Mengenalkan musik klasik kepada anak-anak adalah impiannya sebagai musikus. Mesty yang aktif di Yayasan Musik Sastra Indonesia yang didirikan oleh Ananda Sukarlan ini, menjadi salah seorang penggerak program Children in Harmony. Program ini membawanya berkeliling dari sekolah ke sekolah, memainkan medley klasik hasil adaptasi lagu-lagu yang sudah akrab di telinga anak-anak, serta memberi pendidikan musik gratis.
“Saya yakin, musik klasik berkontribusi besar membangun kedisiplinan, kreativitas, kerja keras, fokus, dan intelektualitas pribadi. Menurut sebuah penelitian, musik juga sangat membantu pembentukan karakter anak,” tutur wanita yang bulan ini akan tampil di konser Young Leaders Jakarta Hub Global Shapers Community. Rupanya, ia cukup aktif di organisasi kalangan muda di bawah 30 tahun yang bernaung di bawah World Economic Forum ini.
Anak kedua dari 3 bersaudara ini mulai mengenal musik klasik dengan belajar piano sejak masih berusia 4 tahun. Chopin dan Tchaikovsky adalah beberapa musikus yang selalu menjadi idolanya hingga kini. Tak hanya piano, Mesty juga mahir memainkan biola dan flute, hingga kemudian ia terpikat pada harpa.
“Saya beruntung mendapat kesempatan berguru pada Heidi Awuy yang tidak pelit berbagi ilmu. Dia juga suporter terbesar, sehingga saya bisa comfort dan tampil percaya diri di depan publik,” kata Mesty, yang juga hobi beraktivitas scuba diving di waktu liburan.
Adapun mengenai kehidupan pribadi, di atas segalanya, impian Mesty adalah memiliki keluarga yang damai, bahagia, serta dikaruniai anak-anak yang baik. Namun demikian, Mesty mengaku menikmati statusnya sebagai lajang. “Pernikahan bagi saya bukanlah sesuatu yang harus dilakukan karena usia. Tapi, lihat ke depan, apakah bersama orang yang kita pilih kita bisa jadi orang yang lebih baik. Itu penting sekali. Never settle for less,” ujar Mesty, yakin.
Ficky Yusrini
Foto: Dok. Femina