Reshma juga dijadikan duta untuk kampanye #EndAcidSale untuk meningkatkan kesadaran publik. Uniknya, kampanye ini menggunakan iklan layanan masyarakat berupa video pendek kiat kecantikan. Pada satu episode, Reshma mengajarkan cara memulas lipstik, lalu berkata, “Memakai lipstik memang mudah, semudah membeli air keras. Karena itu, tiap hari ada satu korban penyerangan air keras.”
Di episode lain, Reshma memberikan kiat mengaplikaskan eye liner, lalu berkata, “Eye liner bisa dibeli dengan harga 100 rupee, tetapi air keras hanya 30 rupee.” Melalui semua tayangan ini Reshma mengajak penonton untuk menandatangani petisi yang menghentikan penjualan bebas air keras.
Video-video ini menjadi viral, ditonton jutaan orang dan bahkan mendapat penghargaan Glass Lion dan dua Grand Prix di ajang Cannes Lions International Festival of Creativity 2016 di Prancis. Namun, highlight perjuangan Reshma adalah saat ia berjalan di runway New York Fashion Week. Ia sangat girang! Seumur-umur, ia tak pernah bermimpi untuk datang ke Amerika dan berjalan sebagai model di panggung besar fashion dunia!
Meski tak pernah memiliki latar belakang peragawati, hari itu Reshma melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri di atas gelaran karpet New York Fashion Week. Sepanggung dengan para model kenamaan dunia dan terlihat bersinar dalam gaun rancangan desainer asal India, Archana Kochhar. Tepuk tangan dan apresiasi para tamu ikut membuat semangatnya membara. Baginya, tiap langkah mewakili perjuangan besarnya menaklukkan rasa takut dan traumanya untuk melanjutkan hidup.
Kemunculan Reshma tentu menarik perhatian pers. Wajah dan cerita Reshma pun muncul di berbagai media internasional. Menjadi inspirasi hidup bagi banyak orang untuk menghentikan segala bentuk kekerasan, dan mulai menebarkan kasih bagi sesama. “Saya menyadari bahwa kecantikan bukan sekadar apa yang terlihat di cermin. Lebih utama lagi, kecantikan adalah apa yang memancar dari hati. Kita seharusnya melihat semua orang melalui ‘mata’ yang sama,” tutur Reshma.
Kini, Reshma masih terus menjalani hidupnya sebagai penyintas dan aktivis #EndAcidSale. Masih banyak sekali pekerjaan yang harus mereka lakukan. Kasus Reshma sendiri belum selesai. Mantan iparnya sudah ditahan, tetapi dua pelaku lainnya masih buron. Persidangannya pun tertunda-tunda terus, walau Reshma sudah diwakili oleh seorang pengacara. Reshma ingin ketiga pelaku dihukum seberat-beratnya.
Meskipun kasusnya masih belum tuntas, Reshma hari ini telah berbeda jauh dari dua tahun lalu. Ia tak lagi meratapi nasib dan bahkan berani bermimpi. Impian besarnya sekarang adalah menjadi seperti mentornya, Ria Sharma. “Saya ingin bekerja seperti Ria. Saya ingin berjuang demi penyintas serangan air keras lainnya dan menyemangati mereka agar pantang menyerah.”
Reshma paham, tidak mudah menjadi sosok yang berjuang di tengah budaya patriarkat yang masih melanggengkan kekerasan pada wanita, seperti di negaranya. Namun, tekadnya sudah bulat dan ia yakin bahwa bersama-sama dengan para wanita dan pria lainnya yang sevisi, mereka bisa melakukannya. “Kita semua bisa menemukan kebahagiaan. Bagi saya, kebahagiaan sejati baru didapat bila kita berbuat sesuatu untuk orang lain,” tegasnya.(f)
Eyi Puspita (Kontributor – Jakarta)