah selera, ditambah secangkir kopi Aceh. Untuk cendera mata, ada beragam model tas dengan sulaman tradisional Aceh.

Untuk mencapainya, ada pesawat dari Jakarta menuju Banda Aceh, dilanjutkan dengan kapal. Estimasi biaya perjalanan 4 hari 3 malam sekitar Rp4.000.000.  

Ternate – Tidore – Jailolo - Morotai

Pulau Ternate, Tidore, Jailolo, dan Morotai terletak di Kepulauan Halmahera Barat. Sejak abad ke-13, Ternate sudah dikenal sebagai pusat perdagangan dunia. Bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris pun menjadikan pulau ini sebagai tujuan untuk mencari rempah-rempah.

Hingga kini, peninggalan Kerajaan Ternate masih bisa kita lihat di Keraton Sultan Ternate. Pemandangan laut Pulau Ternate dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya cukup memesona. Salah satu lokasi wisata terbaik adalah dataran tinggi di selatan Ternate yang merupakan tempat strategis untuk menikmati pemandangan matahari terbit dari balik Pulau Hiri. Tempat terbaik untuk menikmati seafood lezat khas Ternate adalah di distrik bisnis Ternate yang memiliki jalan sangat panjang.

Dari Pelabuhan Bastiong di Ternate, hanya butuh waktu 10 menit dengan perahu motor cepat untuk menyeberang ke Pulau Tidore. Di sini, Pantai Akisahu yang berpasir putih layak masuk dalam daftar kunjung. Sekitar 10 meter dari bibir Pantai Akisahu, ada sumber air panas yang mengandung belerang dan dipercaya menyehatkan. Sebagai pusat dari Kerajaan Tidore, bekas keraton Sultan Tidore kini menjadi sebuah museum yang juga menyimpan mahkota Sultan Tidore.

Masing-masing pulau memiliki festival budaya yang menarik. Pada bulan April, digelar festival Tidore yang menyajikan ritual adat dari tiga kesultanan, yaitu Ternate, Tidore, dan Jailolo. Puncaknya adalah pawai obor. Masyarakat berkeliling membawa obor, dan penerangan di pulau ini dimatikan. Maka, yang terlihat adalah cantiknya cahaya obar di sepanjang jalan di Tidore.  
 
Di festival ini, armada laut Tidore akan berkeliling pulau hingga akhirnya Kesultanan Tidore akan bertemu dengan Kesultanan Ternate di jembatan Ternate. Peristiwa budaya yang hanya terjadi satu tahun sekali ini memang menarik banyak wisatawan.

Perjalanan di Halmahera bisa terus berlanjut ke Jailolo yang mulai berbenah diri di sektor pariwisata dengan menggelar festival Teluk Jailolo. Olahraga memancing menjadi daya tarik teluk yang menjadi pusat penjualan rempah-rempah di Halmahera ini. Selain tarian tradisional dan kehidupan masyarakat setempat, wilayah bawah laut Jailolo juga menjual aset wisata yang indah.

Berjalan lebih jauh ke ujung Halmahera, ada Pulau Morotai yang dekat sekali dengan Filipina. Pulau ini menjadi saksi bisu Perang Dunia II ketika Jepang dikalahkan oleh sekutu. Morotai pun menjadi basis militer sekutu dalam menyerang kekuasaan Jepang di Asia Tenggara. Peninggalannya masih terlihat pada gua-gua serta bangunan yang sudah tak berbentuk sempurna lagi.   

Penerbangan langsung dari Bandara Hasanudin Makassar ke Bandara Sultan Baabullah Ternate tersedia dalam beberapa kali sepekan. Sedangkan transportasi di dalam Kota Ternate sendiri mudah didapat dengan angkutan umum ataupun taksi. Angkutan antarpulau pun tersedia dengan baik. Estimasi biaya perjalanan selama 7 hari, Rp7 juta - Rp8 juta.

Flores – Sumba

Flores dan Sumba memiliki potensi yang besar sebagai tujuan wisata yang komplet. Alam yang indah, budaya yang unik, aneka kain tenun yang memikat, kopi yang sedap tentunya mampu membuat siapa pun setuju bahwa dua pulau yang letaknya bersebelahan ini sangat memikat.

Ada banyak kampung adat tua dan unik yang menarik untuk dikunjungi. Untuk mencapai tempat-tempat ini butuh perjalanan jauh, termasuk harus berjalan kaki menelusuri hutan, karena letaknya yang di atas bukit. Salah satu yang terkenal adalah Kampung Waerebo yang mendapat predikat world heritage dari UNESCO, berkat rumah tradisional berbentuk kerucut dengan atap dari ilalang.

Bagi penyuka hiking, Danau Kelimutu yang terletak di atas Gunung Kelimutu wajib masuk daftar untuk dijelajahi. Danau ini dikenal juga dengan nama Danau Tiga Warna, karena memiliki tiga buah kawah yang warna airnya berbeda-beda: biru, merah, dan putih. Namun, perubahan alam menyebabkan warna danau ini kini berubah. Meski begitu, tetap cantik untuk dieksplorasi.

