Celebrity
Dari Mesty Ariotedjo Untuk Anak-Anak

22 Jul 2014

Di antara kesibukannya sebagai dokter, pemetik kecapi Mesty Ariotedjo (25) ternyata tetap mempunyai waktu untuk mempersiapkan album terbarunya yang berisikan lagu dengan iringan musik klasik. Ia merasa bahwa di Indonesia musik klasik berat tidak mudah diterima. Makanya, ia mencoba masuk lewat musik yang populer untuk telinga awam.

“Konsepnya lebih ke anak-anak. Pesannya, tentang hal-hal yang simpel untuk anak. Misalnya, mengajak anak untuk belajar,” tutur Mesty, yang menggubah sendiri lagu-lagunya, sedangkan untuk aransemennya ia dibantu rekannya, Andreas Arianto. Kelak, hasil dari penjualan album tersebut akan disumbangkan ke sekolah-sekolah di Ruteng, NTT, yang masih sangat membutuhkan pasokan buku-buku yang layak.

Mengenalkan musik klasik kepada anak-anak adalah impiannya sebagai musikus. Mesty yang aktif di Yayasan Musik Sastra Indonesia yang didirikan oleh Ananda Sukarlan ini, menjadi salah seorang penggerak program Children in Harmony. Program ini membawanya berkeliling dari sekolah ke sekolah, memainkan medley klasik hasil adaptasi lagu-lagu yang sudah akrab di telinga anak-anak, serta memberi pendidikan musik gratis.

“Saya yakin, musik klasik berkontribusi besar membangun kedisiplinan, kreativitas, kerja keras, fokus, dan intelektualitas pribadi. Menurut sebuah penelitian, musik juga sangat membantu pembentukan karakter anak,” tutur wanita yang bulan ini akan tampil di konser Young Leaders Jakarta Hub Global Shapers Community. Rupanya, ia cukup aktif di organisasi kalangan muda di bawah 30 tahun yang bernaung di bawah World Economic Forum ini.

Anak kedua dari 3 bersaudara ini mulai mengenal musik klasik dengan belajar piano sejak masih berusia 4 tahun. Chopin dan Tchaikovsky adalah beberapa musikus yang selalu menjadi idolanya hingga kini. Tak hanya piano, Mesty juga mahir memainkan biola dan flute, hingga kemudian ia terpikat pada harpa.

Advertisement
Saat di bangku kuliah, ia berguru harpa dari maestro harpa, Heidi Awuy. Dalam waktu singkat Mesty mengantongi gelar Merrit dari Associated Board of The Royal Schools of Music untuk permainan harpanya. Sejak itu pula, tawaran untuk manggung memainkan harpa mulai berdatangan.

“Saya beruntung mendapat kesempatan berguru pada Heidi Awuy yang tidak pelit berbagi ilmu. Dia juga suporter terbesar, sehingga saya bisa comfort dan tampil percaya diri di depan publik,” kata Mesty, yang juga hobi beraktivitas scuba diving di waktu liburan.

Adapun mengenai kehidupan pribadi, di atas segalanya, impian Mesty adalah memiliki keluarga yang damai, bahagia, serta dikaruniai anak-anak yang baik. Namun demikian, Mesty mengaku menikmati statusnya sebagai lajang. “Pernikahan bagi saya bukanlah sesuatu yang harus dilakukan karena usia. Tapi, lihat ke depan, apakah bersama orang yang kita pilih kita bisa jadi orang yang lebih baik. Itu penting sekali. Never settle for less,” ujar Mesty, yakin.


Ficky Yusrini
Foto: Dok. Femina




 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?