Demikian juga yang dialami Elvera N. Makki, Director, Country Head of Corporate Affairs at Citi. “Femina sudah jadi bagian hidup saya karena ibu saya membaca Femina hingga akhirnya membacanya karena kebutuhan saya sendiri. Femina adalah satu dari sedikit majalah wanita yang makin langka dan powerful untuk memberikan kekuatan, wawasan, pencerahan kepada wanita Indonesia untuk maju, untuk menjadi lebih baik, berkarier lebih strategis, dan independen. Saya merasakan manfaatnya bukan dari majalahnya saja tapi juga komunitas dan jaringannya."
Hera Diani, penggagas Magdalene.co. yang juga hadir dalam kesempatan yang sama berbagi cerita. “Saya membaca Femina sejak remaja. Tadinya secara sembunyi-sembunyi. Sebagai perempuan, resep Femina enggak ada tandingannya. Saya lihat Femina bisa beradaptasi dengan zaman, sehingga lebih banyak isu yang relevan dengan saya. Sekarang memang bukan masa kondusif bagi industri media cetak, semoga Femina bisa bangkit dan maju lagi. Dan menyuarakan isu wanita yang lebih beragam, karena saya lihat Femina terkadang masih konservatif.”
Memang, begitu banyak dan beragam isu tentang wanita perlu diangkat. Selain Femina dan Magdalene, ada juga Jurnal Perempuan yang memiliki perhatian yang sama terhadap wanita. "Femina dan Jurnal Perempuan adalah sama-sama media untuk perempuan, tapi karakternya berbeda, yang menurut saya saling melengkapi, karena wanita juga tidak sama. Yang saya suka dari Femina, sebagai media wanita ia menggunakan format dan bahasa populer yang mudah diterima lebih banyak wanita. Isi Femina sangat cerdas, tidak semata-mata menawarkan konsumeritas tapi juga ide-ide segar yang diperlukan wanita muda, khususnya di perkotaan. Sementara Jurnal Perempuan sifatnya lebih serius, ilmiah, dan memiliki segmen lebih terbatas. Keberadaan Femina membantu menyebarkan kemajuan hak-hak perempuan,” ujar Atnike Sigiro, Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan.
Ucapan selamat ulang tahun juga disampaikan dari 'jauh' oleh para sahabat setia femina.
“Selamat ulang tahun femina. Terima kasih untuk ‘bidan-bidan’ yang luar biasa yang sudah melahirkan ilmu pengetahuan yg indah, membuat ibu RT menjadi manager yang andal, melangkah dengan penuh percaya diri seolah menjadi sarjana di segala bidang tanpa ijazah. Sungguh luar biasa, betapa tidak, calon suamiku saat itu memberikan mas kawin ide dari sampul majalah perdana dengan model Ibu Tuti Indra Malaon. Saya masih ingat bagaimana calon suamiku berkata …”saya terima menikah dengan mas kawin ...disebutkanlah satu per satu dengan lancar tanpa cela. Alhamdulillah. Terima kasih femina yang sangat berjasa bagi wanita..” demikian ungkap Heti Sunaryo, istri seniman Sunaryo dari Bandung.
46 tahun bukan waktu yang sebentar, namun seperti diutarakan Alissa Wahid yang hadir dalam acara, ini adalah usia yang sangat oke, dimana kita berada dalam tahap kehidupan yang tahu apa yang kita perjuangkan dan apa yang yang jadi tantangan ke depan. "Saya berharap femina semakin kuat menginspirasi wanita Indonesia. Karena wanita Indonesia membutuhkan femina,” ujar Direktur Nasional Jaringan Gusdurian, yang bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh ini. (f)
Baca Juga:
Alissa Wahid : Menguatkan “Kita” di Tengah “Aku”
Merayakan 46 Tahun Femina Hadir untuk Menguatkan Wanita Indonesia
46 Tahun Femina: Perjalanan Panjang Mendampingi & Menjadi Sahabat Wanita Indonesia Untuk Melangkah Maju dan Mandiri
Topic
#HUTFEMINA, #ulangtahunfemina, #46tahunfemina, #majalahwanitaindonesia