Trending Topic
Aktivis Remaja Indonesia, Melati Wijsen, Masuk Daftar Davos 2020

22 Jan 2020


Dok. @melatiwijsen



Tak lagi tepat rasanya jika menyebut anak remaja hanya anak bawang yang tak bisa apa-apa. Karena apa yang dilakukan para remaja istimewa ini justru bisa membuktikan bahwa mereka bisa mengubah dunia.
 
Hal ini dibuktikan dalam pertemuan tahunan World Economic Forum ke-50 di Davos, Swiss, pada 21 Januari 2020, yang merilis 10 remaja pembawa perubahan. Salah satunya adalah Melati Wijsen, remaja domisili Bali yang menggagas gerakan Bye Bye Plastic Bag sejak berusia 12 tahun bersama adiknya, Isabel Wijsen.
 
Terinspirasi dari pelajaran di sekolahnya tentang aksi orang-orang berpengaruh seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandhi hingga Lady Diana, mereka akhirnya terpikir untuk melakukan sesuatu untuk lingkungannya. Mengingat Bali adalah salah satu daerah wisata dengan produksi sampah plastik terbesar, akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan gerakan bersih-bersih sampah plastik sejak tahun 2013.
 
Melalui gerakannya tersebut, Melati melakukan petisi, kampanye hingga membersihkan pantai. Gadis yang kini berusia 19 tahun ini pun mengajak teman-teman sekolahnya hingga para turis yang datang ke Bali untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan pembersihan sampah setiap minggunya.
 
Aksinya tersebut pun menginspirasi pemerintah daerah di Bali untuk melarang penggunaan plastic sekali pakai. Dan sejak 2019, Bali resmi mengeluarkan peraturan daerah tentang pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai, sedotan plastic dan styrofoam di masyarakat.
 
Advertisement
Forum WEF bukanlah pertama kalinya aksi Melati dan adiknya diakui dunia. Pasalnya, tahun 2018 ia dan adiknya didapuk sebagai salah satu Remaja Paling Berpengaruh versi Time dan Young Wonders CNN.
 
Selain Melati, beberapa remaja lain yang juga masuk dalam daftar Davos 2020 sebagai anak muda yang memimpin dengan memberikan contoh baik adalah Greta Thunberg (17 tahun, aktivis lingkungan), Muhammad Al Jounde (18 tahun, aktivis pendidikan) hingga Natasha Mwansa (18 tahun, aktivis kesehatan dan kesejahteraan anak).
 
Memang, memasuki tahun 2020 ini adalah tahunnya para aktivis remaja atau yang populer dipanggil ‘youth activist’ atau ‘teen activist’ beraksi. Karena para aktivis muda inilah yang konsisten dan lantang menuntut perubahan untuk kebaikan dunia. Mereka gerah karena ‘orang dewasa’ hanya bisa berjanji tanpa bisa memberi bukti untuk memberikan dunia yang ‘sehat’ untuk anak-anak mereka.
 
Peran mereka untuk mengubah dunia tidak bisa dipandang sebelah mata. Para aktivis muda ini menjadi pionir gerakan-gerakan sosial berdampak positif. Bahkan, mereka bisa menggerakkan sampai puluhan juta orang di berbagai negara, termasuk para orang dewasa, untuk membuka mata dan melakukan aksi nyata menyelamatkan dunia. (f)



BACA JUGA :
Kisah Greta Thunberg, Anak Asperger dan Introver yang Menjadi Aktivis Lingkungan
Greta Thunberg, Aktivis Lingkungan Termuda yang Gerakkan Jutaan Orang di Dunia

 


Topic

#MelatiWijsen

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?