Trending Topic
Mirta Kartohadiprodjo, Dari Hobi Lahir Bacaan Bermanfaat untuk Kaum Wanita

4 Feb 2017


Foto: Nuri Fajriati, Dok. Femina Group
Menegakkan kemerdekaan pers dan membangun industri pers yang sehat dan bermartabat. Semangat yang diusung oleh organisasi Serikat Perusahaan Pers (SPS) tersebut bukan sebuah pekerjaan mudah. Butuh konsistensi dan perjuangan terus menerus. Di balik itu, adalah tokoh-tokoh penggiat pers yang bekerja keras dan berkarya untuk keberlangsungan SPS serta industri pers nasional secara umum.
 
Dengan latar belakang pemikiran itu, maka pada  perayaan ulang tahun ke-70, SPS memberikan penghargaan Lifetime Achievement Awards kepada 14 tokoh yang telah berjasa bagi SPS dan dunia pers nasional.
 
Salah satunya adalah Mirta Kartohadiprojo (72), yang bersama kakaknya, Sofyan Alisjahbana, dan dua temannya, Widarti Goenawan & Atika Makarim mendirikan majalah wanita modern pertama di Indonesia dengan nama femina pada tahun 1972.
 
Sejak saat itu, Femina berkembang menjadi sebuah grup media yang menerbitkan belasan majalah baik lokal maupun lisensi yang berorientasi pada gaya hidup wanita berbagai usia dan keluarga. Setahun setelah femina, lahir GADIS yang digagas oleh Pia Alisjahbana sebagai majalah remaja pertama di Indonesia.
 
Berikutnya lahir majalah Ayahbunda, yang seperti femina lahir dari tangan Mirta. Ayahbunda dapat dikatakan cikal bakal penerbitan majalah lisensi di Indonesia karena bekerja sama dengan Majalah Eltern Jerman. Setelah itu lahir Dewi, Pesona, Grazia, Cleo, Estetika dan majalah lainnya.
 
Di era digital, Femina Group terus maju dan majalah-majalah ini kini telah bermetamorfosis menjadi multikanal print dan digital dengan aktivasi yang masif di berbagai komunitas dan meraih puluhan juta viewers.
Advertisement
 
"Saat memulai, saya tidak membayangkan bahwa femina bisa menjadi bacaan yang berlangsung begitu lama. Apa yang kami mulai dari sekadar hobi kemudian menjadi serius. Tentu tidak mudah mempertahankan popularitas tapi kami berpegang teguh pada konsep utamanya, bacaan yang bermanfaat,” ujar Mirta usai menerima penghargaan, pada Sabtu, (3/2) di Jakarta.
 
Pemilihan dan pemberian penghargaan ini tidak main-main. Ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan, seperti dijelaskan oleh Hadi Pranoto, Head of Corporate Communications SPS. Kriteria tersebut; masih aktif mengembangan industri pers Indonesia, perusahaan atau penerbitan pers tersebut yang terbit dan eksis, memiliki perusahaan pers yang sehat secara bisnis, dan memberikan kontribusi bagi pengembangan dan kemajuan SPS.
 
"Ini merupakan penghargaan yang diberikan SPS kepada Ibu Mirta yang masih terus berkontribusi bagi dunia pers (kini) sebagai Dewan Pembina Femina Group dan anggota dewan Pertimbangan SPS Pusat,” tambah Hadi Pranoto .
 
Empat dekade perjalanannya bersama Femina Group, Mirta melihat dunia media terus berubah. Namun di tengah arus perubahan itu ia percaya Pemimpin Femina Group saat ini dan masa yang akan datang akan dapat mempertahankan idealisme yang dibangun saat perusahaan ini berdiri .
 
"Kita menghadapi perubahan yang luar biasa. Mau tidak mau media print berubah menjadi digital. Namun seperti dikatakan Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara, media cetak masih dianggap memiliki kredibilitas dan bisa diandalkan, karena itu kita harus bisa mengambil sikap dan langkah yang tepat untuk menjalankan usaha pers di kedua medium tersebut,” tambahnya.
 
Femina Group saat ini dipimpin oleh Svida Alisjahbana (CEO) (f)

Baca Juga:



Topic

#femina

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?