Menyusuri Flores dan Sumba, akan disuguhi dengan pemandangan pantai berpasir putih yang indah. Yang terkenal adalah pantai pasir putih Riung di Ngada, Kabupaten Bajawa. Jajaran pulau kecil yang saling berdekatan serta perairan yang tenang membuat lokasi ini cocok untuk diving, snorkeling, atau sekadar berenang di bibir pantainya. Apalagi, alam bawah lautnya langsung terlihat dari jernihnya air laut, mirip akuarium raksasa. Meskipun begitu, untuk mencapai lokasi ini memang dibutuhkan usaha ekstra melalui jalanan tanah, mirip offroad.

Kalau sudah sampai di Kabupaten Bajawa, berkunjunglah ke Kampung Bena. Jaraknya sekitar 4 jam dari Riung. Di kampung megalit ini, masyarakat setempat masih membuat kain tenun tradisional khas Flores dengan warna-warna yang terang. Tak ada salahnya membeli hasil kerajinan mereka ini sebagai buah tangan sekaligus membantu menyejahterakan kehidupan masyarakat setempat.

Pantai lainnya yang menarik dikunjungi adalah pantai dengan batuan biru di daerah Ende. Tempat ini juga kaya akan budaya. Waktu paling tepat menyaksikan semua pergelaran budaya ini adalah saat digelar festival rakyat. Di daerah Manggarai, ada festival yang mempertunjukkan tari perang rakyat Caci, biasanya berlangsung pada bulan November. Ada juga ritual Semana Santa di Larantuka yang tak kalah meriah dengan peringatan keagamaan sejenis di kawasan Amerika Selatan.

Menyeberang sedikit dari Flores menuju Sumba, keindahan alam yang ditemui tak kalah menarik. Kita bisa menemukan kampung-kampung tradisional megalit dengan makam-makan peninggalan raja-raja zaman dahulu. Sepanjang bulan Februari hingga Maret, upacara Pasola Jousting menarik untuk dilihat. Ini adalah permainan sekelompok penunggang kuda beraneka warna yang melempar lembing dari atas kuda mereka.  

Menurut Sugeng, yang perlu diperhatikan ketika melakukan perjalanan ke Flores dan Sumba adalah masalah transportasi udara yang terbatas dan tidak  tiap hari ada. Di musim panas, transportasi menuju daerah terpencil lebih mudah. Petualang pun dapat lebih menikmati indahnya alam dengan hiking dan menginap di dalam tenda. Meski jalan utama Sumba sudah cukup bagus,  untuk menuju pantai atau kampung adat di pedalaman, kita harus melewati jalan tanah yang becek di kala hujan. Estimasi biaya perjalanan 5 hari mencapai Rp10 juta.

Banjarmasin

Ibu kota Kalimantan Selatan ini mendapat julukan Kota Seribu Sungai karena banyaknya aliran sungai besar dan kecil yang membelah kota ini. Banjarmasin juga disebut sebagai Venice-nya Indonesia. Tak heran karena kehidupan masyarakat di sekitar sungai berkembang pesat.
   
Jalan-jalan ke kota ini tak hanya berhenti di tepian sungainya. Menurut Kumoratih, wisatawan terutama pencinta seni juga bisa mengeksplorasi seni budaya khas Banjar. Salah satunya adalah tradisi seni topeng yang memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Tradisi yang terbilang langka ini bisa disaksikan langsung di Kampung Barikin, 135 kilometer utara Banjarmasin. Konon, kampung yang dikenal sebagai kampung seniman tradisional Banjar ini dahulu adalah tempat persinggahan para bangsawan Kerajaan Negara Dipa (1387-1495).

Uniknya, di desa ini, tinggal seorang nenek, Astaliah (119), yang telah bergulat hampir seabad melestarikan tari Topeng Banjar. Diakui Kumoratih, di tengah segala keterbatasan, seni topeng ini tak bisa dijumpai dengan mudah. Itu sebabnya, Cultural Trip Gelar yang diadakan Kumoratih melihat potensi ini dan memfasilitasi para pencinta budaya untuk menyaksikan Tari Topeng Banjar dengan mengadakan trip budaya The Mask – on Location.

Objek wisata menarik lainnya yang juga terletak di luar Kota Banjarmasin adalah Kota Martapura, 40 kilometer sebelah timur Banjarmasin. Di sini, banyak dijual batu permata dengan harga bervariasi. Pencinta batik dapat mengunjungi Kampung Sasirangan, pusat pembuatan batik khas Banjarmasin.
Rasanya kurang puas kalau ke Banjarmasin tanpa berkunjung ke pasar apung Kuin dan Lok Baintan. Aktivitas kedua pasar ini dimulai pukul 5 - 7 pagi. Kita juga bisa menemukan kue apem yang legit dan bingka yang manis untuk teman sarapan.

Tak banyak angkutan umum di kota ini. Meski begitu, kendaraan yang menghubungan Banjarmasin dan kota lainnya bisa dengan mudah ditemukan. Untuk menghemat waktu diperjalanan, sangat disarankan untuk menyewa kendaraan.