Memahami Konsumen
Pada sesi kedua, founder Dapur Cokelat, cake shop yang didirikan pada tahun 2001 dengan outlet pertama di Jl. Ahmad Dahlan, KebayoranBaru, ErmeyTrisniarty berbagi pengalaman bagaimana memahami perilaku konsumen dan memiliki business plan menjadi hal penting bagi bisnis miliknya bisa eksis hingga saat ini.
“Bagaimana kami tahu apa yang dibutuhkan konsumen kami? Dari survei,” kata Ermey, wanita lulusan NHI Bandung ini. Dari data yang didapat lewat survei ditemukan, konsumen Dapur Cokelat 53% menganggap produk Dapur Cokelat adalah produk untuk special event seperti ulang tahun, Natal, Lebaran, dan lain-lain.Sebanyak 27% mengaku membeli produk Dapur Cokelat untuk diberikan kepada kolega dan 15% yang membeli untuk dinikmati sendiri.
Data ini, bagi Dapur Cokelat, menjadi bahan untuk strategibisnis, bahwa produk Dapur Cokelat memberikan rasa bangga sehingga layak untuk diberikan kepada orang lain. “Hasil ini menuntut kami untuk melakukan inovasi terus menerus. Karena yang dibutuhkan konsumen adalah untuk gift. Saatini, R&D kami harus bisa menghasilan empat produk baru tiap tahun yang sesuai dengan market,” kata Ermey.
Namun, bisakah perilaku konsumen berubah?“Bisa banget, karena itu kita butuh business plan. Di Dapur Cokelat, kami menysuun Business Plant di akhir tahun, di awal tahun, menyosialisasikan ke tim menajerial, lalu kami evaluasi, apakah sudah sesuai dengan perencanaannya. Masih usaha rumahan dan merasa tidak perlu Business Plan?Tidak bisa lagi.Karena dengan business plan kita bisa melihat bagaimana bisnis kita berkembang,” kata Ermey.
Ermey juga bercerita bagaimana maraknya online dan media sosial sempat memberikan efek kepada bisnisnya.“Tepatnya pada tahun 2016, ketika terjadi perubahan budaya membeli, dari yang tadinya senangke outlet berubah membeli secara online. Call center kami sepi. Business plan pun berubah. Kami kerjasama dengan online courier, dan online payment dan mobile apps yang sedang kami jalankan. Kita harus berubah sesuai dengan perubahan market behavior,” pungkas Ermey. (f)
Baca Juga :
Belajar Bisnis Cokelat Lewat Factory Visit Ke Pabrik Tulip Chocolate Di Karawang
4 Kunci Sukses Dapur Cokelat Tetap Eksis Hingga Kini
Wise Women Bali: Memahami Pengelolaan Keuangan UKM dan Kekuatan Storytelling Untuk Bisnis Di Sosial Media