Foto: Nicky Gunawan
Saat ini wanita bertinggi 177 cm ini berada dalam jajaran top model di Indonesia. Dalam peragaan busana desainer ternama tanah air, Michelle kerap menjadi muse, peraga utama yang tampil paling
awal dan akhir di catwalk. Baru-baru ini ia juga menjadi icon Jakarta Food and Fashion Festival. Namun, untuk mencapai semua itu ia memulainya tanpa restu sang ayah, yang awalnya tak suka ia menggeluti dunia modeling.
“Ketika saya ambil kuliah di jurusan desain komunikasi visual di Universitas Trisakti saja sudah dipertanyakan, karena Papa maunya anaknya kerja formal kantoran di balik meja. Belum terbayang lulusan desain itu akan jadi apa nantinya. Apalagi waktu pertama ikut modeling. Sebenarnya saya ikut modeling sejak SMA kelas tiga, tapi diam-diam. Daripada dimarahi terus, saya sembunyi-sembunyi kalau mau ada pemotretan atau catwalk,” ujarnya, mengenang saat-saat awal terjun ke dunia modeling.
Kebalikan dari sang papa, mama Michelle justru senang ia memiliki kegiatan selain kuliah. Sejak kecil mamanya rajin mendorong Michelle dan kakaknya, Monita Tahalea (29), les piano dan ikut latihan bulu tangkis dan renang di klub. Semua itu masih ia patuhi hingga duduk di kelas satu sekolah menengah pertama (SMP).
Sikap Michelle yang terlalu santai ini membuat mamanya gemas. Tak heran, ketika Michelle menggeluti modeling, mamanya paling semangat dan antusias mendukung. “Berbeda dengan Papa, Mama ‘melindungi’ saat ada job,” tambahnya.
Bukan karena terkesan glamor yang membuat wanita kelahiran 6 Oktober 1989 ini senang pada modeling. “Saya terpesona pada kerja seni di balik sebuah perhelatan peragaan busana dan lembaran fashion majalah. Tiap orang, dari model, fotografer, pengarah gaya, make-up artist, penata lampu, koreografer panggung, mencurahkan keahlian masing-masing untuk menghasilkan sebuah karya yang indah dan bisa dinikmati orang banyak,” ujarnya.
Namun, selain itu, ia tetap anak kuliah. Walau lelah karena harus membagi waktu antara kuliah dan modeling, ia bertekad menunjukkan kepada papanya bahwa ia orang yang bertanggung jawab. Ia pun
berhasil lulus dengan nilai IPK 3,5 dan tepat waktu: 3,5 tahun. Keberhasilan yang cukup membuat papanya percaya pada keseriusan Michelle menyelesaikan kuliah dan menjalani modeling.
Apalagi ketika ia juga tidak menyia-nyiakan ilmunya dengan membuat bisnis desain kemasan bingkisan, suvenir, dan hampers bersama tiga orang teman, yang diberi label Pop And Fold. “Saya ingin membuktikan, saya kerja di modeling bukan main-main. Dari honor modeling saya bisa membeli sendiri alat-alat yang dibutuhkan saat kuliah. Waktu membuat bisnis saya tidak meminta bantuan modal dari orang tua,” ujarnya.(f)
Topic
#MichelleTahalea