Foto : 123RF
Ratmi duduk di kursi balkon. Balkon itu merupakan teras yang luas di depan kamarnya di loteng rumahnya. Dari sini pemandangan selalu indah. Biasanya. Ya, biasanya. Halaman yang luas tertata rapi. Mang Eman yang mengurus halaman tidak pernah membiarkan pepohonan terlalu rimbun, bebungaan kering, kolam kecil di ujung taman kekurangan atau kelebihan air.
Ramai. Meriah. Rumah besar itu seperti sedang berpesta. Ya, sejak dua hari yang lalu. Waktu hari ulang tahun Ratmi. Anak-anaknya, menantunya, cucu-cucunya, membawa kado. Rintan dan Raninta memberi perhiasan. Dasiman memberi tiket berlibur keliling Eropa. Cucu-cucunya, ada yang memberi buku, bunga yang katanya sengaja ditanam dua bulan yang lalu, dan entah apa lagi.
Kang Dira berdoa. Lalu Ratmi meniup lilin enam buah di sebelah kiri dan lima buah di sebelah kanan, pertanda enam puluh lima tahun. Lalu semuanya memeluk dan mencium Ratmi. Lalu kue dipotong, semuanya makan belepotan. Lalu ada yang menyanyi, baca puisi, bersorak, main gitar, main piano. Meriah.
Topic
#fiksi, #ceritapendek