Fashion Trend
Flexing dan Menyala, Koleksi Eddy Betty Couture 2025 Ditunggu-tunggu!

19 May 2025

Para front row: Marsha Timothy, Clara Bernadeth, Nikita Willy, Ayla Dimitri
Keindahan bodice dress yang memamerkan keunggulan Eddy Betty mendesain korset
Hitam menawan dengan permainan tekstur dan siluet
Korset sang primadona dalam pendaran berbagai rona emas
Berbagai merah yang terlihat simpel padahal menampilkan teknik rumit
Para front row: Maudy Ayunda, Patricia Gouw, Valerie Thomas, Asmara Abigail
Nuansa abu-abu yang menunjukkan permainan lipatan mawar tingkat tinggi
Para putri bawah laut menunjukkan eksistensi lewat gaun indah beraneka warna
Sentuhan teatrikal Eddy Betty yang terasa wearable untuk ratu panggung
Putihnya gaun pengantin penuh dengan kejutan detail
Macetnya (banget!) area menuju lokasi show tunggal Eddy Betty Couture 2025 bisa jadi salah satu indikasi bahwa fashion show ini sangat ditunggu-tunggu oleh pencinta fashion Tanah Air.

Meski tak pernah berhenti berkarya (yang trending baru-baru ini tentu saja dress kebaya akad nikah Luna Maya), Eddy sudah lama tidak menggelar show tunggal. Show tunggal terakhirnya, Liberte, tahun 2017 di Ballroom Hotel Mulia Senayan, Jakarta.

Dan di tempat yang sama pula, ia kembali mengadakan show tunggal, kali ini bertajuk Luminescence.

Kebaya pengantin, gaun karpet merah hingga gaun dengan pengerjaan rumit, berhasil ditaklukkan Eddy Betty. Foto: Dok. Eddy Betty

Sesuai artinya, pendaran, koleksi Eddy Betty Couture yang ditampilkan terinspirasi pendar sinar matahari saat menerpa permukaan laut, dan bergerak-gerak mengikuti alunan ombak. Pendarannya berkilau membentuk beragam impresi visual, entah di sela-sela ombak, di antara jaring nelayan, atau menyentuh keramba di tengah lautan.

Konsep ini diterjemahkan Eddy menjadi 77 tampilan yang memamerkan keunggulan cutting, handcrafting, dan penempatan ornamentasi tak terduga.

Eddy Betty comeback dengan koleksi Luminescence yang berpendar menawan. Foto: Dok. Eddy Betty

Setiap siluet dirancang dengan pendekatan arsitektural, namun tetap menghadirkan siluet feminin tubuh sang pemakai. Silver, emas, hitam, merah, dan palet warna seperti pendaran di bawah laut menghiasi runway.
Advertisement

Bukan Eddy Betty jika tidak bereksperimen dengan berbagai material. Teknik haute couture klasik jadi fondasi untuk menaklukkan material seperti lace, sifon, lame, sutra, logam, resin, serta polimer untuk membentuk gelombang dan tekstur berkilau menyerupai pendaran sinar matahari.

Beragam material yang diolah menjadi busana dengan detail unik, membalut seksi tubuh perempuan. Foto: Dok. Eddy Betty

Aksesori rancangan Rinaldy Yunardi pun, mulai dari topi baseball yang tetiba semewah mahkota hingga headpiece gaun pengantin yang rumit dari potongan cermin, seakan menyatu dengan total look. Beberapa di antara aksesori ini juga upcycle dari gaun lama Eddy Betty atau bahan tak terpakai dari Eddy Betty. Sebuah kolaborasi dalam siklus paripurna!

Lewat Luminescence, Eddy Betty bukan cuma comeback menggelar show tunggal, tapi juga flexing akan kekuatannya. Apa pun materialnya, ia mampu mengeksplorasinya jadi gaun inggil yang bisa dipakai meski di karpet merah atau di atas panggung. Menyala, koleksi Eddy Betty Couture-ku!

Baca juga:
Cinta Laura dan Chelsea Islan di Karpet Merah Festival Film Cannes 2025 Memakai Batik
Keindahan Dua Sisi Kontras dalam Stellarissa Studio Collection 2026
Koleksi Kapsul Wilsen Willim Merayakan Hari Kartini, Paduan Berkain dengan Sentuhan Modern

 

Zornia Harisantoso


 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?